Kanselir Jerman Angela Merkel dalam pidato akhir tahunnya menyerukan persatuan Eropa. Menimbang maraknya demo Anti-Islam di Jerman, Kanselir juga peringatkan ancaman bahaya rasisme dan kebencian warga asing tersebut.
Iklan
Persatuan Eropa menjadi fokus utama dalam pidato akhir tahun kanselir Jerman Angela Merkel. Selain itu maraknya demonstrasi gerakan Anti-Islam dan kebencian warga Asing yang digagas Pegida, membuat Merkel secara khusus memperingatkan ancaman dari aksi rasisme semacam itu.
Dia juga menegaskan, penyelesaian krisis di Ukraina tergantung dari hal tersebut. "Kami ingin menjaga keamanan Eropa bersama Rusia bukan dengan melawan Rusia", ujar kanselir Jerman.
Eropa harus mempertahankan tatanan damai dan nilai-nilainya. Tahun 2014 Eropa mengalami tantangan berat yang sudah lama tidak muncul, terkait pertanyaan bagaimana menjaga nilai dasar terkait tatanan perdamaian bersama. Kanselir Merkel selain itu juga mengulas berbagai masalah aktual lainnya.
ISIS Ancam Tata Nilai Eropa
Milisi teror Islamic State di Suriah dan Irak-ISIS menjadi ancaman bahaya bagi nilai dasar Eropa. "Kelompok teror itu di tahun 2014 memburu semua orang yang tidak sepaham dengan klaim kekuasaannya, serta membunuh sebagian lawannya secara brutal", tegas Merkel.
Bantuan bagi Pengungsi
Menimbang berbagai konflik dan perang di seluruh dunia, Merkel menjanjikan bantuan bagi para pengungsi. "Sudah semestinya kami membantu dan memberi tempat bagi pengungsi yang mencari perlindungan", ujar dia. Disebutkan, tanpa terpengaruh masalah pengungsi, Jerman juga memandang para imigran berkualitas sebagai keuntungan bagi semua warga.
Mengenyam Pendidikan dan Teologi Islam di Münster
Di Jerman terdapat beberapa universitas yang menawarkan jurusan teologi Islam. Yang paling besar ada di Universitas Münster. Di jurusan ini dipersiapkan tenaga-tenaga pengajar untuk pelajaran agama Islam di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Pusat pendidikan Islam terbesar di Jerman
Pusat Teologi Islam di Münster (Zentrum für Islamische Theologie, ZIT) adalah satu dari empat pusat pendidikan Teologi Islam di Jerman. Pusat pendidikan Islam lainnya terletak di Frankfurt, Tübingen dan Nürnberg. Tapi jurusan di Universitas Münster ini yang terbesar. Pusat pendidikan ini mendapat bantuan dana sekitar 20 juta Euro dari pemerintah Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Metode ilmiah dalam pendidikan teologi
Mouhanad Khorchide merupakan pimpinan jurusan ini. Dia menyebut dirinya sebagai seorang ilmuwan sekaligus ahli agama. Menurut Khorchide, sistem pendidikan di institutnya mengacu pada metode ilmiah yang juga diterapkan dalam pendidikan teologi umum.
Foto: Ulrike Hummel
Suasana belajar
Inilah suasana belajar di ruang kuliah studi Islam di Universitas Münster. Dewan Pengawas Pusat Teologi Islam di Münster diisi oleh anggota dari empat organisasi besar Islam yang ada di Jerman. Pimpinan pusat kajian Islam, Mouhanad Khorchide menolak interpretasi fundamenlistik dan menyebut Islam sebagai "agama yang murah hati."
Foto: Amal Diab Fischer
Tempat terbatas
Setiap tahun, ribuan orang melamar, tapi hanya sekitar 400 orang yang bisa diterima. Dua jurusan khusus yang ditawarkan adalah jurusan "Teologi Islam" dan jurusan "Pendidikan Keguruan Islam". Tampak beberapa perempuan Muslim mengikuti seminar dalam pembukaan jurusan teologi dan keguruan Islam di Universitas Münster.
Foto: picture-alliance/dpa
Ingin jadi guru
Mariam Sarwary termasuk yang berhasil masuk ke jurusan keguruan Islam. Ia bercita-cita untuk menjadi guru pelajaran agama Islam. Saat ini sudah ada mata pelajaran Islam yang ditawarkan di sekolah di beberapa negara bagian. Kebutuhan guru agama Islam di Jerman diperkirakan akan meningkat dalam beberapa tahun depan.
Foto: Marie Coße
Mualaf yang ingin mendalami
Di universitas yang sama, Daniel Garske lebih memilih jurusan Teologi Islam ketimbang keguruan Islam. Dia seorang mualaf dan baru mulai belajar tentang Teologi Islam beberapa tahun belakangan. Dia mengatakan: "Dengan pengetahuan yang saya dapatkan di sini, saya nantinya ingin bekerja dalam bidang teologi. Saya juga ingin membantu agar wajah dan citra Islam dalam masyarakat menjadi lebih baik.
Foto: Marie Coße
Dikunjungi presiden Jerman
Dalam kunjungannya pada bulan November 2013, Presiden Jerman Joachim Gauck berbincang dengan kepala pusat studi Islam di Münster, Mouhanad Khorchide.
Foto: picture-alliance/dpa
Belajar toleransi
Masih banyak guru pelajaran Islam dibutuhkan di Jerman. Bulent Senkaragoz, di antaranya, mendidik siswa dalam pelajaran agama Islam di Münster. Sebagai pendidik kerohanian, ia menanamkan kepada murid-muridnya, tentang betapa pentingnya toleransi.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Merkel juga memperingatkan dengan keras para pendukung kelompok gerakan Anti-Islam "Pegida". Dia menyerukan kepada warga Jerman, jangan sampai terpengaruh dan menjadi instrumen para inisiator yang ingin mendiskriminasikan orang berdasar agama yang dianut atau warna kulit. Kanselir Jerman itu menegaskan, jangan ikuti aksi Pegida, yang penuh dengan prasangka buruk dan rasa kebencian terhadap orang asing.
Bersama kita Kuat
Kepada warga Jerman, Merkel memberikan semangat keberanian memasuki tahun 2015 dengan kebersamaan. "Tahun 2015 kita hendaknya tetap bergandeng tangan untuk memperkuat kebersamaan. Dengan begitu, kita bisa mengatasi tantangan masa depan, seperti revolusi digital yang mengubah secara fundamental kehidupan semua warga", tambah dia.
Terkait jabatan bergilir ketua kelompok negara industri maju G-7 yang tahun 2015 akan dijabat oleh Jerman, Kanselir Merkel mengumumkan fokus programnya adalah perlindungan iklim. Targetnya adalah : harus bisa tercapai sebuah kesepakatan perlindungan iklim baru yang mengikat.