Meredakan Ketegangan Israel-Palestina
7 April 2014Negosiasi yang ditengahi Amerika Serikat terancam terjun ke jurang krisis pekan lalu setelah Israel menuntut komitmen Palestina untuk melanjutkan pembicaraan.
Krisis tersebut dipicu beberapa hal. Di antaranya adalah ketika Presiden Palestina Mahmud Abbas menandatangani 15 perjanjian global, termasuk Konvensi Jenewa yang mengejutkan Washington dan membuat Israel marah. Selain itu, Palestina juga mengajukan permohonan mendapat pengakuan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Langkah tersebut dilakukan setelah Palestina marah atas penolakan Israel untuk membebaskan gelombang keempat atau kelompok terakhir dari 26 tahanan Palestina, hingga batas waktunya.
Kedua belah pihak akhirnya bertemu pada Minggu malam untuk membahas cara-cara untuk mengatasi krisis," dan meminta Washington untuk mengatur pertemuan berikutnya.
Ancaman Netanyahu
Hari Minggu (07/04) kemarin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam Palestina dengan pembalasan unilateral atas langkah yang diambil Palestina.
"Ini hanya akan membuat proses perundingan damai menjadi lebih sulit," kata Netanyahu merespon aplikasi yang disampaikan Palestina, Selasa lalu.
"Setiap langkah sepihak yang mereka ambil akan dijawab oleh langkah sepihak oleh kami," kata Netanyahu dalam sidang kabinet mingguan.
Israel mengatakan, langkah Abbas itu jelas merupakan pelanggaran dari komitmen Palestina, yang telah disepakati Juli lalu.
Pihak Palestina bulan Juli tahun lalu sepakat menunda rencana bergabung dengan badan PBB sebagai imbalan atas pelepasan 104 tahanan yang dipenjara Israel. Israel sebelumnya telah melepas puluhan tahanan lewat tiga gelombang, tapi terakhir mereka menyatakan tidak melihat ada alasan untuk membebaskan sisa tawanan hingga Abbas setuju untuk memperpanjang kesepakatan damai yang akan habis masa berlakunya pada 29 April, ketika mereka harus menyepakati kerangka kesepakatan agar pembicaraan lebih lanjut bisa digelar.
AS Kehabisan Tenaga
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry memperingatkan pada hari Jumat (04/04), waktu dan energi yang bisa diabdikan Washington untuk proses perdamaian terbatas. Tapi Abbas dan Netanyahu mengabaikan permintaan Kerry untuk menjauhi tepi jurang.
Parlemen Israel dijadwalkan bertemu untuk membahas krisis ini pada hari Senin (07/04) ini. "Orang-orang Palestina akan rugi banyak akibat langkah sepihak itu. Mereka seharusnya mendapatkan negara hanya melalui negosiasi langsung, dan tidak melalui deklarasi kosong atau bergerak sepihak," kata Netanyahu pada hari Minggu (06/04).
ap/ml (rtr/afp)