Milisi Irak pro-Iran Masuk Suriah, Dukung Pasukan Assad
3 Desember 2024
Milisi pro-Iran dari Irak memasuki Suriah untuk bantu Assad hadapi pemberontak, sementara Iran tegaskan dukungannya untuk pemerintah Assad.
Iklan
Milisi pro-Iran dari Irak memasuki Suriah untuk membantu serangan balasan dari pemerintah terhadap kelompok pemberontak yang telah menguasai Aleppo, kota terbesar di Suriah.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di Inggris, sekitar 200 pasukan milisi Irak yang mengendarai mobil bak terbuka, terlihat melintasi perbatasan ke Suriah pada malam hari.
"Ini adalah bala bantuan baru yang dikirim untuk mendukung rekan-rekan kami di garis depan di bagian utara,” ujar seorang pejabat militer senior kepada kantor berita Reuters.
Pertempuran berlanjut di sekitar Aleppo dan Idlib
Dipimpin oleh kelompok Islamis, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), para pemberontak melancarkan serangan dua arah ke kota Aleppo pekan lalu dan bergerak ke pedesaan sekitar Idlib serta provinsi tetangganya, Hama.
Iklan
Serangan udara militer Suriah dan Rusia terhadap posisi pemberontak sebagian besar berfokus di dua provinsi tersebut.
Kelompok Pertahanan Sipil Suriah "The White Helmets” melaporkan bahwa setidaknya 25 orang tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh militer Suriah dan Rusia di wilayah tersebut.
Juru bicara pemerintah Rusia mengatakan, "kami tentu saja akan terus mendukung Bashar Assad dan melanjutkan kontak pada tingkatan yang sesuai."
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Foto: DW Montage
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Foto: picture alliance/AP Images
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Foto: Getty Images/Afp
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Foto: farhangnews
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Foto: Irna
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Foto: picture alliance/Y. Arhab
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Foto: picture alliance/dpa/Y. Arhab
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Lebanese Official Government/D. Nohra
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Foto: Iran's Foreign Ministry/WANA/REUTERS
11 foto1 | 11
AS, PBB, Uni Eropa desak de-eskalasi
Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan PBB pada Senin (02/12) mendesak adanya de-eskalasi, di mana Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya "khawatir” dengan situasi kekerasan yang saat ini terjadi. Mereka juga mendesak adanya proses politik guna mengakhiri konflik internal di negara tersebut.
"Kami ingin melihat semua negara menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong terjadinya de-eskalasi, melindungi warga sipil, dan pada akhirnya mendorong proses politik ke depan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Matthew Miller kepada wartawan.
Dalam sebuah pernyataan dari juru bicara urusan luar negeri Anouar El Anouni, Uni Eropa juga menyerukan adanya de-eskalasi dan perlindungan terhadap warga sipil, serta mengkritik Rusia karena ikut berpartisipasi dalam serangan udara di wilayah padat penduduk.
PBB memperkirakan bahwa sejak pertempuran kembali memanas dalam perang saudara Suriah yang telah berlangsung lama, antara 26 November hingga 1 Desember, setidaknya 44 orang tewas dan sekitar 48.500 orang terpaksa mengungsi di wilayah tersebut.
"Rakyat Suriah telah menghadapi konflik ini selama hampir 14 tahun. Mereka pantas mendapatkan cakrawala politik yang dapat memberikan perdamaian di masa depan, bukan lebih banyaknya pertumpahan darah,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, kepada wartawan.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Iran tegaskan dukungan penuh untuk pemerintah Suriah
Pada Senin (03/12), juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Esmaeil Baqaei mengatakan bahwa penasihat dari Teheran akan tetap berada di Suriah "sesuai dengan keinginan” Damaskus.
"Kami memasuki Suriah bertahun-tahun yang lalu atas undangan resmi dari pemerintah Suriah, ketika rakyat Suriah menghadapi ancaman terorisme," ujarnya.
Menlu Iran Abbas Araghchi bertemu dengan Presiden Suriah Bashar Assad di Damaskus pada Minggu (01/12) dan mengumumkan dukungan penuh Teheran untuk pemerintahan Assad.
Pemilu di Suriah Tandai 50 Tahun Kekuasaan Dinasti Assad
Pemilu di Suriah akan berlangsung pada 26 Mei 2021 dan akan menandai 50 tahun kekuasaan dinasti Assad di negara yang terpecah dan hancur oleh peperangan.
Foto: Jalaa Marey/AFP
Hafez al-Assad, orang kuat Suriah selama puluhan tahun
Hafez al-Assad naik ke tampuk kekuasaan tahun 1970 setelah melancarkan kudeta. Dia membangun Suriah dengan tangan besi melalui partai hegemoni Ba'ath, dan meletakkan fundamen kekuasaan dinastinya. Hafez al-Assad meninggal 10 Juni 2000. Sebulan kemudian, anak lelakinya Bashar terpilih sebagai pemimpin baru setelah memenangkan 97 persen suara dalam referendum. Bashar adalah satu-satunya kandidat.
Foto: AP
Pupusnya harapan reformasi
Bashar al-Assad tadinya dipandang sebagai pemimpin muda yang berpandangan modern dan akan menggalang reformasi Suriah. Namun ketika gerakan protes "Musim Semi Arab" mulai melanda Suriah, Bashar mengerahkan pasukan dan menindas secara brutal aksi-aksi protes. Sebagian pasukan Suriah lalu bergabung dengan kalangan oposisi dan pertempuran pecah di banyak tempat.
Foto: Louai Beshara/AFP
Perang tak berkesudahan
Peperangan makin meluas, bahkan mendekat ke ibukota Damaskus. Menghadapi para pemberontak, Bashar al-Assad tidak segan mengerahkan segala kekuatan militer, termasuk serangan dengan senjata kimia.
Foto: picture-alliance/AA/H. Adnan
Rumah sakit jadi sasaran
Pasukan pemerintah Suriah menyerang rumah sakit untuk mencegah para gerilyawan dirawat. Foto: Rumah Sakit Arbin di kota Ghouta yang hancur setelah jadi sasaran serangan udara, Februari 2018.
Foto: Diaa Al-Din Samout/AA/picture alliance
Ratusan ribu pengungsi
Ratusan ribu orang melarikan diri dari kota-kota yang jadi sasaran pemboman. Kamp pengungsi di Idlib didirikan setelah kota Idlib hancur diserang pasukan pemerintah Suriah yang mendapat bantuan militer dari Rusia dan Iran.
Foto: picture-alliance/AA/M. Abdullah
Dukungan militer dari "saudara tua" di Iran
Bashar al-Assad bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Februari 2019. Khamenei menyebut Bashar sebagai "pahlawan dunia Arab". Iran mengirimkan bantuan ke Suriah karena ingin memperkuat pengaruhnya di Timur Tengah untuk melawan Israel dan negara-negara Arab berhaluan Sunni seperti Arab Saudi. Sama dengan Iran, dinasti Assad berhaluan Syiah.
Foto: Leader.ir
Bantuan dari penguasa di Moskow
Foto Presiden Rusia Vladimir Putin terpampang di Ghouta, setelah kota itu direbut pasukan pemerintah dari tangan pemberontak, dengan bantuan tentara Rusia, Februari 2018. Rusia terutama ingin mengamankan sumber daya alam Suriah dan sudah mendapat persetujuan dan kontrak untuk menambang minyak, gas dan phosphor.
Foto: Reuters/O. Sanadiki
50 tahun kekuasaan dinasti Assad di Suriah
Tanggal 26 Mei 2021 rezim di Damaskus kembali melangsungkan pemilihan umum dengan kandidat utama Bashar al-Assad, yang akan memasuki masa jabatan yang keempat, sekaligus menandai 50 tahun kekuasaan dinasti Assad di Suriah. (hp/gtp)
Foto: LOUAI BESHARA/AFP
8 foto1 | 8
"Saya dengan tegas mengumumkan dukungan penuh untuk Presiden Assad, pemerintah, tentara, dan rakyat Suriah dari Republik Islam Iran,” kata Araghchi.
Menlu Iran itu kemudian tiba di Turki, salah satu pendukung utama para pemberontak, di mana ia mengatakan bahwa kedua negara sepakat, Suriah "tidak boleh menjadi pusat bagi kelompok teroris.”
Menlu Turki Hakan Fidan menambahkan bahwa itu adalah sebuah kesalahan jika menganggap eskalasi yang terjadi saat ini di Suriah disebabkan oleh "campur tangan asing.”
Warga Kurdi Suriah telah melarikan diri dalam jumlah besar setelah kelompok pemberontak yang didukung Turki merebut kota Tal Rifaat dari otoritas Kurdi yang didukung AS.