Kelompok pemberontak Suriah di timur Aleppo kian terdesak oleh pasukan pemerintah. Palang Merah mewanti-wanti terhadap bencana kemanusiaan: Ini adalah kesempatan terakhir buat menyelamatkan nyawa warga sipil Suriah
Iklan
Militer Suriah bersiap merebut semua wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Aleppo. Pemerintah di Damaskus mengklaim perang merebut kota terbesar kedua di Suriah itu telah memasuki "fase terakhir." Militer sejauh ini berhasil menguasai 90 persen wilayah timur dengan bantuan Rusia dan Iran.
Menurut kelompok HAM, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), hari Selasa (13/12) militer melakukan pembersihan di kawasan yang telah direbut di sekitar kota tua Aleppo. Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman, mengatakan pemerintah sedang mengkonsolidasikan kekuatan menjelang pertempuran terakhir.
Kejatuhan Aleppo akan menjadi pukulan paling telak buat kelompok pemberontak. Kekalahan itu berarti pemerintah akan menguasai lima kota terbesar di Suriah. Aleppo telah dikepung militer sejak bulan Juli. "Kita sedang mengalami momen terakhir menjelang kemenangan," tutur seorang perwira militer Suriah kepada kantor berita AFP.
Sementara itu Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki Moon mengecam pemerintah Suriah menyusul munculnya laporan kejahatan terhadap "sekelompok besar warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan," di Aleppo, kata jurubicara Ban, Stephan Dijarric. "Meski PBB tidak bisa memverifikasi laporan tersebut, sekretaris jendral ingin menyampaikan kekhawatirannya kepada semua pihak yang terlibat."
Peringatan serupa diserukan Komite Internasional Palang Merah. Warga sipil di Aleppo saat ini menghadapi risiko besar lantaran "medan pertempuran mulai bergeser mengepung mereka di wilayah timur," tulis organisasi yang bermarkas di Jenewa, Swiss, itu. "Ketika eskalasi perang memuncak dan area timur tenggelam dalam kekacauan, ribuan warga sipil yang tidak berdosa kini kehilangan tempat untuk berlindung."
"Ini mungkin kesempatan terakhir untuk menyelamatkan nyawa mereka."
'Armagedon' di Aleppo
Kota Aleppo di Suriah jadi "neraka" diluluhlantakkan serangan udara pasukan pemerintah Suriah dibantu Rusia bulan September 2016. Kehancuran luar biasa yang ditimbulkan dapat disimak dalam galeri foto ini:
Foto: Reuters/A. Ismail
Luluh lantak
Seorang pria berjalan di antara reruntuhan gedung-gedung di kawasan al Qaterji, Aleppo yang hancur luluh akibat serangan udara saat pecah pertempuran antara pasukan pemerintah melawan kaum pemberontak..
Foto: Reuters/A.Ismail
Kota membara
Seorang pria berjalan melewati kepulan asap dari sebuah bis yang terbakar, akibat serangan udara di kawasan Salaheddin yang dikuasai pemberontak. Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan, dalam tahun-tahun terakhir, ini adalah serangan terburuk yang pernah dilakukan dalam menghancurkan sebuah kota.
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Korban cedera dan tewas terus berjatuhan
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut tubuh korban serangan di Salaheddin..
Foto: GettyImages/AFP/A. Alhalbi
Apa yang tersisa?
Usai serangan, warga di distrik Bustan al Qasr memeriksa kerusakan yang terjadi akibat pertempuran dan mencari sesuatu yang masih bisa diselamatkan. Foto diambil anggota Helm Putih.
Foto: Picture-Alliance/dpa/Syrian Civil Defense White Helmets
Lahan pun amblas
Anak-anak melewati lahan yang amblas di kawasan Muyeser setelah pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Lubang menganga
Sebuah gedung masih berdiri tanpa atap dan didingnya berlubang besar akibat serangan udara. Penghuni gedung terpaksa menyingkir, karena bangunan senmacam ini pasti akan jadi sasaran serangan berikutnya.
Foto: picture-alliance/abaca/J. Al Rifai
Kemana mencari air?
Nyaris seluruh infrastruktur di kota kedua terbesaar Suriah itu hancur karena pertempuran sengit. Warga kini kesulitan mendapat air bersih, karena bansyak pipa air bersih hancur terkena ledakan.
Foto: Reuters/A. Ismail
Keluarga yang terporak-poranda
Makin banyak warga terpaksa meninggalkan rumah kediaman mereka yang remuk redam dihantam bom dan tak ada lagi yang tersisa. Keluarga cerai berai dan kota porak poranda.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mohammed
Nyawa tak ada harganya
Pekerja bantuan Suriah bersama warga setempat bergotong royong mengangkut jenazah korban serangan tanggal 23 September 2016 di Al Marja. Di ajang pertempuran di Aleppo nyawa manusia nyaris tak ada harganya lagi.
Foto: Getty Images/AFP/A. Alhalbi
Masihkah ada masa depan?
Seorang anak di Tariq al Bab hanya mampu memandangi kerusakan di lingkungan tempat tinggalnya. Sulit membayangkan bagaimana masadepan mereka. Bahkan harapan untuk gencatan senjata-pun kini nyaris musnah.