Kian Banyak Orang Jerman Ajukan Izin Bawa Airsoft Gun
3 September 2019
Jumlah orang Jerman yang mengajukan izin untuk membawa pistol gas (airsoft gun) meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, demikian laporan sebuah surat kabar.
Foto: picture alliance/dpa/O. Killig
Iklan
Saat ini sekitar 640.000 orang di Jerman saat ini memiliki lisensi untuk membawa pistol gas (airsoft gun). Jumlah ini lebih banyak sekitar 30.000 dibandingkan dengan akhir tahun lalu, demikian menurut survei surat kabar Rheinische Post.
Bila dibandingkan dengan tahun 2014 jumlah ini meningkat sangat pesat. Saat itu hanya sekitar 260.000 orang memiliki lisensi untuk membawa senjata semacam itu.
Kepala serikat polisi terbesar di Jerman GdP Oliver Machiw mengatakan, statistik baru ini mengungkapkan adanya "perasaan tidak aman yang diam-diam tersembunyi" dalam masyarakat.
"Setidaknya sejak terjadinya insiden di dekat katedral Köln pada Malam Tahun Baru 2015, orang-orang tampaknya merasa semakin tidak aman," kata Oliver Malchow, merujuk pada insiden malam tahun baru di kota Köln, ketika belasan pria muda asal Afrika Utara melecehkan dan mencopet orang-orang yang sedang merayakan pergantian tahun. Setelah kejadian itu, ada lonjakan pengajuan izin untuk membawa senjata.
Lisensi untuk memiliki pistol gas disebut Kleiner Waffenschein ("izin membawa senjata kecil") dan relatif mudah diperoleh. Izin ini biasanya bisa diperoleh siapa saja yang berusia di atas 18 tahun, tidak pernah dihukum pidana serius sebelumnya, dan yang dianggap "sehat secara fisik dan mental."
Izin ini memungkinkan orang untuk memiliki dan membawa pistol gas yang dapat mengeluarkan suara tembakan dengan keras di depan umum. Kalau hanya untuk memilikinya, tidak dibutuhkan lisensi. Tapi orang tidak boleh membawa pistol itu dan hanya boleh menyimpannya di rumah.
Mirip senjata asli
Para ahli memperingatkan bahwa senjata ini sangat mirip dengan senjata api asli dan masih bisa mematikan bila ditembakkan dalam jarak yang sangat dekat. Ketua GdP Oliver Malchow mengatakan, memang ada potensi masalah yang dapat timbul dengan banyaknya peredaran pistol gas di jalan-jalan.
"Pistol-pistol ini menyiratkan rasa aman palsu atau kesiapan untuk pertahanan diri," katanya. "Inilah tepatnya yang dapat meruncingkan situasi dan mungkin mengubah pengguna menjadi pelaku."
Cara lebih baik untuk meningkatkan keamanan di jalan-jalan di Jerman adalah dengan memperbanyak kehadiran polisi di depan umum, katanya menambahkan.
Surat kabar Rheinische Post, yang mengumpulkan data dari Kementerian Dalam Negeri di 16 negara bagian Jerman, mengatakan bahwa ada sekitar 5,4 juta senjata api asli yang dimiliki oleh individu secara pribadi di Jerman pada 2018. Jumlah ini lebih banyak sekitar 27.000 buah dari tahun sebelumnya. Namun senjata api ini kebanyakan dalam bentuk senapan, bukan pistol. Banyak orang memiliki senapan untuk kegiatan olahraga menembak atau kegiatan berburu.
ae/ (KNA, dpa)
Negara Pemborong Senjata Terbesar di Dunia
India dan Arab Saudi meroket dengan pembelian alutsista terbesar sejagad. Adapun Vietnam memborong kapal perang dari Rusia buat menghadapi Cina di Laut Cina Selatan. Inilah negara yang paling banyak belanja alutsista.
Foto: AFP/Getty Images
#1. India
Kendati upaya PM Narendra Moodi membatasi impor alutsista asing dan memperkuat produksi nasional, pembelian sistem persenjataan dari luar negeri justru mengganda dalam lima tahun terakhir. Rusia (70%) adalah penyuplai terbesar alutsista India, diikuti oleh Amerika Serikat (14%) dan Israel (4,5%). Selain jet tempur, India banyak membeli kapal perang dan kapal selam dari negeri beruang merah itu
Foto: Getty Images
#2. Arab Saudi
Laporan Sipri mencatat belanja persenjataan oleh Arab Saudi meningkat sebanyak 275% dalam lima tahun terakhir. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Negeri para emir itu terutama getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter dan jet tempur serta senapan serbu. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar dengan 46%, diikuti Inggris (30%) dan Spanyol (5,9%).
Foto: AFP/Getty Images
#3. Cina
Sejak beberapa tahun terakhir Cina banyak memperkuat industri senjata dalam negeri untuk melepaskan ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu pula neraca impor negeri tirai bambu itu berkurang 25% dalam lima tahun terakhir. Cina banyak membeli senjata dari Rusia (59%) dan Perancis (15%). Terakhir Beijing menyepakati pembelian enam sistem peluru kendali S-400 dari Rusia.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
#4. Uni Emirat Arab
Bara di Timur Tengah dan konflik dengan Iran mendorong Uni Emirat Arab memperkuat diri. Sejak 2011 negeri kecil di tepi Teluk Persia itu meningkatkan pembelian senjata sebanyak 35%. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar (65%), diikuti Perancis (8,4%) dan Italia (5,9%). Terakhir UEA menegosiasikan pembelian 60 jet tempur Rafale dari Perancis.
Foto: picture alliance/dpa/Ecpad Handout
#5. Australia
Militer Australia banyak mendapat dukungan pemerintah dengan angka pembelian senjata yang meningkat 65% dalam lima tahun terakhir. Proyek tebesar negeri Kangguru itu adalah pembelian 72 jet tempur siluman F-35 dari AS seharga 12,4 miliar Dollar AS. Celakanya pengembangan F-35 saat ini banyak menemui kendala. Analis militer menyebut jet tersebut kalah canggih dibanding Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Foto: U.S. Navy photo/courtesy Lockheed Martin/Getty Images
#6. Turki
Turki berambisi besar mengakhiri ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu negeri dua benua itu lebih banyak membeli senjata lewat skema kerjasama alih teknologi. Serupa Australia yang merupakan anggota NATO, Turki juga terlibat dalam pembelian jet tempur siluman F-35 dari AS. Namun target terbesar Ankara adalah mengembangkan tank tempur buatan sendiri lewat kerjasama dengan NATO.
Foto: picture-alliance/AA/Ozge Elif Kizil
#7. Pakistan
Pakistan belakangan menjadi pembeli terbesar sistem persenjataan Cina. Bersama negeri tirai bambu itu, Pakistan banyak merangkai program kerjasama pengembangan sistem alutsista. Terakhir, Islamabad membeli delapan kapal selam bermesin diesel Tipe 41 Yuan. Namun demikian, sebagian besar sistem artileri dan armada udara Pakistan tetap mengandalkan produk Amerika Serikat.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Xinhua/P. Thapa
#8. Vietnam
Menyusul konflik di Laut Cina Selatan, Vietnam menggelontorkan dana miliaran Dollar AS untuk memperkuat daya tempurnya. Cuma dalam waktu lima tahun, negeri komunis itu loncat dari peringkat 43 ke peringkat 8 dalam daftar negara pengimpor senjata terbesar. Rusia menjadi pemasok terbesar dengan menjual 8 jet tempur, 74 kapal tempur kecil, 6 kapal selam dengan rudal laut ke darat dan 6 kapal fregat