Pejabat di Washington mengaku mereka telah mencoba, tapi gagal menyelamatkan beberapa sandera AS, yang diduga termasuk jurnalis James Foley yang kepalanya dipenggal ISIS.
Iklan
Rabu (20/8), Pentagon mengatakan Washington mengirimkan pasukan khusus ke Suriah, tapi misi untuk menyelamatkan sandera dari AS tidak membuahkan hasil.
Operasi penyelamatan "melibatkan komponen darat dan udara dan berfokus pada jaringan penyandera tertentu..." demikian pernyataan Pentagon. "Sayangnya, misi tidak sukses karena tawanan tidak berada pada lokasi yang menjadi sasaran."
Pejabat yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada kantor-kantor berita, tawanan termasuk jurnalis James Foley, yang video pemenggalannya disebarluaskan pekan ini oleh kelompok yang beroperasi di Irak dan Suriah dan kini menamakan diri Islamic State (IS).
Misi tersebut disetujui oleh Presiden AS Barack Obama, setelah dinas intelijen yakin mereka mengetahui lokasi dari beberapa sandera. Ini menurut penasihat Obama di bidang anti teror Lisa Monaco.
"Presiden menyetujui aksi ini karena berdasarkan penilaian tim keamanan nasional, para sandera IS berada dalam bahaya," jelas Monaco.
Keluarga Foley bangga
Orangtua Foley, Rabu (20/8), secara terbuka mengatakan kekaguman mereka akan sang anak. Ibunya Diane, menyebutnya sebagai "pahlawan" dan "sosok terbaik dari Amerika".
Obama mengecam pemenggalan jurnalis 40 tahun tersebut. Ia menganggapnya sebagai "aksi kekerasan yang membuat syok hati nurani seluruh dunia." Presiden Obama menyebut kelompok militan tersebut sebagai "kanker" yang mengincar kaum perempuan dan anak.anak untuk disiksa, diperkosa serta dijadikan budak.
Bukan Jumlah Anggota yang Jadikan IS Kuat
Melihat aksi Islamic State, banyak orang heran tentang bagaimana kelompok jihad kecil itu bisa merajalela.
Foto: picture alliance / AP Photo
Kekuatan IS kecil
Kelompok jihadi itu masih relatif merupakan kekuatan kecil dan kekuatannya tidak terletak dalam jumlah. Berikut alasan yang diidentifikasi oleh para ahli militer mengenai kenapa IS sukses.
Foto: Imago/Xinhua
Punya senjata baru
Islamic State menggunakan peralatan militer yang mereka rebut dari para musuh yang mereka taklukkan, termasuk tank-tank, Humvees, rudal dan berbagai senjata berat lainnya. Sejumlah perlengkapan, sebagian besar buatan Amerika, yang ditinggal kabur pasukan Irak yang melarikan diri ketika para jihadis meluncurkan serangan pertama mereka lebih dari dua bulan lalu, telah mengubah kemampuan IS.
Foto: picture alliance/AP Photo
Pengalaman Suriah
IS telah lama memiliki pijakan di Irak – yang bahkan menjadi tempat inkarnasi pertama kelahiran kelompok itu pada 2004 – namun apa yang membuat mereka kuat seperti hari ini adalah berkat pertempuran di negara tetangga Suriah. Mereka telah memerangi rezim Suriah dan kelompok pemberontak saingannya sejak 2011, kelihatan tidak takut mati dan mengadopsi taktik yang sangat agresif.
Foto: picture alliance/AP Photo
Memilih perang dengan cerdik
IS telah memilih perang dengan kecerdikan yang tajam, mefokuskan diri pada wilayah-wilayah Sunni di mana mereka bisa mendapatkan dukungan, infrastruktur-infrastruktur kunci atau tempat-tempat yang tidak dijaga dengan baik, serta pada saat bersamaan menghindari kekalahan yang tidak perlu untuk tetap memelihara momentum dan kesatuan di dalam organisasi.
Foto: Reuters
Propaganda efektif
IS menggunakan faktor ketakutan untuk menaklukkan seluruh kota tanpa perlawanan. Mereka menggunggah berbagai foto mengerikan orang-orang yang dipenggal dan dimutilasi, untuk merekrut dan meradikalisasi anak muda dan pada saat bersamaan membuat musuh ketakutan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musuh yang lemah
Satu-satunya faktor tunggal terbesar yang membuat para jihadis itu kelihatan kuat adalah lemahnya para lawan mereka. “Angkatan bersenjata Kurdi relatif baik menurut standar Irak, tapi mereka betul-betul prajurit infantri yang “ringan”. Mereka yang berpengalaman memerangi Saddam Hussein telah pergi dan digantikan oleh orang-orang yang lebih muda,” kata Cordesman, mantan pejabat pertahanan AS.
Foto: Reuters
6 foto1 | 6
IS mengatakan eksekusi Foley adalah aksi balas dendam bagi serangan udara AS di Irak. Diantara misi yang dilakukan oleh angkatan udara AS adalah perlindungan dari udara bagi operasi darat Kurdi dan Irak untuk mengambil alih bendungan terbesar Irak - Mosul - dari IS.
PM Inggris David Cameron kembali lebih awal dari liburannya, setelah penjagal Foley dalam video terdengar berbicara dalam aksen London. Ini menurut dinas intelijen Inggris.
Dalam video tersebut, juga tampak wajah jurnalis AS Steven Sotloff. IS secara tidak langsung mengatakan nasib Sotloff bergantung pada aksi AS di Irak.