1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menstrual Cup: Lebih Baik daripada Pembalut?

9 November 2019

Selain pembalut, ada alternatif lain yang bisa Anda gunakan saat menstruasi yakni 'menstrual cup' atau cangkir menstruasi. Apa itu?

Menstruationstasse
Foto: Colourbox

Jika Anda adalah pengguna pembalut atau tampon yang sedang mencari alternatif yang lebih baik tak hanya untuk tubuh Anda namun juga untuk lingkungan, maka Anda bisa mulai melirik menstrual cup. Pernah mendengar istilah itu? Menstrual cup atau cangkir menstruasi pertama kali muncul tahun 1930-an, namun belakangan menjadi semakin populer. Versi pertama cangkir menstruasi dipatenkan tahun 1932, namun tahun 1937 seorang perempuan bernama Leona Chalmers menyempurnakan bentuknya.

Seperti namanya, menstrual cup adalah cangkir berbentuk lonceng yang menampung aliran darah menstruasi. Terbuat dari lateks atau silikon dan dirancang agar dapat digunakan kembali hingga bertahun-tahun, sehingga dianggap lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan. Produk ini juga diklaim dapat menghindarkan pemakainya dari paparan zat kimia pada pembalut. Cangkir menstruasi juga dianggap lebih praktis karena hanya perlu dicuci saat darah menstruasi yang ditampung telah penuh.

Di pasaran, harga menstrual cup cukup bervariasi mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu untuk kualitas yang lebih baik. Sekilas, angka Rp 500 ribu memang terkesan mahal, akan tetapi nilai tersebut akan lebih ekonomis jika Anda bandingkan dengan uang yang harus dikeluarkan untuk membeli pembalut biasa setiap bulannya selama lima tahun.

Baca juga: Bukan Barang Mewah, Warga Jerman Tuntut Turunkan Pajak Produk Menstruasi

Berbagai jenis produk menstruasi yang tersedia di pasaran, pembalut, tampon dan menstrual cupFoto: Colourbox

Sama tapi tak serupa

Di Indonesia, cangkir menstruasi masih belum banyak digunakan. Di samping penggunaannya yang tidak seringkas pemakaian pembalut, nyatanya masih banyak juga yang tidak mengetahui kegunaan silikon penampung cairan haid ini. Meski fungsinya sama, penggunaan pembalut dan menstrual cup berbeda. Menggunakan produk ini saat haid memang harus lebih hati-hati. Anda harus benar-benar memastikan ukuran menstrual cup yang Anda gunakan pas. Anda mungkin perlu mencoba beberapa ukuran terlebih dahulu sebelum menemukan yang paling cocok. Jika pembalut digunakan dengan cara ditempel di celana dalam, penggunaan menstrual cup dilakukan dengan cara dimasukkan ke dalam vagina, dengan ujung berbentuk cawan menghadap ke atas. Nantinya, darah menstruasi akan tertampung ke dalam cawan tersebut dan Anda bisa membuangnya ketika dirasa sudah penuh.

Cara menggunakan menstrual cup hampir sama dengan penggunaan tampon. Anda perlu memposisikan diri senyaman mungkin, bisa dengan duduk, jongkok, atau salah satu kaki diangkat ke atas. Setelah itu, pegang ujung cangkir menstruasi ini dengan melipatnya seperti bentuk huruf U. Lalu, masukkan ke dalam vagina perlahan hingga ujungnya. Mudah, bukan?

Memang terkadang muncul rasa cemas, takut cairan keluar berlebih dan menimbulkan noda darah di area kelamin dan bokong. Tidak perlu khawatir, menstrual cup sifatnya adalah menampung, bukan menyerap. Masa menampung darah yang keluar juga terbilang cukup lama, sekitar 5-9 jam, tergantung produksi menstruasi Anda hari itu.

Setelahnya, Anda tak perlu mengganti, melainkan cukup mengeluarkan cangkir menstruasi dari dalam vagina, mengosongkan isinya, membersihkannya dengan air, dan memasukkannya kembali ke dalam vagina. Pada hari pertama Anda mungkin bisa membersihkan menstrual cup maksimal 4 jam sekali, dan akan berkurang seiring periode menstruasi Anda. Untuk menghindari iritasi, sebisa mungkin jaga kebersihan tangan dan cuci cup dengan benar, bila hendak digunakan kembali

ha/ts (berbagai sumber)