1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

310811 Israel Palästina UN

2 September 2011

Akhir September, Palestina akan mengajukan permintaan menjadi anggota penuh PBB. Seandainya permohonan ditolak, situasi bisa bergolak di tepi barat Yordan. Militer dan penduduk bersiap hadapi dampak terburuk.

Foto: AP

Pemerintah Israel sejak berbulan-bulan berusaha menghambat inisiatif Palestina di PBB. Layaknya sebuah negara yang merdeka, Palestina ingin diterima sebagai anggota penuh PBB. Permohonannya yang harus mendapat persetujuan majelis PBB, akan diajukan akhir September mendatang.

Dari Israel, Perdana Menteri Netanjahu dan menteri pertahanan Ehud Barak menentang hal ini, dan berusaha keras untuk menggagalkan upaya Palestina. Mengapa begitu?

Tentara Israel di NablusFoto: AP

Ehud Barak menjelaskan sikap Israel, "Berpaling ke Dewan Keamanan atau bahkan ke majelis PBB bukan sebuah upaya yang bisa membawa banyak hasil.  Jauh lebih produktif untuk berunding langsung, tanpa menetapkan prasyarat sebelumnya. Bagaimanapun juga, kami akan berusaha untuk menghindari terjadinya kekerasan atau bentuk pergolakan lainnya. Dan kami berharap, bahwa  dalam minggu-minggu ini jalan yang tepat masih dapat ditemukan. “

Meski begitu, pasukan Israel mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi terburuk. Seandainya Palestina tidak diterima di PBB, ada kemungkinan  pergolakan hebat merebak di kawasan Tepi Barat Yordan.  Untuk melindungi pemukiman Israel yang berada di wilayah Palestina, pasukan Israel mulai mempersenjatai penduduk dengan gas air mata dan granat asap. Begitu dilaporkan harian Israel „Ha'aretz“.

Militer Israel kuatir, bahwa warga Palestina bisa menduduki persimpangan, merebut pemukiman dan lembaga pendidikan atau menodai dan merusak simbol-simbol kenegaraan Israel. Para penguasa  Israel ini juga mengkhawatirkan meluasnya serangan gelap dan aksi teror, seperti diterakan dalam sebuah dokumen internal militer. Para serdadu militer dan satuan keamanan penjaga pemukiman akan bekerjasama untuk mempertahankan kepentingan Israel di tepi barat.

Kawasan pemukiman dipetakan dari atas oleh militer dengan batasan-batasan maya. Apabila warga Palestina yang berdemonstrasi menyebrangi garis hijau, maka mereka akan dipukul mundur dengan gas air mata dan granat asap. Apabila melampaui garis merah, maka tentara Israel diizinkan untuk menembaki kaki demonstran.

Pekerja bangunan Palestina di lahan konstruksi pemukiman YahudiFoto: AP

Bentrokan seperti itu tidak diharapkan oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas. Namun ia juga mengimbau rakyatnya untuk mendukung permohonan pengakuan Palestina dengan aksi-aksi unjuk rasa.

Serunya, "Apabila kita benar-benar menginginkan ini, maka kita harus melakukannya. Saya menuntut adanya perjuangan rakyat, tapi saya juga menuntut bahwa ini berupa perjuangan yang tidak menggunakan senjata“

Seruan Presiden Palestina agar tidak menggunakan senjata, tidak dihiraukan oleh pemukim Yahudi. Secara mandiri, mereka mempersenjatai diri. Tanpa kerjasama dengan militer. Menurut laporan media,  beberapa bulan terakhir ini sebagian penduduk pemukiman juga membeli anjing penjaga yang terlatih agar bisa melindungi diri dari serangan demonstran.

Sebuah perusahaan Israel bernama "Batalyon Anjing Sipil" memasarkan anjing-anjing ini secara khusus. Bahkan di internet, perusahaan itu menunjukkan bagaimana seseorang bisa melindungi diri dari serangan Palestina dengan bantuan anjing-anjing yang terlatih.

Sebastian Engelbrecht / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk