Setelah tahun-tahun kegelapan di bawah kekuasaan militer, Myanmar menyambut parlemen baru yang dipilih secara demokratis. Tapi trauma masa lalu masih menghantui. Karena militer masih membayangi pemerintahan yang baru
Iklan
Dua jam berlalu sejak U Bo Bo resmi tinggal di rumah dinasnya yang baru. Untuk kediaman seorang anggota parlemen, rumah ini tidak bisa dikatakan mewah. Tempat tidur kayu beralaskan lantai beton, sebuah kipas angin tua dan tangki air raksasa adalah perabotan paling mencolok yang bisa ditemukan.
"Di penjara saya cuma diberi tempat tidur bambu dan sebuah kasur tipis", tukas dia. U Bo Bo bertahun-tahun dibui sebagai tahanan politik, kini ia duduk di lembaga perwakilan tertinggi mewakili rakyatnya di parlemen pertama yang dipilih secara bebas di Myanmar sejak 55 tahun.
Setelah lima dekade di bawah kekuasaan militer, Myanmar kini dipimpin kaum sipil. Lebih dari duapertiga pemilih mencoblos Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Aung San Su Kyi.
Rekonsiliasi Politik
Untuk menyambut sidang perdana, petinggi NLD memerintahkan semua anggota parlemen untuk tinggal di sebuah asrama di Naypyidaw. Sebanyak 400 poliisi berjejalan di gedung asrama yang sempit, termasuk di antaranya U Bo Bo.
Pria berusia 50 tahun itu menghabiskan hampir separuh hidupnya di penjara. "Dibandingkan dengan perjuangan hak sipil di Amerika Serikat, perjuangan kami tergolong singkat," ujarnya. Ia tidak menyimpan dendam terhadap para jendral. "Demokrasi cuma bisa berjalan kalau kita berdamai dengan masa lalu."
Sikap serupa selalu ditekankan Aung San Suu Kyi. Perempuan yang dua dekade berstatus tahanan rumah itu memilih rekonsiliasi dengan rejim lama. Ia membutuhkan kerjasama militer buat membangun pemerintahan yang baru.
Pengaruh Militer
Saat ini militer menguasai tiga pos kementerian, yakni pertahanan, perlindungan perbatasan dan kementerian Dalam Negeri. Selain itu seperempat kursi di parlemen juga diduduki oleh tentara. Nyatanya konstelasi politik teranyar di Myanmar tetap memberikan kekuasaan kepada militer untuk memveto amandemen konstitusi dan dengan begitu membetoni pengaruh mereka.
Karena itu sejak sidang pertama NLD berupaya meloloskan perubahan konstitusi. Pasalnya Aung San Suu Kyi tidak bisa menjabat presiden karena kedua anaknya memiliki kewarganegaraan asing.
Myanmar pernah mengalami situasi serupa. Tahun 1990 militer tiba-tiba menganulir hasil pemilu yang dimenangkan NLD. Trauma tersebut masih menimbulkan kecurigaan di parlemen. Sebab itu pula semua anggota legislatif dilarang bersuara soal proses pembentukan pemerintahan baru.
Aung San Suu Kyi: Ironi Pejuang Kemerdekaan
Aung San Suu Kyi dari Myanmar memiliki komunitas global yang mendukungnya ketika dia menjadi tahanan politik belasan tahun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir dia dihujani protes soal militer membantai Muslim Rohingya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lahir untuk demokrasi
Aung San Suu Kyi lahir tanggal 19 Juni 1945 di Yangon, yang dulu merupakan ibu kota Myanmar di yaman koloni Inggris. Ia anak perempuan pahlawan nasional Jenderal Aung San yang menjadi korban serangan tahun 1947. Suu Kyi mengenyam pendidikan di Inggris dan pulang ke Myanmar pada akhir 1980an. Dia menjadi tokoh kunci dalam pemberontakan 1988 melawan kediktatoran militer di negara tersebut.
Foto: dapd
Tahanan Rumah
Tahun 1989, sesaat sebelum pemilu, Aung San Suu Kyi untuk pertama kalinya menjadi tahanan rumah. Hampir selama 15 tahun ini hanya mendekam di rumahnya. Setelah tahun 1995, Suu Kyi dilarang bertemu kedua putra dan suaminya, Michael Aris, bahkan setelah suaminya didiagnosis menderita kanker. Aris, terlihat di foto menampilkan gelar doktor kehormatan yang diberikan kepada istrinya.
Foto: TORSTEN BLACKWOOD/AFP
Nobel Perdamaian
Tahun 1991 Aung San Suu Kyi diberi penghargaan Nobel Perdamaian bagi "usahanya memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia." Karena ia khawatir, junta militer tidak akan mengizinkannya kembali ke Myanmar, putranya Kim yang menerima penghargaannya di Oslo. Setelah 20 tahun berselang, Aung San Suu Kyi baru bisa menyampaikan pidato penerimaannya.
Foto: AP
Bebas dari tahanan rumah
Masa tahanan rumahnya benar-benar berakhir tanggal 13 November 2010. Ini momen yang menandakan proses pendekatan antara Aung San Suu Kyi dan junta militer. Militer tidak ingin terus diisolasi oleh dunia internasional dan Aung San Suu Kyi sadar, bahwa ia hanya akan sukses juga melakukan dialog dengan pihak militer.
Foto: picture alliance/epa/N. C. Naing
Kunjungan Pertama Seorang Presiden AS
Akhir 2012, Presiden AS Barack Obama berkunjung ke Myanmar. Ia bertemu dengan Aung San Suu Kyi di rumah tempat ia menjadi tahanan selama bertahun-tahun. Lewat kunjungannya, Obama seakan menghormati perjuangan sang tuan rumah dan membantu Myanmar keluar dari isolasi.
Foto: Reuters/K. Lamarque
Penghargaan dari Berlin
Tahun 2014 Aung San Suu Kyi berkunjung selama dua hari ke Berlin. Ia bertemu dengan Presiden Jerman Gauck dan meraih penghargaan Willy-Brandt atau upayanya memperjuangkan HAM dan demokrasi. Saat itu ia menegaskan, masa depan demokrasi negaranya masih belum jelas.
Foto: picture-alliance/dpa
Disumpah sebagai anggota parlemen
Usahanya selama puluhan tahun akhirnya membuahkan hasil, dan pada tahun 2012 Suu Kyi diizinkan mencalonkan diri dalam pemilu. Dia memenangkan kursi di parlemen saat Myanmar memulai peralihannya dari pemerintahan militer. Ia menjadi pemenang dalam pemilu tahun 2015, tapi pada akhirnya ia menjabat sebagai menteri luar negeri dan penasihat negara - peran yang mirip perdana menteri.
Foto: AP
Dikritik soal Rohingya
Krisis pengungsi Rohingya sedikti mencoreng namanya. Lembaga pembela hak asasi manusia melontarkan kritik terhadap pemenang hadiah Nobel perdamaian itu. Ia dtuding tidak berupaya untuk mengatasi krisis ini. Suu Kyi dianggap takut ditinggalkan pendukungnya yang mayoritas Buddha dalam Pemilu Parlemen.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Tidak lagi disukai
Ketika menjadi penasihat negara di tahun 2016, Suu Kyi membentuk komisi untuk menyelidiki klaim tindak kekejaman negara terhadap kaum Rohingya di negara bagian Rakhine. Suu Kyi menuding Rohingya menyebarkan "segunung informasi yang salah", dan prihatin dengan "ancaman teroris" yang ditimbulkan oleh para ekstremis. Sikapnya memicu protes di negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/Zumapress/J. Laghari
Pemilu kontroversial
Pada tahun 2020, Partai Liga Nasional untuk Demokrasi(NLD) yang berkuasa di Myanmar memenangkan pemilu 8 November, dengan kursi yang cukup untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Namun, pihak militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan, mengklaim penipuan dan menuntut pemilihan baru yang diawasi oleh militer. Dengan itu muncul komentar-komentar yang menyinggung kemungkinan kudeta.
Foto: Shwe Paw Mya Tin/REUTERS
Militer menahan Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi bersama dengan beberapa sekutu politiknya, ditahan dalam penggerebekakan dini hari pada 1 Februari 2021 yang dipimpin oleh militer. Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah sipil dan militer. Junta militer mengklaim kecurangan pemilu dan mengumumkan keadaan darurat selama setahun dan menunjuk seorang mantan jenderal sebagai penjabat presiden.