Bukan Mata Bayar Mata, Melainkan Sumbang Kornea Mata
Indonesia berada di urutan ketiga jumlah tunanetra terbanyak di dunia. Lebih dari 3 juta orang mengalami kebutaan. Ironisnya, donor kornea mata sangat terbatas. Penyumbang terbanyak adalah Jemaah Ahmadiyah.
Detik-detik jelang operasi
Penyakit mata terbanyak di Indonesia adalah katarak dan kerusakan kornea mata yang dapat mengakibatkan kebutaan. Kornea yang rusak akibat infeksi bakteri, jamur, struktur kornea berlubang harus diganti dengan kornea donor. Resipien atau penerima kornea umumnya harus mengantri untuk mendapatkan kornea karena jumlah kornea terbatas. Dari jutaan penderita, hanya tersedia belasan ribu donor kornea.
Kornea Mata Dalam Botol Pengawet
Jumlah calon penerima (resipien) kornea di Indonesia hingga tahun 2017 mencapai 170 ribu orang, sedangkan total calon pendonor kornea sekitar 15 ribu orang. Sejak 2008 hingga 2017 donor kornea lokal dari Indonesia sebanyak 445 orang. Pada kurun waktu yang sama, Indonesia mendapat bantuan donor kornea dari Filipina 700 kornea dan Srilanka 75 kornea. Di Indonesia, ada 3,75 juta penyandang tunanetra,
Kartu Pendonor Mata
Calon pendonor kornea harus berusia di atas 17 tahun, tanpa paksaan dan disetujui oleh keluarga/ahli waris. Data identitas dicatat di Sekretariat Bank Mata. Pengambilan kornea dilakukan setelah pendonor meninggal, tidak menderita penyakit sistemis atau syaraf pusat yang disebabkan oleh HIV, hepatitis, rabies, tumor mata, glaucoma, sifilis, leukemia, kanker payudara dan kanker leher rahim.
Medium Pendingin Penyimpanan Kornea Mata
Jeda waktu dari calon donor yang meninggal hingga tenaga ahli Bank Mata melakukan eksisi (membuka kornea mata) tidak boleh lebih dari 6 jam. Keluarga pendonor mata harus menutup mata donor dengan es batu yang dibalut kain kasa. Setelah itu kornea mata donor harus disimpan dalam keadaan dingin di dalam medium pengawet. Umumnya kornea yang didonorkan ini bisa bertahan selama dua minggu.
Rosikin Sang Pengambil Kornea
Rosikin, tenaga ahli Laboratorium Bank Mata punya sertifikat dari Badan Kesehatan Dunia, WHO. Rosikin bertugas mengambil kornea dari pendonor, mengawetkan serta mengirimkan ke rumah sakit. Rosikin harus siap sedia setiap waktu karena kematian pendonor kornea tidak bisa diduga. Rosikin biasa mengambil kornea donor saat jenazah masih di rumah duka, kamar mayat, mobil jenazah bahkan di ambulans.
Rosikin, Petugas Langka
Menurut Rosikin, “Pendonor kornea mata yang menggunakan kacamata minus atau plus atau pernah operasi katarak masih bisa menjadi pendonor kornea. Kornea dari mata kanan bisa digunakan untuk mata kiri dan sebaliknya. Kornea dari laki-laki bisa untuk mata perempuan dan sebaliknya. Usia juga tidak masalah. Penerima donor kornea mata anak bisa menggunakan donor kornea dari orang dewasa.
Operasi Cangkok Kornea Mata
Operasi cangkok kornea berlangsung 90 menit. Setelah dicangkok, resipien harus rutin memeriksa kondisi kornea ke dokter mata guna memantau ada tidaknya penolakan dari tubuh. Risiko komplikasi berupa katarak dan glukoma (syarafnya tertekan oleh tekanan tinggi). Biaya operasi cangkok kornea bervariasi tergantung rumah sakit. Jika terjadi komplikasi, bisa dilakukan operasi cangkok kornea ulang.
Kornea Mata di Ruang Operasi
Meski calon pendonor kornea memberikan kornea secara sukarela tanpa menerima uang namun resipien kornea membutuhkan dana guna mendapatkan kornea dari Bank Mata. Harga satu kornea sekitar 6 juta rupiah. Kornea mata impor ada yang diberikan gratis untuk Bank Mata, ada pula yang harus dibeli sesuai pesanan pasien.
Kornea Mata Setelah Dicangkok
Di layar ini tampilan kornea yang sudah dicangkok. Cangkok kornea dapat menolong pasien yang alami kerusakan kornea. Namun di Indonesia belum ada peraturan yang wajibkan donor kornea. Di Filipina ada aturan yang menyatakan setiap jenazah yang meninggal di rumah sakit bisa diambil korneanya dalam waktu 6-12 jam. Untuk kasus kecelakaan/ kriminal butuh waktu hingga 48 jam guna pengusutan hukum.
Calon Pendonor Kornea Mata
Minimnya jumlah pendonor kornea umumnya disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat dan alasan agama. Justru Jemaah Ahmadiyah Indonesia mendorong umatnya menjadi pendonor kornea. Pada tahun 2017, menurut Pengurus Ahmadiyah Depok, Rita Kohongia, ada 4016 calon pendonor kornea baru. Imun Achmadi dan istrinya, Nani Sugihartini tinggal di Bekasi dan sudah menjadi pendonor sejak 1989.