Delapan militan asing, termasuk beberapa warga Indonesia, tewas dalam pertempuran di Marawi, kata militer Filipina. Sejak awal konflik minggu yang lalu, sudah 120 militan pro ISIS yang tewas.
Iklan
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana hari Kamis (1/6) mengatakan dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi, beberapa warga Indonesia dan Malaysia serta seorang warga Cehnya dan seorang asal Yaman tewas dalam pertempuran jalanan.
Puluhan militan asing diduga ikut bertempur bersama sekitar 500 militan pro ISIS yang menduduki kota Marawi di Pulau Mindanao, Filipina selatan. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, Chehnya dan negara-negara Arab.
Delfin Lorenzana menerangkan, ada 25 militan lain yang tewas dan diidentifikasi sebagai warga Filipina. Sejak awal konflik minggu yang lalu, tercatat sudah 120 militan pro ISIS yang tewas. Presiden Rodrigo Duterte telah mendeklarasikan situasi darurat untuk seluruh kawasan Mindanao dan mengerahkan militer dengan dukungan pesawat dan helikopter tempur.
Pihak militer menerangkan, 11 serdadu Filipina tewas dan tujuh lainnya luka-luka ketika pesawat militer keliru membom posisi militan di kota Marawi dan menyasar para serdadu.
Jet tempur tipe Marchetti S-211 itu menjatuhkan bom di posisi-posisi militan di Marawi haru Rabu (31/5), namun sebuah bom mengenai satuan tentara pemerintah yang berada dekat lokasi dan sedang terlibat dalam pertempuran sengit, kata jurubicara militer Brigadir Jendral Restituto Padilla.
Dia mengatakan, jet tempur itu sebelumnya sudah melakukan tiga kali pemboman dan berhasil menghancurkan posisi lawan, sebelum kemudian keliru membom posisi pasukan sendiri. Para militan bersembunyi di rumah-rumah dan gedung-gedung dan mencoba melibatkan pasukan pemerintah adalam pertempuran jarak dekat, tambahnya.
Pihak militer kini sedang melakukan investigasi, bagaimana insiden itu bisa terjadi. Namun situasi di lapangan memang cukup rumit, sekalipun militer memiliki persenjataan dan personel yang cukup, kata Restituto Padilla.
"Sekalipun ada prosedur ketat yang diikuti, hal seperti ini bisa saja terjadi, bahkan pada pasukan militer terbaik, ini kasus friendly fire yang mengenai pasukan sendiri," kata Padilla kepada kantor berita AP.
Dia mengatakan, Kepala Staf Militer Jendral Eduardo Ano telah menginstruksikan agar dilakukan investigasi. Namun pasukan pemerintah tetap akan melanjutkan operasi militernya dengan dukungan 30 pesawat dan helikopter tempur untuk menggempur posisi militan.
Sejauh ini, tercatat sedikitnya 25 serdadu dan lima polisi tewas dalam konflik di Marawi.
Marawi: Menyerah atau Mati
Pertempuran terus berkobar antara milter Fillipina lawan milisi ISIS yang masih kuasai sebagian kota Marawi. Sejauh ini 100 orang tewas, beberapa diantaranya jihadis asing. Kota dinyatakan kawasan darurat perang.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Jihadis ISIS Masih Bertahan
Militer Filipina belum berhasil sepenuhnya membebaskan kota Marawi dari cengkraman jihadis Islamic State (ISIS). Sampai hari ke-8 operasi militer, masih terus terdengar kontak senjata di jalanan kota di selatan Filipina itu.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Kibaran Bendera Hitam Teroris
Milisi gerombolan "Maute" menyerang kota dan mengibarkan bendera hitam ISIS, setelah militer menangkap salah satu pentolannya di kota Marawi. Milisi Maute di Mindanao telah menyatakan kesetiaan kepaada kalifat ISIS.
Foto: Reuters/E. de Castro
Korban Tewas di Pinggir Jalan
Teroris kalifat Islamic State (ISIS) menunjukkan kebrutalannya dalam perang melawan tentara pemerintah Filipina. Kaum jihadis juga tak kenal ampun membunuh anak-anak
dan melemparkan jasadnya ke parit di pinggir jalan.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Helikopter Ganggu Puasa Ramadan
Militer Filiipina juga gempur jihadis "Maute" dari udara menggunakan helikopter. Seorang jurubicara pemerintah meminta maaf kepada warga Muslim Marawi, karena dengan itu menganggu ibadah puasa mereka.
Foto: Reuters/E. de Castro
Darurat Militer Basmi Separatisme
Presiden Rodrigo Duterte menetapkan status darurat perang di kawasan Marawi dan sekitarnya. Ia juga menyerukan kelompok separatis moderat untuk bergabung dalam ketentaraan. Sejak tahun 1960-an militer berperang untuk menumpas kaum separatis Muslim di kawasan selatan Filipina.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Warga Mengungsi
Lebih 90 persen penduduk kota Marawi telah mengungsi meninggalkan kotanya yang dikoyak pertempuran. Banyak yang tergesa-gesa dan panik menyelamatkan diri dengan meninggalkan harta benda miliknya.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Marawi Membara
Kontak senjata hebat terus terjadi di sejumlah bagian kota. Marawi kian membara. Jumlah korban tewas terus bertambah, banyak jasad bergelimpangan di jalanan. Organisasi bantuan lokal melaporkan lebih 100 orang tewas dalam pertempuran.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Terkepung dan Mengharap Evakuasi
Lebih 2000 warga masih terjebak di dalam kota dan mengharap segera dievakuasi. Saat ini mereka tersebar di 38 kamp penampungan sementara di kota Marawi yang terus dikoyak kontak senjata.
Foto: Reuters/E. de Castro
Yakin Menang
"Mereka yang tidak mau menyerah, akan mati". Begitu ancaman jurubicara militer terhadap jihadis "Maute" di kota Marawi. Tapi militer masih harus bekerja keras bertempur melawan kaum militan, untuk merebut kawasan kota, jalan demi jalan dan rumah demi rumah. Penulis: Peter Hille (as/ml)