Ia diduga kuat merencanakan serangan teror di Paris. Tidak banyak yang diketahui dari sosok Abdelhamid Abaaoud, kecuali rekaman masa mudanya yang jauh dari agama. Kini ia dinyatakan tewas dalam penggerebekan di St. Denis
Iklan
Hakikat seorang teroris bisa penuh kontradiksi. Tidak berbeda dengan Abdel-Hamid Abaaoud. Pria asal Belgia yang diduga kuat mendalangi serangan teror di Paris dan kini dinyatakan tewas dalam ledakan bom bunuh diri di tengah aksi penggrebekan di St. Denis, Paris.
Pria yang diburu oleh aparat keamanan itu tewas setelah rekan perempuannya meledakkan diri di dalam sebuah apartemen di Paris. Kepolisian memastikan kematiannya setelah berhasil mengidentifikasi potongan tubuh Abaaoud.
Tidak banyak yang diketahui tentang sosok yang mendalangi serangan di Paris itu.
Abaaoud dikenal periang dan gemar bercanda. Ia bahkan pernah mengenyam pendidikan menengah atas di salah satu sekolah paling prestisius di Belgia, Saint-Pierre d'Uccle.
Sepanjang hidupnya Abaaoud jarang bersentuhan dengan lingkup keagamaan yang kental di tempatnya dibesarkan, Molenbeek - sebuah distrik bermayoritaskan pendatang asing di Brussels. "Dia tidak pernah pergi ke Masjid," tutur saudara perempuannya, Yasmina, kepada New York Times.
Kehidupan Abaaoud berakhir pada Januari 2014, ketika ia hijrah ke Suriah buat bergabung bersama kelompok teror Islamic State. Akhir tahun silam IS mengklaim Abaaoud telah meninggal dunia. Tapi laporan tersebut terbantahkan ketika ia muncul di Eropa awal tahun ini.
Sejak saat itu sosok yang dulunya periang itu berubah wajah menjadi pembunuh berdarah dingin. Abaaoud kini dikenal gemar berpose bersama jenazah yang telah dibunuhnya atau telah dimutilasi. "Melihat darah kafir bercucuran membuat saya senang," ujarnya dalam wawancara dengan majalah ISIS, Dabiq.
Video yang dirilis IS beberapa bulan silam menampilkan Abaaoud sedang mengendarai truk yang penuh dengan korban eksekusi mati. Jenazah itu lalu dibuang di sebuah kuburan massal.
"Saya tidak tahan lagi," kata sang ayah, Omar, seperti dilansir New York Times awal tahun ini. "Dia telah menghancurkan keluarga kami. Saya bahkan tidak ingin melihatnya lagi."
Pria yang bernama lain Abu Umar al-Baljiki itu pernah nyaris diringkus kepolisian dalam penggrebekan di Verviers, sebuah kota kecil di timur Belgia, Januari silam. Tapi ia berhasil melarikan diri dan kembali ke Suriah.
"Saya bisa pergi dan kembali ke Sham (Suriah) walaupun diburu oleh banyak dinas rahasia," katanya pongah. "Nama dan foto saya ada di berbagai surat kabar. Tapi saya tetap bisa bersembunyi di negara mereka, merencanakan operasi melawan mereka dan pulang dengan aman jika diperlukan," ujarnya kepada majalah Dabiq.
Serangan Teror di Eropa
Sejak satu dekade terakhir serangan teror radikal Islamis terus menyasar Eropa. Sebuah Kronologi dalam gambar.
Foto: AP
November 2015 Paris
Serangan yang terjadi pada Jumat (13/11/15) malam merupakan aksi paling berdarah yang mengguncang Perancis setelah Perang Dunia II satu tusukan bagi Perancis. Sedikitnya 130 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan yang dilancarkan ISIS di tujuh lokasi di Paris. Polisi melaporkan 8 pelaku serangan teror tewas; 7 diantaranya meledakkan diri.
Foto: Getty Images/AFP/K. Tribouillard
Serangan Terhadap Kebebasan Berpendapat
Serangan terhadap mingguan Charlie Hebdo 7 Januari 2015 dinilai para politisi dunia sebagai identik dengan serangan terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Pimpinan redaksi Stephane Charbonnier alias "Charb" dan sejumlah karikaturis utama majalah itu tewas akibat serangan tersebut. Charb dipuji sebagai pejuang kebebasan pers yang berani dan pantang mundur.
Foto: DW/Bernd Riegert
Januari 2015 Paris
Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan ke Kantor mingguan satir "Charlie-Hebdo" di Paris um. Pelaku masih diburon. Motifnya diduga balas dendam atas publikasi Karikatur Nabi Muhammad dan Karikatur pimpinan ISIS Abubakar al Bhagdadi oleh majalah tersebut. Seluruh dunia mengutuk aksi teror barbar tersebut.
Foto: A. Gelbard/AFP/Getty Images
Maret 2004 Madrid
Sejumlah bom meledak di empat kereta dan satu trem bawah tanah di ibukota Spanyol 11 Maret 2004. Sedikitnya 191 orang tewas dan 1.8000 cedera. Pelakunya secara simbolis diganjar hukuman 43.000 tahun penjara. Di Spanyol berlaku peraturan bagi pelaku kejahatan berat dengan ganjaran hukuman tertinggi 40 tahun.
Foto: AP
Juli 2005 London
Saat jam sibuk tanggal 7 Juli 2005 empat teroris radikal Islamis melancarkan serangan teror nyaris berbarengan mengguncang ibukota Inggris. Tiga pelaku serangan bunuh diri meledakkan sebuan kereta bawah tanah dan seorang lagi meledakkan sebuah bus kota bertingkat. Sedikitnya 52 orang tewas termasuk keempat teroris.
Foto: picture-alliance/dpa/P. MacDiarmid
September 2005 Denmark
Tanggal 30 September 2005 harian Denmark "Jylannds Posten" mempublikasikan 12 karikatur yang mengkritik Islam. Salah satunya Karikatur Nabi Muhammad yang mengenakan sorban berupa bom. Publikasi ini memicu aksi protes di seluruh negara Islam sebagian dengan kekerasan dan membuat pemerintah Denmark dan Eropa waspada.
Foto: picture-alliance/dpa
Desember 2010 Stockholm
Menjelang Natal pada 11 Desember 2010 dua bom meledak di pusat perbelanjaan yang ramai di ibukota Swedia. Dua pejalan Kaki cedera. Pelakunya pemuda berusia 28 tahun keturunan Irak membunuh diri. Semula diduga aksi dilakukan pelaku tunggal, tapi belakangan diketahui pelaku memiliki komplotan.
Foto: AFP/Getty Images/J. Nackstrand
November 2011 Paris
Mingguan satir Perancis "Charlie Hebdo" pada November 2011 jadi sasaran serangan bom molotov yang dilemparkan ke ruang redaksi. Saat itu tidak ada korban cedera. Pelaku serangan hingga kini tidak tertangkap. Motif serangan diduga publikasi terkait karikatur yang mengritik Islam. Mingguan satir ini terkenal dengan karikaturnya yang mengritik semua agama besar.
Foto: picture-alliance/abaca
Maret 2012 Toulouse
Antara 11 hingga 22 Maret 2012 seluruh Perancis dicekam ketakutan. Mula-mula seorang lelaki Yang menunggang skuter menembak dua orang serdadu. Delapan hari kemudian tiga siswa dan seorang Guru sekolah Yahudi ditembak mati. Tanggal 22 Maret polisi menyerbu rumah pelaku dan dalam aksi baku tembak pelaku berhasil dibunuh.
Foto: AP
Mei 2014 Brussel
Seorang pria melakukan aksi penembakan membbi buta di jalan masuk Musium Yahudi di Brussel 24 Mei 2014. Empat orang tewas dan pelaku berkewargaan Perancis berhasil kabur. Balakangan pelaku tertangkap di Perancis dan diekstradisi ke Belgia. Pelaku adalah eks jihadis di Suriah dan pernah dipenjara karena merampok.
Foto: Reuters
September 2014 Brussel
September 2014 sebuah serangan ke gedung Komisi Uni Eropa berhasil digagalkan. Pelaku tunggal diduga gagal berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Setelah serangan itu, sejumlah negara Eropa meningkatkan kewaspadaan terhadap para eks jihadis pendukung ISIS yang balik kembali ke negara asalnya di Eropa.