Perhelatan akbar menandai dibukanya kembali jalan setapak kuno berusia 3.400 tahun di kota Thebes. Pihak berwenang Mesir berharap hal ini dapat meningkatkan kunjungan sektor pariwisata di negaranya.
Iklan
Perhelatan spektakuler digelar di Kota Luxor, tepatnya di Avenue of the Sphinxes yang baru direnovasi, Kamis (25/11).
Kuil Karnak dan Luxor, dihubungkan oleh jalan kuno yang berusia hampir 3.400 tahun di tempat yang dulunya adalah kota Thebes, kembali dibuka.
Jalan setapak sepanjang 2,7 km atau sekitar 1,7 mil, telah mengalami sejumlah upaya pemulihan kondisinya sejak ditemukan pada tahun 1949.
Jalur ini dikenal dengan nama Road of the Rams, diapit oleh ratusan ram dan sphinx berkepala manusia.
Upacara tersebut menampilkan peragaan budaya kuno di sepanjang jalan, melibatkan ratusan aktor dan aktris. Mereka mengendarai kereta, lengkap dengan pakaian dari era Kerajaan Baru.
Menghidupkan kembali pariwisata
Pendapatan negara dari pariwisata terus mengalami kemunduran sejak pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Ini diperparah dengan pandemi, yang membuat pendapatan dari sektor pariwisata anjlok menjadi US$4 miliar atau setara dengan Rp56 trilun di tahun 2020, sebelumnya pendapatan dari pariwisata mencapai US$13 miliar atau setara dengan Rp182 triliun.
Para pejabat Mesir mengatakan bahwa acara yang digelar Kamis (25/11) lalu adalah upaya untuk mempromosikan Kota Selatan Luxor sebagai salah satu museum terbuka terbesar di dunia.
Seni Jalanan yang Menggambarkan Revolusi Mesir
Pada tahun 2011, di saat ribuan pengunjuk rasa menuntut hak yang lebih demokratis, seniman jalanan Mesir mengungkapkan perbedaan pendapat mereka melalui lukisan di tembok Kairo.
Foto: Khaled Elfiqi/dpa/picture alliance
Ada waktu untuk berharap
Awal revolusi pada tahun 2011, anak-anak muda Mesir bersatu menghadapi rezim mantan Presiden Hosni Mubarak.
Foto: Ben Curtis/AP Photo/picture alliance
Hari terdahulu
Sebuah grafiti yang dibuat pada awal masa perjuangan yang memiliki slogan "Revolusi ada di nadi kami."
Foto: Getty Images/AFP/K. Desouki
Kesengsaraan masyarakat
Mural yang dibuat oleh Ammar Abo Bakr dilukis di jalan Mohamed Mahmoud, menunjukkan seorang anak lelaki menangis sambil memegang sepotong roti.
Foto: Amr Nabil/AP Photo/picture alliance
Korban revolusi
Mural ini menggambarkan tindakan kekerasan brutal terhadap blogger Mesir Khaled Said pada tahun 2010.
Foto: Khaled Elfiqi/dpa/picture alliance
Harapan yang menipis
Lukisan jalanan ini menunjukkan potret mantan penguasa Mesir Hosni Mubarak, mantan panglima militer Mohamed Tantawy, dan mantan Presiden Mohamed Mursi. Kata-kata dalam bahasa Arab berbunyi, "Tidak, Konstitusi Persaudaraan itu Sah."
Foto: Reuters
Berbicara melalui seni
Seniman jalanan menggunakan gambar-gambar seperti ini untuk mengkomunikasikan ketidakpuasan mereka terhadap rezim dan juga untuk menciptakan kesadaran tentang penderitaan rakyat.
Foto: Khaled Elfiqi/dpa/picture alliance
Simbol protes
Seniman sering melukis di dinding di jalan Mohamed Mahmoud, yang merupakan pusat bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di Kairo pada 2011.
Foto: Munir Sayegh
'Firaun' terakhir menang
Pada tahun 2014, Hosni Mubarak telah dibebaskan dari penjara. Akankah Presiden Abdel-Fattah el-Sissi kehilangan popularitasnya? Lukisan ini menunjukkan seorang pria bertopeng badut memegang tongkat kekerabatan Mesir kuno.
Foto: DW/R. Mokbel
'Revolusi tanpa harapan atau keputusasaan'
Mural karya Ammar Abo Bakr ini dibuat di Berlin pada tahun 2015, setelah kematian Shaimaa al Sabbagh, seorang penyair dan aktivis Mesir.
Foto: Don Karl
Tidak ada ruang untuk seni
Gambar terbaru yang dilukis oleh seniman Polandia Lukasz Zasadni menghiasi dinding pemakaman di Kairo. Mural jalanan tidak lagi umum di Mesir. (ha/yp)
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. El-Mofty
10 foto1 | 10
Sebelumnya, bulan April lalu, sebanyak 22 mumi kerajaan dibawa dalam sebuah prosesi budaya dari Luxor ke Museum Nasional Peradaban Mesir yang baru.
Prosesi yang rumit itu dijuluki "Parade Emas Firaun" dan juga disiarkan di televisi di hadapan pemirsa global.
Pejabat berharap acara ini akan meningkatkan popularitas Kota Luxor dan situs Mesir lainnya, memulihkan citra Mesir di sektor pariwisata global.