Pesepakbola Mesut Özil menikahi tunangannya, mantan Miss Turki, Amine Gulse di Istanbul. Pendamping pengantin prianya adalah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Iklan
Mantan pesepakbola tim nasional Jerman, Mesut Özil menikah dengan Amine Gülse pada Jumat (07/06) malam. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertindak sebagai pendamping pengantin pria.
Di upacara pernikahan yang berlangsung di Istanbul, gelandang Arsenal berusia 30 tahun itu menari dengan pengantin barunya.
Erdogan dan istrinya Emine terlihat berdiri di samping pasangan muda itu saat pengucapan janji pernikahan, yang berlangsung di salah satu hotel termahal di kota itu. Pemimpin Turki itu berharap pasangan itu mendapatkan "yang terbaik dari keberuntungan."
Mesut Özil: Selayang Pandang Karirnya
Özil mengundurkan diri dari permainan internasional setelah menuduh dapat perlakuan rasis dari Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB). Gelandang tengah yang tenang dan berbakat itu telah menarik banyak penggemar setia.
Özil bergabung dengan tim muda Bundesliga Schalke 04 di kampung halamannya Gelsenkirchen pada 2005. Keberhasilannya di panggung internasional datang lebih cepat, ia memenangkan kejuaraan Eropa U21 dengan tim Jerman tahun 2009.
Foto: Imago/Team 2
Berawal dari Bremen
Karir klub Özil juga tidak mengecewakan. Mereka menggambarkannya sebagai "hal besar berikutnya." Keluar dari Schalke karena alasan gaji, Özil lalu pindah ke Werder Bremen pada 2008. Penampilannya yang luar biasa untuk tim Jerman di Piala Dunia 2010 menarik perhatian klub-klub terbaik Eropa. Ia dijual ke Real Madrid pada 2010 kemudian pindah ke tim Inggris Arsenal dengan rekor klub 50 juta Euro.
Foto: Imago/Sven Simon
Simbol keberhasilan integrasi
Tahun 2010 Özil memenangkan Bambi - penghargaan media bergengsi di Jerman - sebagai contoh cemerlang integrasi di Jerman. Lahir sebagai seorang Jerman generasi ketiga, ia selalu menyatakan bangga akan asal-usulnya di Turki, sambil menekankan bahwa hidupnya dikhususkan untuk Jerman. Sebagai seorang Muslim yang taat, ia pernah memposting foto dirinya berhaji ke Mekah pada 2016.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Pedersen
Raja di hati para penggemarnya
Özil bertemu Kanselir Angela Merkel setelah mengalahkan Turki tahun 2012. Ia menarik banyak penggemar setia karena kepribadiannya yang tenang dan sederhana serta gemar melakukan kegiatan filantropi. Tahun 2014 ia dipuji karena menyumbangkan kemenangan Piala Dunia 2014 bagi anak-anak Brasil yang membutuhkan operasi penyelamatan jiwa dan bertemu dengan anak-anak pengungsi Suriah di Yordania.
Özil mengikuti semua tujuh pertandingan sukses Piala Dunia Jerman di Brasil pada 2014. Dikenal sebagai "playmaker Joachim Löw," gelandang tengah ini memiliki hubungan dekat dengan pelatih nasional Jerman tersebut. Secara total sepanjang karir untuk timnas Jerman, ia telah memainkan 92 pertandingan, mencetak 23 gol, dan mencatatkan 40 umpan matang.
Foto: picture-alliance/GES/M. Gillar
Kontroversi Erdogan
Özil pernah bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa kali, yang terakhir yaitu Mei 2018. Pertemuan ini menghasilkan foto bersama yang akhirnya banyak dikritik di Jerman. Mulai dari politisi kiri yang menganggapnya mendukung pemimpin otoriter, dan politisi kanan yang menuduhnya kurang loyal terhadap Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/Presidential Press Service
Berakhirnya sebuah masa
Jerman tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 di Rusia - ini adalah kinerja terburuk dalam beberapa dekade. Presiden Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB), Reinhard Grindel, berusaha menyangkal kritik terhadap dirinya dengan menyalahkan pertemuan Özil dengan Erodgan untuk mengalihkan perhatian tim. Reaksi Grindel ini menuai kritik keras dari politisi dan penggemar sepak bola Jerman.
Foto: picture-alliance/Photoshot
'Kalau menang saya orang Jerman, tapi sewaktu kalah saya imigran'
Özil mengeluarkan unek-unek lewat Twitter sambil menyatakan mengundurkan diri dari permainan internasional pada Juli 2018, saat ia masih berusia 29 tahun. "Saya tidak mau lagi menjadi kambing hitam karena ketidakbecusannya," kata Özil merujuk kepada Grindel. Ia menuduh presiden DFB itu rasis, tapi mengucapkan terima kasih kepada Löw dan rekan di tim Jerman atas dukungan mereka.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
8 foto1 | 8
Keterlibatan Erdogan dalam pernikahan itu kemungkinan sekali lagi menuai kontroversi di negara asalnya. Özil, yang lahir di Jerman dari orang tua berlatar belakang Turki, mendapat kecaman tahun lalu ketika berpose untuk berfoto dengan Erdogan, menjelang pemilu di Turki dan menjelang Piala Dunia di Rusia. Pemain sepak bola itu bahkan dicemooh selama pertandingan pra-Piala Dunia, meskipun mencetak gol.
Dampak dari kontroversi itu membuatnya pensiun dari tim nasional, setelah Jerman tersisih dari babak grup Piala Dunia, dengan alasan "rasisme dan perlakuan tidak hormat" yang dia alami akibat foto-foto tersebut.
Siapakah Recep Tayyip Erdogan?
Dari aktivis menjadi presiden, karir politik Recep Tayyip Erdogan menanjak pesat. Namun ia juga menjadi sosok yang kontroversial. DW melihat lebih dekat jalan Erdogan menuju tampuk kekuasaan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Morenatti
Bangkitnya Turki di bawah Erdogan
Di Turki dan di luar negeri, sosok Recep Tayyip Erdogan menimbulkan efek berlawanan. Ada yang menggambarkannya sebagai "sultan" Ottoman baru dan ada juga yang menganggapnya pemimpin yang otoriter. DW mengeksplorasi bangkitnya pemimpin Turki ini dari masa awal berkampanye untuk urusan Islamis hingga menjadi presiden di negara yang memiliki kekuatan militer terbesar kedua di NATO.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Morenatti
Walikota Istanbul yang pernah dipenjara
Setelah bertahun-tahun bergerak di jajaran Partai Kesejahteraan yang berakar Islamis, Erdogan terpilih sebagai walikota Istanbul pada 1994. Namun empat tahun kemudian, partai itu dinyatakan inkonstitusional karena mengancam sistem pemerintahan sekuler Turki dan dibubarkan. Ia kemudian dipenjara empat bulan karena pembacaan puisi kontroversial di depan umum dan akibatnya ia kehilangan jabatannya.
Erdogan mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang memenangkan mayoritas kursi pada tahun 2002. Dia diangkat menjadi perdana menteri pada tahun 2003. Di tahun-tahun pertamanya, Erdogan bekerja untuk menyediakan layanan sosial, meningkatkan ekonomi dan menerapkan reformasi demokratis. Beberapa orang berpendapat bahwa Erdogan mengubah haluan pemerintahan Turki menjadi lebih religius.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Ozbilici
Ingin generasi yang saleh
Meskipun konstitusi Turki menjamin sistem sekluarisme, pengamat yakin bahwa Erdogan telah berhasil membersihkan sistem sekuler di sana. Pemimpin Turki ini mengatakan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk membangkitkan "generasi yang saleh." Pendukung Erdogan memuji inisiatifnya dengan alasan bahwa tahun-tahun diskriminasi terhadap Muslim yang religius akhirnya bisa berakhir.
Foto: picture-alliance/AA/C. Ozdel
Berhasil lolos dari usaha kudeta
Pada Juli 2016, kudeta militer gagal yang menargetkan Erdogan dan pemerintahannya menyebabkan lebih dari 200 orang tewas, termasuk warga sipil dan tentara. Setelah upaya kudeta, Erdogan mengumumkan keadaan darurat dan bersumpah untuk "membersihkan" militer. "Di Turki, angkatan bersenjata tidak mengatur negara atau memimpin negara. Mereka tidak bisa," katanya.
Foto: picture-alliance/AA/K. Ozer
Penumpasan oposisi
Sejak kudeta gagal, pihak berwenang menangkap lebih dari 50.000 orang di angkatan bersenjata, kepolisian, pengadilan, sekolah dan media. Erdogan menuduh Fethullah Gulen (seorang ulama yang diasingkan di AS dan mantan sekutu Erdogan) dan para pendukungnya telah mencoba merusak pemerintahan. Namun organisasi HAM meyakini tuduhan itu merupakan sarana untuk memperkuat kekuasaan dan pengaruhnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Gurel
Didukung dan dikritik
Meskipun Erdogan menikmati dukungan signifikan di Turki dan komunitas diaspora Turki, dia dikritik karena kebijakannya yang keras dan aksi-aksi terhadap militan Kurdi setelah runtuhnya proses perdamaian pada 2015. Januari 2018, Erdogan meluncurkan serangan mematikan ke utara Suriah (Afrin), sebuah operasi yang secara luas dikecam oleh organisasi HAM.
Foto: picture- alliance/ZUMAPRESS/Brais G. Rouco
Era baru?
Menjabat sebagai presiden Turki sejak 2014, Erdogan ingin memperpanjang jabatannya. Pemilu bulan Juni akan menandai transisi Turki menjadi negara presidensial bergaya eksekutif. Namun disinyalir, lanskap media Turki didominasi oleh kelompok yang punya hubungan dengan Partai AKP yang berkuasa. Para pengamat percaya, pemilu ini menandai era baru bagi Turki - belum jelas, era baik atau buruk.(na/hp)
Foto: picture-alliance/dpa/T. Bozoglu
8 foto1 | 8
Bulan lalu, Özil berbuka puasa pada bulan Ramadan dengan Erdogan, yang semakin memicu tuduhan dukungannya bagi pemimpin kontroversial itu, yang telah memperkuat posisinya dengan memberikan kekuasaan luas presiden dan secara agresif membungkam para pengritiknya.
Iklan
Santunan
Menandai pernikahannya, Özil berjanji untuk membayar operasi 1.000 anak-anak yang kurang beruntung. "Sebagai pemain sepak bola profesional, saya berada dalam posisi yang beruntung dan istimewa," tulisnya. "Amine dan saya akan menanggung biaya operasi 1.000 anak yang membutuhkan." Özil juga memberikan kesempatan bagi penggemar atau masyarakat luas yang ingin berpartisipasi dalam proyek amalnya tersebut.
10 Pemain Terbaik Jerman versi Media Inggris
Baru-baru ini harian Inggris, the Guardian, merilis daftar 100 pemain terbaik dunia. DW memetik 10 pemain Jerman yang masuk dalam deretan paling bergengsi tersebut.
Foto: Getty Images
Peringkat 12 - Mesut Özil
Transformasi yang dialami FC Arsenal musim ini mustahil tanpa kehadiran sosok Mesut Özil. Dipinang seharga 50 juta Euro dari Real Madrid, gelandang Jerman itu menjadi jantung kreativitas pasukan Arsene Wenger. Kendati masih menyisakan kelemahan di depan gawang, Özil dinilai pantas menduduki posisi ke-12 dalam daftar 100 pemain terbaik di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Peringkat 15 - Philipp Lahm
Sulit menemukan alasan yang legitim buat menolak gelar bek sayap terbaik di dunia untuk Philipp Lahm. Bersama Pep Guardiola, Lahm bahkan tampil cemerlang sebagai gelandang bertahan. Tapi kekuatan terbesar kapten tim nasional Jerman itu adalah konsistensi yang nyaris tak tertandingi. "Dia tidak bisa bermain buruk," kata mentornya Hermann Gerland 2006 lalu. Ucapannya itu terbukti hingga saat ini
Foto: Getty Images
Peringkat 20 - Bastian Schweinsteiger
Schweinsteiger punya segudang pengalaman buruk di tahun 2012 - Kegagalan penalti di final Liga Champions melawan Chelsea atau penampilan setengah hati selama Piala Eropa. Tapi pria yang akrab disapa Schweini itu memutar balik nasib dan membawa FC Bayern merebut gelar treble pertama sepanjang sejarahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Peringkat 22 - Manuel Neuer
Sulit memastikan bahwa Manuel Neuer adalah kiper terbaik di dunia. Tapi angka statistik yang mengiringi penampilannya musim lalu membetoni pandangan tersebut. Bulan September Neuer mencatat rekor 100 laga tanpa gol di Bundesliga. Kiper binaan Schalke itu juga tidak kebobolan selama empat pertandingan melawan Juventus dan FC Barcelona.
Foto: Reuters
Peringkat 23 - Marco Reus
Penyerang sayap yang gesit dan lincah ini seakan terlahir untuk menyempurnakan skema permainan cepat ala Borussia Dortmund. Setelah sukses mencapai final Liga Champions Eropa musim lalu, Reus resmi ditahbiskan sebagai salah satu pemain elit Eropa. Kendati masih berusia 23 tahun, gelandang Jerman ini sudah mengemas segudang pengalaman.
Foto: AFP/Getty Images
Peringkat 25 - Thomas Müller
Entah sebagai striker utama, penyerang sayap, gelandang kreatif atau penyerang bayangan - Thomas Müller jarang mengecewakan pelatih dan rekan setimnya. Gaya permainan Müller boleh jadi tidak seelegan Mesut Özil, tapi tidak ada yang bisa menafikan keefektifannya di depan gawang. Determinasinya menemukan ruang adalah satu dari sekian kualitas yang membuatnya masuk dalam daftar elit tersebut.
Foto: Reuters
Peringkat 34 - Mario Götze
Mario Götze mengalami tahun penuh turbulensi musim lalu. Hijrah dari Dortmund yang membesarkan namanya ke rival utama FC Bayern hingga kini masih menyisakan debu di mata para pendukung. Tapi kiprahnya sejak kembali dari cedera memperkuat asumsi, bahwa Götze telah mengambil keputusan yang tepat. Aksi solo Götze saat mencetak gol ke gawang CSKA Moskow beberapa waktu lalu memperkuat dugaan itu.
Foto: Reuters
Peringkat 40 - Toni Kroos
Kendati masih berupaya menemukan performa terbaiknya, Kroos dianggap pantas masuk daftar elit pesepakbola yang merumput di Eropa. Gabungan teknik yang ciamik serta kondisi fisiknya yang dipadu dengan kemampuan melepaskan tendangan geledek membuat pemuda 23 tahun itu sempurna untuk mengawal lapangan tengah FC Bayern.
Foto: Getty Images
Peringkat 44 - Ilkay Gündogan
Penampilan Ilkay Gündogan musim lalu bersama Borussia Dortmund mengundang decak kagum dari seantero Eropa. Gelandang bertahan didikan FC Nürnberg ini mampu membaca dan mengelola permainan timnya dari belakang. Gayanya yang lembut namun efektif membuat Gündogan menjadi buruan klub-klub papan atas Eropa.
Foto: Getty Images
Peringkat 66 - Mats Hummels
Tahun ini bukan momen terbaik untuk memberi penilaian terhadap Mats Hummels. Pasalnya jenderal pertahanan Dortmund itu jarang tampil konsisten sejak sembuh dari cedera beberapa waktu lalu. Hummels juga dihujani kritik usai Jerman ditahan imbang Paraguay 3:3, termasuk oleh Joachim Löw. Tapi penampilannya musim lalu mengingatkan orang, bahwa sosok serupa Beckenbauer telah kembali ke lapangan hijau.
Foto: Getty Images
10 foto1 | 10
Lembaga kemanusiaan Turki, Turkish Red Crescent Society (Masyarakat Bulan Sabit Merah) mengatakan Özil juga menyampaikan sumbangan uang tunai ke badan amal yang akan mendistribusikan makanan kepada 16.000 orang yang terkena dampak kemiskinan dan perang di Turki dan negara tetangga, Suriah.
Özil disebut-sebut sebagai pemain Arsenal dengan bayaran tertinggi, meski tidak melewati musim pertandingan yang mudah. Dia melewatkan banyak pertandingan karena cedera dan sakit.
ap/yp
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!