1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Mesin Anjungan Mandiri untuk Sayuran Laku Keras di Prancis

9 Desember 2020

Pembuat mesin anjungan mandiri di Prancis menemukan segmen baru untuk bisnisnya: para petani. Di masa pandemi virus corona, penjualan sayuran dan makanan dengan mesin anjungan mandiri makin marak.

Foto ilustrasi mesin anjungan mandiri untuk sayuran
Foto ilustrasi mesin anjungan mandiri untuk sayuranFoto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt

Bagi petani, ini memang peluang di masa pandemi corona. Dengan mesin penjual otomatis, mereka bisa menjangkau pembeli 24 jam sehari. Dan semuanya sesuai aturan kesehatan. Mesin anjungan mandiri untuk penualan barang memang makin banyak bermunculan di sepanjang jalan raya di kawasan pertanian Prancis.

Salah satu yang meraup untung dari tren baru ini adalah perusahaan kecil Le Casier Francais, pembuat mesin penjual otomatis yang kini dibanjiri dengan pesanan dari berbagai penjuru negeri. Perusahaan ini memperkirakan, omset mereka tahun ini akan naik dua kali lipat dibanding omset tahun lalu, yang mencapai 1,2 juta euro (sekitar Rp 20 miliar).

Perusahaan kecil di Prancis utara ini mendesain dan membuat mesin penjual otomatis sesuai kebutuhan, termasuk model mutakhir dengan mesin pendingin dan terhubung ke internet. Sejak awal krisis corona yang mendorong Prancis untuk memberlakukan lockdown pertamanya pada bulan Maret lalu, bisnis ini berkembang pesat.

"Kami menerima puluhan permintaan setiap hari," kata direktur Le Casier Francais Manuel Moutier. Tapi tidak semua langsung berujung pada pesanan, karena dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan proyek yang sering kali juga melibatkan pembiayaan dari bank.

Mesin anjungan mandiri sayuran juga sudah ada di JermanFoto: picture-alliance/dpa/A. Arnold

Mesin anjungan mandiri andalan petani

Satu mesin penjualan otomatis dari Le Casier Francais dengan seratus loker kecil harganya sekitar 40 - 50 ribu euro (Rp 684 - 855 juta). Bagi petani, ini adalah investasi yang cukup besar. Tapi menurut penjual mesin ini, investasi itu bisa cepat kembali dengan meningkatnya permintaan produk sayuran.

Manuel Moutier, tidak hanya petani yang sekarang menggunakan mesinnya. "Klien-klien terbaru kami, seperti kafetaria dan toko makanan sampai perusahaan, sekarang dapat menawarkan hidangan kapan saja".

Benoit Soufflet, petani sayuran di luar kota Lille, memasang mesin anjungan mandiri dengan 60 loker pada awal Juli lalu.

"Dalam tiga bulan saja, 30 ribu euro (Rp 513 juta) yang diinvestasikan telah kembali," katanya.

Omsetnya per bulan bisa mencapai 10 - 15 ribu euro (Rp 170 - 250 juta). "Peternakan kami terletak di samping supermarket ... dan banyak orang yang berhenti dan meminta untuk membeli salad atau seikat lobak, itu yang memberi memberi kami ide ini," tambahnya.

Terhubung ke internet untuk pembayaran dengan kartu

Marie Froment memasang mesin penjual otomatis dengan 88 loker di dekat pertaniannya di Thun-Saint-Amand, sebuah desa dengan 1.100 penduduk dekat perbatasan dengan Belgia. Dengan mesin itu dia menjual produk susu dan produk lokal lainnya, termasuk sayuran, jus apel, telur, dan wafel.

"Dengan adanya Covid, orang lebih suka menggunakan mesin otomatis daripada masuk ke toko,” ujarnya.

Tetapi tidak selalu mudah untuk memasang mesin otomatis yang terhubung dengan internet di daerah pedesaan.

"Terkadang ada masalah dengan koneksi 4G," kata Mathieu Lucas, petani di Bailleul-le-Soc sekitar satu jam di utara Paris.

Keuntungannya, dengan koneksi internet mesin bisa menerima pembayaran kartu. Ini tidak hanya memudahkan bagi pembeli, tetapi juga mencegah pencurian uang tunai di mesin. Selain itu, pemilik mesinnya tidak perlu sibuk mengisi mesin penjualnya dengan koin untuk uang kembali. Yang perlu adalah mengisi mesin otomatis itu dengan barang dagangan mereka.

"Kami memiliki seseorang yang bekerja penuh waktu untuk mesin tersebut, yang mengisinya setidaknya dua kali sehari. Karena kalau loker kosong, klien tidak akan kembali," kata Benoit Soufflet.

hp/pkp  (afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait