1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menhan Von der Leyen ke Afghanistan

23 Desember 2013

Menteri Pertahanan yang baru ingin meninjau langsung pasukan Jerman di Afghanistan. Von der Leyen adalah perempuan pertama yang menjadi menteri pertahanan Jerman.

Foto: JOHANNES EISELE/AFP/Getty Images

Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen berada di Afghanistan sejak hari Minggu (22/12). Ini adalah kunjungan pertama Von der Leyen sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ia menjadi perempuan pertama yang memimpin departemen pertahanan.

Di markas militer Mazari Sharif Von der Leyen mengatakan: "Penting bagi saya untuk menunjukkan bahwa saya ada untuk semua serdadu." Dalam pidato di depan 300 tentara Bundeswehr ia menerangkan: "Saya sangat bangga dan berterimakasih bisa menjadi Menteri Pertahanan, saya akan mengemban tugas ini dengan penuh tanggung jawab"

Von der Leyen mengatakan kepada para serdadu, ia akan berjuang untuk kepentingan mereka. Ia mengakui, semua adalah hal baru baginya. "Ini semua masih baru bagi saya, dan saya yakin, juga bagi Anda", katanya. Masih ada sekitar 3000 tentara Jerman yang saat ini bertugas di Afghanistan.

Bantuan Untuk Afghanistan

Menteri Pertahanan Von der Leyen kembali menegaskan, Jerman tetap akan membantu Afghanistan setelah pasukan tempur ditarik tahun 2014. "Misi tempur ISAF akan berakhir. Sudah banyak yang berhasil dicapai, dan kami ingin mempertahankan itu", katanya setelah bertemu dengan Komandan ISAF, Jendral Joseph Dunford dari Amerika Serikat.

NATO akan mengakhiri misi tempurnya di Afghanistan, namun ingin tetap menempatkan 8000 sampai 12000 serdadu sebagai tenaga pelatih. Jerman menawarkan akan menempatkan 800 tenaga pelatih militer. Tapi hal itu masih belum pasti, karena Presiden Afghanistan Hamid Karzai belum menandatangani perjanjian keamanan dengan NATO.

Namun Von der Leyen menyatakan, ia optimis Karzai akan menandatangani perjanjian itu. Amerika Serikat sebelumnya juga mendesak Karzai agar segera menandatangani perjanjian keamanan yang akan menjadi landasan hukum bagi operasi pasukan asing. Amerika bahkan mengancam akan menarik semua pasukannya, jika perjanjian itu tidak ditandatangani.

Tugas berat

Penarikan pasukan Jerman dari Afghanistan adalah salah satu tugas besar yang dihadapi Von der Leyen. Selain itu, militer Jerman Bundeswehr saat ini juga sedang melakukan reformasi dan penyusutan jumlah pasukan.

Di Jerman muncul perdebatan tentang anggaran militer yang membengkak untuk beberapa proyek pengadaan senjata. Ketika mengunjungi tentara Jerman di Afghanistan, Von der Leyen menekankan, militer Jerman "perlu persenjataan yang efektif" tapi harus juga bisa menghemat biaya.

hp/rn (dpa, afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait