1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel dan Medvedev Bahas Pembunuhan Estemirova

17 Juli 2009

Pembunuhan terhadap aktivis hak asasi Rusia, Natalia Estemirova, membayangi pembicaraan natara Kansleir Jerman Merkel dan Presiden Rusia Medvedev.

Presiden Rusia Dmitri Medvedev dan Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pertemuan di München, Kamis (16/07).Foto: AP

Pertemuan di München, hari Kamis (16/07) difokuskan pada kerjasama sangat intensif antara dua mitra dagang utama. Namun, pembunuhan aktivis HAM Natalia Estemirova jelas memainkan peran, kata Kanselir Jerman Angela Merkel.

Merkel dan Presiden Rusia Dimitri Medvedev memberikan penghormatan kepada aktivis berusia 50 tahun tersebut. Natalia Estemirova diculik dari rumahnya di di ibukota Chechnya, Grozny. Ia ditemukan beberapa jam kemudian, hari Rabu (15/07), di negara tetangga, Ingushetia, dengan tubuh ditembusi peluru.

Merkel menyatakan terkejut atas pembunuhan itu. Ia menggambarkan Estemirova sebagai perempuan berani yang mendapat penghargaan dari Parlemen Eropa.

Ia mengatakan, "Justru pada saat kami, Jerman dan Rusia, membicarakan kerjasama lebih intensif dalam masyarakat sipil, maka pembunuhan ini tak boleh dibiarkan tidak terungkap."

Merkel menyambut baik pernyataan Moskow bahwa akan segera dilakukan penyelidikan terhadap kematian Estemirova.

Presiden Medvedev mengatakan, Estemirova melakukan hal-hal yang sangat bermanfaat. Ia mengungkapkan kebenaran secara terbuka, kadang-kadang dengan keras menggambarkan sejumlah persitiwa yang terjadi di Rusia.

Itulah nilai seorang aktivis hak asasi, tambah Medvedev. Sekalipun hal-hal yang ia ungkap tidak menyenangkan dan tidak nyaman bagi pemerintah, kejahatan semacam pembunuhan terhadap Estemirova tidak boleh dibiarkan tidak dihukum, tandas Medvedev dalam kunjungannya di München.

Setelah Presiden Rusia mengecam pembunuhan Estemirova, barulah stasiun-stasiun televisi yang setia kepada Kremlin melaporkan pembunuhan tersebut.

Berbeda dengan pembunuhan terhadap Anna Politkovskaya, media-media pemerintah mendadak menampilkan organisasi hak asasi seperti Memorial. Sesuatu yang tak terbayangkan di era Vladimir Putin.

Media juga memberi ruang bagi suara yang tak lazim. Schachman Akbulatov, aktivis hak asasi Chechnya, tampil di televisi.

"Natalia mengungkap kasus-kasus paling sulit dan paling rumit, termasuk penculikan. Ia mengurusi kasus orang hilang, penyiksaan, juga mengurusi keluarga dari orang yang ditahan“, kata Akbulatov.

Di Moskow, sekitar 50 sampai 60 orang berkumpul di lapangan Puschkin di pusat kota, Kamis malam (16/07). Sama sekali bukan aksi besar, tetapi tetap saja petugas keamanan menutup wilayah itu dan memasang barikade.

Kebanyakan di antara yang hadir adalah wakil organisasi hak asasi, termasuk Lolita Tsaria dari Persatuan Masyarakat Madani Moskow.

Tsaria mengatakan, "Kami datang ke sini untuk mengenang Estemirova dan menyatakan protes. Pembunuhan bermotif politik sementara ini merupakan keseharian di Rusia. Jurnalis dibunuh, juga aktivis hak asasi atau anggota masyarakat madani. Kami mengadakan malam renungan di sini agar orang-orang akhirnya paham di kota seperti apa mereka hidup.“

Seruan agar Moskow melakukan penyelidikan secara tegas dan menyeluruh, juga disampaikan Sekjen PBB Ban Ki-moon, di New York, hari Kamis. Ban mendesak pemerintah Rusia untuk menyeret pelakunya ke depan pengadilan dan mengirim pesan tegas dan jelas bahwa menjadikan aktivis HAM sebagai sasaran tidak akan ditolerir.

CS/RP/afp/rtr