1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Religi

Menyontek Toleransi Sunni Syiah di Berlin

20 Oktober 2017

Neukölln, kawasan yang dulunya dianggap sarat masalah sosial di Berlin saat ini justru menjadi simbol toleransi khususnya bagi umat Islam. Di tempat ini Sunni, Syiah dan Ahmadiah justru hidup berdampingan.

NBS Moschee und Kulturzentrum
Foto: DW

Di Jerman, Islam adalah agama terbesar ke dua dengan jumlah populasi mencapai 4,8 juta orang. Meski secara umum didominasi pendatang dari Turki yang beraliran Sunni (74%), namun aliran Islam lainnya dapat berkembang di Jerman, di antaranya Alawi 13 persen, Syiah tujuh persen, Ahmadiyah dua persen dan aliran lainnya empat persen.

Salah satu lokasi yang dikenal identik sebagai domisili umat Islam di Berlin adalah Neukölln. Kawasan yang dikenal dengan "Little Istanbul" atau Istanbul Kecil, merujuk ke kota penting di Turki tersebut adalah sempat menjadi kawasan dengan masalah sosial tertinggi di Berlin, namun kemudian bertransformasi menjadi kawasan yang lebih bersahabat. Bahkan, ragam aliran Islam pun dapat hidup berdampingan di tempat ini. 

Kaum intelektual muda Muslim Indonesia yang mengikuti program "Life of Muslims in Germany" yang digagas oleh Goethe Insitut juga diajak melihat keberagaman komunitas yang berkembang di Indonesia. Muhammad Heychael, salah seorang peserta yang merupakan direktur Remotivi, sebuah lembaga studi dan pemantauan media di Jakarta menceritakan mengapa Indonesia jsutru penting belajar toleransi di antar-umat Muslim dari Jerman. 

Artikel lain program "Life of Muslims in Germany":

Pergulatan Iman Antara Sains dan Tuhan

Menangkal Radikalisme Lewat Masjid