Menteri Susi Tenggelamkan Lebih 80 Kapal Pencuri Ikan
4 April 2017
Indonesia tenggelamkan lagi 81 kapal yang tertangkap karena melakukan illegal fishing. Pemerintahan Jokowi sejak 2014 sudah menghancurkan lebih 300 kapal.
Iklan
Akhir minggu lalu, Indonesia kembali menenggelamkan 81 kapal yang melakukan penangkapan ilegal di perairannya. Sebagian besar kapal itu adalah kapal nelayan asing. Sejak Presiden Joko Widodo mendeklarasikan perang terhadap penangkapan ikan ilegal, sudah 317 kapal asing yang tertangkap dan dihancurkan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dia berharap penenggelaman kapal-kapal itu akan menjadi peringatan bagi para pelaku illegal fishing.
"Kami berharap bahwa Sino (nama kapal) adalah simbol dari kemenangan kita atas penangkapan ikan ilegal," kata Menteri Susi Pudjiastuti setelah menyaksikan dua kapal yang dihancurkan ditenggelamkan di perairan Ambon.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan disebutkan, pada hari Sabtu lalu (1/4) penenggelaman kapal dilakukan di 12 lokasi berbeda di seluruh Indonesia. Sebagian besar kapal berasal dari Vietnam, Filipina, Malaysia dan Thailand.
Kebijakan keras terhadap penangkapan ikan ilegal yang dilancarkan Indonesia tahun lalu sempat menyebabkan ketegangan diplomatik dengan negara-negara tetangga.
Sebuah kapal penjaga pantai Cina sempat berusaha mencegah penangkapan kapal nelayan Cina di perairan Laut Cina Selatan dekat kepulauan Natuna.
Indonesia memperkirakan, tahun 2014 penangkapan ikan ilegal menyebabkan kerugian negara sampai Rp. 101 trilyun.
Menteri Susi Pudjiastuti menyatakan larangan penangkapan ikan bagi kapal-kapal asing segera setelah menjabat. "Kedaulatan negara harus ditegakkan," kata dia.
Laut Sehat, Makananpun Sehat
Laut sumber makanan. Para petinggi negara, perwakilan penelitian, perikanan dan industri plastik terus bersama-sama mencari kata sepakat dalam melindungi lautan.
Foto: Eric Gevaert - Fotolia.com
Samudra yang murah hati
Laut adalah sumber makanan terbesar di dunia. Sekitar satu miliar orang secara langsung tergantung pada sektor perikanan. Tetapi mereka memperjuangkan sumber daya laut dengan cara-cara yang tidak sama: perahu nelayan kecil ini hampir tak dapat bersaing dengan kapal pukat industri raksasa.
Foto: Eric Gevaert - Fotolia.com
Berlomba menangkap ikan
Pada awal musim penangkapan ikan, armada besar kapal pukat Cina berlomba menangkap ikan. Sengketa teritorial antara Cina, Vietnam, Malaysia, Indonesia, Brunei dan Filipina muncul memperebutkan sumber daya mineral di Laut Cina Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Kuota perlindungan populasi
Di Uni Eropa, tahun demi tahun, dalam negosiasi alot, negara-negara anggota setuju pembatasan penangkapan ikan. Termasuk penangkapan ikan hering. Nelayan diperbolehkan untuk menangkap seperlunya, agar generasi mendatang tak menderita akibat terjadi penangkapan ikan berlebihan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hak penangkapan ikan
Namun di antara negara-negara Uni Eropa, terjadi pula konflik terbuka soal penangkapan ikan: Nelayan Spanyol berdemonstrasi menentang pembangunan terumbu buatan yang terbuat dari blok beton yang dilakukan pemerintah Inggris di wilayah laut dari Gibraltar. Terumbu buatan ini akan menghancurkan jaring pukat nelayan.
Foto: Reuters
Jaring ikan raksasa
Jaring ikan di dasar laut. Populasi ikan dapat dilindungi oleh jaring ikan yang dipilih sehingga ikan-ikan kecil tidak tertangkap. Oleh karena itu, banyak negara melarang jaringan yang lubangnya terlalu sempit. 75 persen stok ikan di dunia sudah habis.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
Perjalanan ikan di seluruh dunia
Sudah sekian lama, yang disebut ikan segar, tidak lagi disebut dimana ikan-ikan itu ditangkap. Berkat sistem pendinginan modern, ikan-ikan dari Asia, Afrika atau Pasifik bisa mendarat di piring Eropa. Mereka diangkut melalui udara, mungkin setelah beberapa hari ditangkap. 90 juta ton makanan setiap tahunnya berasal dari laut.
Foto: Getty Images
Penangkaran ikan untuk ekspor
Beberapa negara telah mengembangkan sektor perikanan menjadi industri yang menguntungkan. Ikan di Vietnam terutama ditujukan untuk ekspor. Dalam setahun, misalnya, sekitar satu juta ton ikan pangasius diekspor dari sini.
Foto: Philipp Manila Sonderegger
Seberapa sehat salmon?
Peternakan ikan di perairan alami, seperti di Rusia, bukan tanpa kontroversi: Salmon diberi makan dengan tepung ikan. Tapi ikan-ikan makanannya harus ditangkap terlebih dahulu. Sekitar empat kilo sarden untuk satu kilo salmon. Bahkan peternakan ikan mencemari air di sekitarnya, seperti misalnya dalam pemberian nutrisi dan antibiotika.
Foto: picture-alliance/dpa
Ikan segar, langsung ke meja
Para nelayan kecil yang menjual tangkapan mereka sendiri secara lokal, seperti di sini - di sebuah pasar ikan di Mauritania. Tapi mereka juga mengalami tekanan dari armada industri besar.
Foto: picture alliance/Robert Harding World Imagery
Tantangan sampah plastik
Sampah plastik mengusik hewan di lautan, karena plastik terurai dengan sangat lambat. Hal ini menjadi ancaman bagi burung, ikan, mamalia laut dan makhluk lainnya. Maka dari itu, perwakilan dari industri plastik diundang untuk menghadiri Konferensi Kelautan, untuk mencari solusi atas persoalan itu.
Foto: imago
Burung yang malang
Serat plastik sering menyangkut di perut burung dan menyebabkan penyumbatan. Hewan-hewan itu mati dengan cara yang menyakitkan. Salah satu solusinya adalah pembuatan plastik biologis, misalnya yang terbuat dari polilaktida. Jika plastik ini terkena air garam korosif dan banyak sinar matahari, maka akan terurai menjadi bahan dasar mereka: asam laktat.
Foto: DW
Karangpun terancam
Topik lain pada konferensi kelautan: Pengasaman laut oleh asam dan oleh penyerapan CO2 dari udara. PH lautan telah menurun sejak awal industrialisasi dari rata-rata hingga 8,25-8,14. Organisme yang membentuk kerangka karbonat kalsium, seperti karang, menjadi yang paling terancam.