1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lewat Karya Seni, Ia Menolak Lupakan Kolonialisme Jerman

Christine Harjes
12 Maret 2024

Dari nama jalan, monumen, dan makam penguasa kolonial, jejak era kolonial tersebar di Jerman. Di Bonn, seniman Cheryl McIntosh membahas sejarah kolonialisme dan dampaknya saat ini.

Seniman Cheryl McIntosh
Cheryl McIntosh menampilkan seni tentang masa kolonialFoto: Emanuel Spieske

Pengunjung berkerumun di sekitar karya Cheryl McIntosh yang dipamerkan di Bonner Stadtvilla di Kota Bonn, Jerman. Jika Anda ingin melihat semua instalasi dan kolase, Anda harus bersabar. Pembukaan pameran bertajuk "Counter Thoughts - Counter Images" ini memang menarik banyak pengunjung.

McIntosh, yang lahir di Jamaika, menggunakan karya seni untuk mengeksplorasi sejarah kolonial. Pameran ini merupakan bagian dari proyek "Budaya Pengingat Aktif” oleh Pusat Sejarah Kota dan Budaya Memorial Kota Bonn.

Kolonialisme, sejarah Jerman yang nyaris terlupa

Dalam instalasi yang dipasang tepat di area pintu masuk, McIntosh menghadapkan pengunjung dengan kutipan dari Konrad Adenauer, yang pada kemudian hari menjadi kanselir pertama Republik Federal Jerman: "Kekaisaran Jerman harus berusaha keras untuk setidaknya memperoleh koloni. Terlalu sedikit ruang di Kekaisaran itu sendiri untuk populasi yang besar."

Kutipan dari tahun 1927 mungkin tidak diketahui oleh sebagian besar orang Jerman. Secara umum, hanya sedikit masyarakat Jerman yang tahu tentang sejarah kolonial oleh negara mereka, kata perempuan berusia 62 tahun itu.

"Harus ada lebih banyak diskusi tentang hal ini. Sekolah harus lebih banyak membahas sejarah kolonial sehingga anak-anak mengembangkan kesadaran tentang apa yang terjadi pada lebih dari 100 tahun yang lalu." 

Kebrutalan kolonialisme Jerman di Afrika

Antara tahun 1885 dan 1919, Jerman adalah kekuatan kolonial terbesar ketiga di Afrika. Wilayah koloni Jerman tersebut mencakup area yang sekarang disebut Namibia, yang sekarang menjadi negara bagian Burundi, Rwanda, dan Tanzania, serta Togo, Kamerun, dan wilayah yang sekarang disebut Ghana. Jerman secara brutal menghancurkan perlawanan masyarakat lokal ketika menaklukkan wilayah jajahan.

Jejak masa ini masih dapat ditemukan di Jerman. Penjahat kolonial Lothar von Trotha dimakamkan di Bonn. Sebagai komandan pasukan kolonial di Afrika Barat Daya Jerman, sekarang Namibia, von Trotha bertanggung jawab atas genosida suku Herero dan Nama. Diperkirakan hingga 100.000 warga Herero dan Nama tewas akibat kejahatan kolonial Jerman.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Namun tidak ada petunjuk tentang peran Trotha terhadap pembantaian ini di pemakamannya di Bonn. Dalam pamerannya, McIntosh memperingati genosida dengan menampilkan pejuang perlawanan Herero, Samuel Maharero. Di kakinya, ada sebuah plakat yang ditutupi lumut dari makam Trothas yang menginformasikan tindakan kekerasan oleh sang komandan.

Ketimpangan hubungan kekuasaan

Seorang pengunjung menekankan pentingnya topik kolonialisme pada masa sekarang. "Sejarah kolonial masih membentuk kita saat ini dan itulah mengapa menurut saya masih sangat penting untuk mengedukasi dan memberi informasi kepada masyarakat tentang hal tersebut," ujarnya.

Pengunjung lain menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan DW bahwa: "seluruh dunia konsumsi kita didasarkan pada fakta bahwa selama periode waktu tertentu kita telah memperkaya diri dari sumber daya yang ada di wilayah lain di dunia atau meraup untung lebih lewat barter, dan masih terus berlanjut hingga saat ini."

McIntosh juga membahas eksploitasi kolonial dalam instalasi seni di atas lantai. Dia menata kapas, gula, dan kopi di samping sosok yang tampaknya diperbudak. 

Kesejahteraan bersama di seluruh faktor produksi juga menjadi tema pameran iniFoto: Emanuel Spieske

Kolonialisme dan rasisme

Bagi McIntosh, dampak era kolonial lebih sekadar ketimpangan struktur ekonomi akibat hubungan kekuasaan yang tidak setara. Kolonialisme juga terkait erat dengan diskriminasi yang terjadi di Jerman saat ini, ujarnya.

"Sebagai orang kulit hitam, saya telah diserang secara verbal. Bagi saya, ini adalah tanda kolonialisme.” Itu sebabnya rasisme dan kolonialisme menjadi pendorong karyanya sejak awal.

Seorang pengunjung yang dalam kesehariannya banyak terlibat dengan topik rasisme menekankan: "Jelas sekali bahwa rasisme memainkan peran besar dalam masyarakat kita. (Memengaruhi) cara kita dibesarkan dan membentuk masa lalu. Penting bagi masyarakat untuk menjadi sadar ketika mereka berpikir atau bertindak rasis."

McIntosh, yang telah bergumul dengan masa kolonial dan rasisme dalam karya seninya selama hampir sepuluh tahun, berharap karya-karyanya dapat mempertajam pandangan terhadap masa lalu kolonial dan menciptakan kepekaan yang lebih besar terhadap konsekuensi kolonialisme.

"Saya ingin orang-orang mulai berbicara dan berbagi tentang apa yang terjadi di masa lalu. Saya pikir kita perlu memulai dengan narasi dan refleksi.”

ae/hp