1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikRusia

Meski Ada Sanksi Barat, Moskow Tetap Banjir Barang Mewah

23 Desember 2024

Meskipun ada sanksi Barat dan banyak merek yang hengkang dari Rusia setelah Rusia luncurkan serangan ke Ukraina, para konsumen super kaya di Moskow masih dimanjakan dengan banyaknya pilihan barang-barang mewah Barat.

Shopping mal di Moskow,  GUM
Gambar ilustrasi toko mewahFoto: Evgenia Novozhenina/REUTERS

Di kawasan perbelanjaan eksklusif di ibu kota Rusia, Moskow, department store dan gerai-gerai mewah memamerkan mobil sport Barat, perhiasan emas, dan pakaian desainer.

Gambaran ini jauh berbeda dari klaim Barat bahwa sanksinya akan menghancurkan ekonomi Rusia dan memutusnya dari dunia luar.

"Saya tidak melihat adanya perubahan tertentu," kata Natalia, seorang dokter gigi berusia 51 tahun yang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan GUM yang sangat mewah di area Lapangan Merah Moskow.

"Mungkin ada tiga toko -- Chanel, Dior, Hermes -- yang saya tahu telah tutup. Sisanya sama seperti sebelumnya. Saya lihat bahkan Brunello Cucinelli ada di sini," katanya, merujuk pada rumah mode Italia tersebut. Banyak orang di Moskow -- termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin -- yang bersuka cita atas apa yang mereka sebut sebagai "kegagalan" sanksi untuk mengisolasi Rusia dari ekonomi global.

"Mereka ingin mengisolasi kami? Tolong! Kami sangat terisolasi di sini, sungguh lucu," ejek Sergei, pensiunan berusia 61 tahun, saat meninggalkan sebuah toko kelas atas.

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris secara tegas melarang ekspor "barang mewah" ke Rusia sebagai bagian dari paket sanksi mereka.

Beberapa merek dan grup juga secara sukarela keluar dari pasar pada awal serangan -- termasuk Chanel, Hermes, LVMH, dan Kering -- di tengah gelombang perusahaan yang hengkang dari Rusia.

Tak hilang begitu saja

Namun, hampir tiga tahun kemudian, logo dagangan mereka masih menghiasi produk di rak-rak toko Rusia di Moskow, kota metropolitan yang ramai dengan sekitar 13 juta penduduk yang merupakan pasar yang menguntungkan bagi mereka sebelum konflik.

Barang-barang yang dikenai sanksi dari segala jenis dapat dengan mudah diekspor ke Rusia melalui perantara yang bersedia di tempat-tempat seperti Kaukasus dan Asia Tengah.

Meskipun mereka tidak lagi menjual langsung ke pembeli Rusia, banyak merek mewah Barat tetap mempertahankan toko mereka di pusat kota Moskow, tampaknya dengan harapan dapat dibuka kembali suatu saat nanti.

"Pengumuman hengkangnya mereka adalah kemunafikan belaka," kata seorang pengusaha Prancis yang menjual barang-barang mewah di ibu kota Rusia.

Masuk lewat mana?

"Meskipun toko-toko mereka secara resmi tutup, merek-merek ini terus menjual produk mereka ke orang Rusia melalui 'pasar' dan dealer," katanya, yang berbicara dengan syarat anonim.

Statistik ekspor menunjukkan lonjakan besar dalam perdagangan antara negara-negara Barat dengan negara-negara seperti Kirgistan, Kazakhstan, dan Azerbaijan -- negara-negara bekas Soviet yang memiliki hubungan dekat dengan Moskow -- setelah sanksi diberlakukan.

"Dengan satu atau lain cara, semuanya diimpor," kata Elena, seorang manajer pemasaran berusia 38 tahun untuk desainer pakaian dalam mewah, yang berbelanja di pusat Kota Moskow.

"Ini sedikit lebih rumit, tetapi secara keseluruhan semua orang berhasil," untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan, katanya kepada AFP di department store TSUM, rumah bagi barang-barang dan merek mewah. Seorang asisten penjualan di sana mengatakan kepada AFP: "Merek-merek mewah masih ada di sini. Begitu pula pelanggan tetap kami, permintaan tidak turun."

Di situs web dan aplikasi resminya, TSUM mengiklankan penjualan produk dari Prada, Yves Saint Laurent, dan Alexander McQueen, semua merek yang telah resmi meninggalkan Rusia.

Disebutkan harganya "lebih kompetitif daripada di Dubai," -- yang telah menjadi tujuan liburan dan belanja yang berkembang pesat bagi orang-orang Rusia yang kaya di tengah kesulitan bepergian ke Eropa.

"Di Dubai, penjualan barang-barang mewah booming," sejak Rusia memerintahkan pasukan ke Ukraina, kata pengusaha Prancis itu.

Kreativitas pedagang

Terputus dari ekspor langsung, pengecer Rusia telah menemukan cara-cara kreatif untuk mendapatkan produk yang diminta oleh klien mereka.

Sanksi telah menyebabkan kebangkitan jasa pembelian barang yang disebut "pembeli"-- istilah yang dipopulerkan pada awal 1990-an oleh orang-orang yang akan bepergian ke Eropa untuk membawa kembali barang-barang mewah bagi klien di negaranya.

Saat ini pembeli memiliki kontrak langsung dengan butik-butik besar atau pusat perbelanjaan, kata Andrei, seorang penata gaya berusia 52 tahun yang memiliki klien kelas atas.

"Mereka menerima pesanan furnitur dan perkakas makan hingga perhiasan, pakaian, dan produk busana bulu langsung ke perwakilan di Milan, Paris, London," katanya kepada AFP.

Mengingat tingginya permintaan barang-barang mewah Barat, orang-orang Rusia yang kaya yakin bahwa merek-merek Barat sendiri akan segera kembali lagi . "Ini hanya masalah waktu," pungkas  Andrei.

ap/hp (afp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait