Mike Pence Umumkan Transaksi US$ 10 Miliar di Indonesia
21 April 2017
Wapres Mike Pence mengumumkan transaksi senilai 10 miliar dolar AS antara perusahaan Amerika dan Indonesia dalam kunjungan ke Jakarta. Antara lain dari Exxon Mobil, General Elecric dan Lockheed Martin.
Iklan
"Kesepakatan ini menandai gairah luar biasa yang dirasakan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tentang peluangnya di Indonesia," kata Mike Pence di Jakarta hari Jumat (21/4). Sebelas kesepakatan investasi dan kerjasama ekonomi ditandatangani selama kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat itu. Perusahaan-perusahaan yang terlibat antara lain raksasa energi Exxon Mobil, General Electric, dan perusahaan dirgantara Lockheed Martin.
Exxon Mobil akan menjual gas alam cair kepada Pertamina. General Electric akan menyediakan teknologi untuk pembangkit listrik di Indonesia, sementara Lockheed Martin akan menyediakan sistem senjata baru untuk jet tempur F-16.
Kunjungan ke Indonesia ini dilakukan Mike Pence untuk meringankan langkah perusahaan-perusahaan AS yang ingin berbisnis di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu target ekonomi pemerintahan Presiden Donald Trump yang fokus pada negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS.
Dalam sebuah pertemuan di di Jakarta hari Jumat, Pence mengatakan kepada kalangan bisnis yang hadir, bahwa dia dan Presiden Jokowi telah membahas bagaimana memperbaiki akses pasar bagi perusahaan-perusahaan AS di Indonesia. Dia menekankan, pembicaraan dengan Presiden jokowi berlangsung "dengan sangat jujur dan penuh hormat".
Pada awal kunjungannya, Pence mengatakan bahwa Washington ingin "menyingkirkan hambatan" bagi eksportir AS yang ingin memasuki pasar Indonesia.
Indonesia saat ini menjadi salah satu negara sasaran investor asing, karena angka pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir. Kelas menengah di Indonesia berkembang cepat dengan daya beli yang meningkat.
Tapi Indonesia juga dinilai sebagai tempat yang sangat sulit untuk melakukan bisnis karena kebijakan yang nasionalistis, birokrasi yang kompleks dan sarat dengan korupsi.
Contoh terbaru adalah perselisihan antara perusahaan pertambangan Freeport-McMoRan, yang mengelola salah satu tambang emas dan tembaga besar terbesar dunia di Indonesia.
Mike Pence meninggalkan Indonesia hari Jumat (21/04) dan melanjutkan lawatannya ke Australia, stasiun terakhirnya dalam agenda kunjungan ke Asia Pasifik. Sebelumnya Wakil Presiden AS itu telah mengunjungi Korea Selatan dan Jepang untuk menegaskan aliansi dan dukungan AS terhadap kedua negara itu.
Ranking Negara Idaman Investor
Sepuluh negara didaulat sebagai tujuan investasi terbaik sejagad oleh konsultan internasional, A.T. Kearney dan lembaga PBB, UNCTAD. Cina masih berada di urutan teratas, sementara prospek Indonesia melemah.
Foto: PHILIPPE LOPEZ/AFP/Getty Images
10. Jepang
Tidak sedikit perusahaan-perusahaan multinasional yang menggantungkan program riset dan pengembangannya pada Jepang. Selain itu negeri sakura juga dinilai prospektif sebagai pusat logistik regional. Secara umum, posisi Jepang masih kokoh karena geliat pasar di dalam negeri yang dinamis, buruh yang terdidik dan konsumen yang berpikiran maju.
Foto: Fotolia/lassedesignen
9. Inggris
Investor dari zona Euro aktif merambah sektor keuangan yang menjadi tulang punggung perekonomian Inggris. Kendati rencana referendum soal keanggotaan Inggris di Uni Eropa 2017 mendatang, London masih dianggap sebagai pusat keuangan dan pertukaran modal paling menjanjikan di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
8. Thailand
Thailand sejak lama menikmati kepercayaan tinggi di kalangan investor. Negeri gajah putih itu misalnya beberapa tahun lalu menggeser Cina sebagai negara produksi Toyota terbesar ketiga di dunia. Serupa dengan Malaysia, Thailand mengandalkan sektor otomotif dan elektronik untuk mendulang dana investasi asing.
Foto: imago/McPhoto
7. Mexiko
Murahnya upah buruh dan biaya transportasi, serta afiliasi yang kuat perekonomian Mexiko dengan negeri jiran, AS, membuat investor membanjiri negara di jantung Karibik itu. Kepercayaan terhadap perekonomian Mexiko terutama menguat setelah pemerintah membuka keran bagi investasi asing dalam program privatisasi perusahaan energi pelat merah.
Foto: picture alliance/Arco Images GmbH
6. Jerman
Jerman didaulat sebagai negara dengan sektor manufaktur paling canggih di dunia. Negeri di jantung Eropa ini berhasil menarik investor yang mencari iklim bisnis yang aman, berjangka panjang dan berkelanjutan. Ketika perekonomian lain di Eropa menyusut, Jerman justru tengah menikmati angka pertumbuhan yang signifikan.
Foto: Reuters
5. Brasil
Negeri samba ini bisa membanggakan diri sebagai negara tujuan investasi terbesar untuk pemodal dari negara-negara berkembang dan ambang industri. Ketika arus keluar investasi portfolio menderas, Brasil justru menikmati jenis investasi jangka panjang. Energi dan pertambangan adalah dua sektor yang paling menjanjikan buat investor.
Foto: Fotolia/marchello74
4. Indonesia
Sejatinya investor asing masih menaruh harapan tinggi pada perekonomian Indonesia yang digerakkan oleh konsumsi dan eksplorasi sumber daya alam. Namun kepercayaan anjlok setelah pemerintah menelurkan regulasi yang melarang ekspor mineral mentah. Kebijakan tersebut dikhawatirkan bakal mengotori iklim investasi di tanah air.
Foto: picture-alliance/dpa
3. India
India menyedot 25,5 miliar US Dollar dalam bentuk Investasi Asing Langsung (FDI). Namun kendati masih dipercaya sebagai negara idaman buat perusahaan multinasional, arus modal yang masuk berkurang sebanyak enam miliar US Dollar dibandingkan tahun 2012. Salah satu alasan terbesar adalah langkah pemerintah memperketat regulasi penanaman modal.
Foto: Getty Images
2. Amerika Serikat
Meski memuncaki indeks kepercayaan investasi asing langsung (FDI), posisi Amerika Serikat dalam daftar negara idaman tujuan investasi melorot tipis dibandingkan Cina. Sektor keuangan dan elektronik/komputer adalah alasan terbesar perusahaan asing ramai-ramai berinvestasi di negeri paman sam.
Foto: Reuters
1. Cina
Negeri tirai bambu sejauh ini memuncaki daftar popularitas negara tujuan investasi di dunia. Sebanyak 45 persen dari 150 perusahaan multinasional yang dilibatkan dalam jajak pendapat menyebut Cina sebagai negara idaman. Beberapa sektor yang menjadi primadona adalah telekomunikasi, otomotif dan konstruksi.