1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

MERS Mewabah Menjelang Musim Haji

cp/ab (afp, ap, rtr)28 April 2014

Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan korban tewas akibat Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau Mers naik menjadi 102 orang. Angka kematian meningkat tajam, dan kini virus menyebar ke Mesir.

Foto: picture-alliance/AP

Kementerian Kesehatan di Riyadh hari Minggu (27/4) mengkonfirmasi bahwa ada 16 kasus MERS baru yang terdeteksi dalam waktu 24 jam.

Dalam sebuah pernyataan melalui situs pada Minggu malam, kementerian melaporkan ada delapan warga lagi yang tewas, membawa jumlah korban tewas akibat penyakit yang pertama kali muncul dua tahun lalu ini menjadi 102 orang.

Di antara jumlah korban tewas, 39 kasus terjadi hanya dalam jangka waktu sebulan terakhir. Termasuk seorang bayi berusia 9 bulan, demikian pernyataan kementerian.

Hingga kini sudah ada 339 kasus MERS yang terkonfirmasi. Arab Saudi adalah negara yang paling parah terkena wabah varian koronavirus, yang telah menewaskan sepertiga dari total penderitanya.

Dilaporkan juga bahwa empat staf medis sebuah rumah sakit di kota Tabuk di bagian barat laut Arab Saudi termasuk ke dalam daftar penderita MERS.

Kepanikan muncul seiring mewabahnya virus yang memaksa ditutupnya sebuah rumah sakit di Jeddah, di mana sejumlah dokter mengundurkan diri bulan ini setelah menolak untuk merawat pasien MERS karena takut terinfeksi.

Raja Abdullah mengunjungi Jeddah pekan lalu untuk meyakinkan warga sebagai upaya untuk mengakhiri "rumor yang salah dan dilebih-lebihkan" terkait MERS. Anak lelaki Abdullah, yang juga Menteri Garda Nasional, Pangeran Mitab menyatakan bahwa tiga pusat medis khusus telah dibuat di Jeddah, Riyadh dan Provinsi Syarqiyah.

Menteri Kesehatan Arab Saudi Abdullah al-Rabia mengkonfirmasi 20 kasus MERS baru melalui konferensi pers tanggal 20 April 2014Foto: REUTERS

Cemas menuju musim haji

Infeksi MERS mulai meningkat beberapa bulan menjelang musim haji saat peziarah Muslim memenuhi Mekkah dan Madinah, yang tahun ini jatuh pada bulan September.

Virus MERS dianggap sebagai sepupu yang lebih mematikan dari Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS), yang menewaskan sekitar 800 orang di berbagai penjuru dunia tahun 2003. Namun MERS diyakini sedikit lebih sulit ditularkan daripada SARS.

Belum ada obat atau vaksin untuk MERS, meski diketahui bahwa tidak semua yang terkena virus ini otomatis menjadi sakit.

Hari Sabtu (26/4) Mesir melaporkan kasus MERS pertama setelah seorang pasien berusia 27 tahun yang baru kembali dari Arab Saudi terbukti positif menderita penyakit mematikan ini.

cp/ab (afp, ap, rtr)