1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menyimpan Energi Terbarukan Dimulai dari Rumah

Jonathan Gifford19 Desember 2013

Hampir seluruh tenaga surya Australia datang dari atap rumah-rumah pribadi. Tidak ada kekurangan sinar matahari, namun untuk mengembangkan energi surya, sebuah solusi penyimpanan dibutuhkan.

Foto: Infinite Energy

Pembangkit tenaga surya skala besar umum ditemui di Jerman, namun di Australia peralihan ke energi terbarukan justru lebih banyak terjadi pada skala individu. Lebih dari satu juta rumah di Australia kini memiliki panel surya, namun bagaimana cara menyimpan energi untuk saat dibutuhkan muncul sebagai tantangan berikutnya.

Kebanyakan energi terbarukan Australia, dan sebagian besar upayanya tersebar dalam bentuk panel surya di atap-atap rumah di pinggiran kota.

Peter Holland memanfaatkan tenaga surya di rumah namun membutuhkan sebuah generator untuk mengoperasikan peralatan rumah tangga bertenaga besarFoto: R. Greenham

Ini datang dengan sejumlah tantangan, dan operator jaringan listrik mulai mengambil langkah untuk membatasi jumlah tenaga surya yang bisa ditambahkan ke sebuah wilayah. Di negara bagian Australia Barat, perusahaan negara Western Power mencegah instalasi skala besar - lebih besar dari 30 kilowatt peak (kWp) - untuk memasok listrik ke jaringan. Perusahaan yang menyuplai wilayah pedesaan di negara bagian, Horizon Power, bulan Oktober 2013 mengumumkan bahwa apabila sebuah sistem tenaga surya dibangun, harus dilengkapi dengan semacam teknologi 'pemulusan energi terbarukan' - pada dasarnya sejenis baterai.

Terbatasnya kapasitas baterai

Saat ini masalahnya adalah baterai entah terlalu mahal atau tidak efisien. Bahkan rumah-rumah yang memiliki instalasi surya relatif besar kerap kali tidak dapat hanya bergantung pada sumber tersebut - bahkan di bawah matahari Australia yang terik.

Rangkaian baterai asam-timah di sebuah perusahaan di PerthFoto: J. Gifford

"Masalah utamanya untuk saya adalah teknologi penyimpanan listrik tidak banyak berkembang dalam 41 tahun terakhir saya tinggal di sini," ungkap Peter Holland, seorang warga yang tinggal tak jauh dari ibukota negara bagian, Perth.

"Saya selalu punya penyimpanan 12 baterai 2 volt, tapi jumlah yang terbuang begitu banyak," kata Holland. "Baterai relatif tidak efisien dan mereka sangat mahal." Oleh karena itu sistem Holland yang tidak terhubung dengan jaringan membutuhkan sebuah generator sebagai cadangan saat matahari tidak bersinar atau kala menyalakan alat rumah tangga bertenaga besar.

Potensi pengurangan biaya

Menjawab keluhan Peter Holland, sebenarnya sudah ada sejumlah perkembangan terkait penyimpanan listrik - terutama menyangkut baterai. Bahkan analis energi dan akademisi Ray Wills mengatakan bahwa semakin awamnya teknologi baterai berarti pengurangan biaya produksi dapat ditekan dengan lebih cepat.

"Baterai cukup luar biasa, karena umat manusia telah lama menggunakan baterai dan jauh lebih lama daripada penyebaran panel surya," tutur Wills. Ia menilai permintaan untuk lebih banyak baterai, terutama baterai ion litium yang kerap ditemui pada alat elektronik seperti smartphone dan laptop, akan mendorong peningkatan produksi baterai.

Analis energi Ray Wills memprediksikan harga baterai akan segera turun, begitu juga dengan panel suryaFoto: privat

"Kami telah melihat peningkatan sebesar 600 persen pada produksi panel surya dalam 5 tahun terakhir dan konsekuensinya harga panel surya turun lebih dari 80 persen dalam waktu beberapa tahun," catatnya, "dan kami akan melihat perkembangan serupa pada baterai."

Bagi Peter Holland, momen tersebut sudah terlalu lama ditunggu. "Meski sistem tenaga surya saya cukup menakjubkan, saya juga kecewa dan frustrasi karena tidak dapat mencapai tingkat efisiensi yang saya inginkan."