Militer Pakistan Lobi AS demi Dapatkan Pinjaman IMF
2 Agustus 2022
Situasi keuangan di Islamabad sedemikian runyam, panglima militer Pakistan sampai harus melobi Kemenlu AS untuk menekan IMF. Paket pinjaman senilai USD1,7 miliar yang dijanjikan hingga kini belum juga dikucurkan.
Iklan
Permintaan langka itu disampaikan secara mendesak oleh Jenderal Qamar Javed Bajwa kepada Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman, lapor pejabat pemerintah Pakistan, Senin (01/08). Diharapkan, pemerintah AS mau menggunakan pengaruhnya untuk menekan Dewan Direksi IMF agar segera mengabulkan pinjaman.
Meski sempat bersitegang dengan bekas PM Imran Khan, AS masih membina hubungan dekat dengan militer Pakistan. Para jenderal memiliki pengaruh kuat di Islamabad dan ikut memerintah melalui serangkaian kudeta sejak kemerdekaan Pakistan 75 tahun silam. Pembicaraan antara Bahwa dan Sherman sendiri sudah dibenarkan oleh Kementerian Luar Negeri di Islamabad.
"Saya mengetahui percakapannya sudah dilakukan, tapi dalam tahap ini, saya tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai isi pembicaraan," kata juru bicara Kemenlu Pakistan Asim Iftikhar. Kepada Associated Press, pejabat Pakistan lain mengatakan diskusi antara keduanya banyak berpusar soal bantuan IMF.
Islamabad menyepakati paket pinjaman IMF pada 2019 lalu. Namun, duit yang dijanjikan belum juga dikucurkan hingga tenggat berlalu, yakni awal tahun ini, ketika IMF menyatakan keraguan terhadap ketaatan Pakistan dalam mematuhi butir perjanjian di bawah bekas PM Khan.
Penggantinya, Perdana Menteri Shabaz Sharif, sempat membuat kesepakatan awal dengan IMF awal Juli silam. Namun, perjanjian itu hingga kini masih terhadang persetujuan dewan direksi.
Iklan
Resesi serupa di Sri Lanka
Bajwa dikabarkan juga menghubungi Kepala Komando Sentral Militer AS di Timur Tengah Jendral Michael Kurilla, Jumat (29/07), seperti diwartakan militer. Laporan tersebut mengutip ucapan Kurilla yang memuji peran Pakistan sebagai penjamin stabilitas di kawasan. Dia juga mengungkapkan keinginan memperdalam kerja sama militer.
Pakistan membutuhkan bantuan darurat dari IMF seiring inflasi yang memperlemah semakin hari kian memperlemah keuangan negara. Hingga 15 Juli lalu, cadangan devisa di Bank Sentral tercatat tinggal sebesar USD9,3 miliar. Jika ketersediaan valuta asing anjlok ke level USD7,5 miliar, maka negara bisa dinyatakan bangkrut.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
PM Sharif berulang kali menyalahkan kebijakan pendahulunya sebagai pemicu krisis. Imran Khan dianggap secara sengaja melanggar kesepakatan dengan IMF demi mendulang dukungan elektoral di dalam negeri. Padahal, analis menilai paket bantuan IMF akan mampu mendorong institut keuangan dunia untuk mau membantu Pakistan.
Sebab itu Sharif giat melobi Washington demi mencairkan pinjaman IMF. Saat ini nilai tukar rupee Pakistan berkisar di angka Rs240 per dolar AS, melemah dari Rs225 beberapa bulan. Anjloknya nilai tukar rupee sempat membuat panik pelaku usaha dan pasar modal. Akibatnya harga bahan pangan semakin melonjak.
Kelangkaan valuta asing memaksa pemerintah memberlakukan larangan impor terhadap produk non-esensial. Langkah ini diambil demi mengurangi tekanan terhadap rupee. Akibatnya, neraca impor Pakistan anjlok sebanyak USD5 miliar atau turun 35 persen dari Juni tahun lalu.