Militer Suriah Terus Gempur Kota Homs
10 Februari 2012Gempuran besar-besaran kota Homs memasuki hari keenam, Jumat (10/02) ditunjang sejumlah tank. Demikian laporan para aktivis. Kota Homs yang merupakan kubu kelompok perlawanan terhadap rezim presiden Bashar al Assad menjadi kota mati. Akibat blokade militer yang dilancarkan sejak 11 hari, persediaan bahan makanan dan obat-obatan di kota Homs semakin menipis.
Serangan militer Suriah ke kota Homs hari Kamis kemarin (09/02) menurut laporan para aktivis, menewaskan sekitar 100 orang, sebagian besar warga sipil. Aktivis Omar Shaker seperti dikutip kantor berita AFP melaporkan serangan roket dilancarkan tidak hentinya ke kawasan pemukiman Baba Amr.
Sejak dilancarkannya gempuran militer besar-besaran ke kota Homs 4 Februari lalu, menurut catatan organisasi pembela hak asasi Amnesty International, sedikitnya 250 orang tewas, kebanyakan warga sipil tidak bersenjata. Amnesty International mengingatkan akan terjadinya krisis humaniter berat di kota Homs.
PBB mengecam brutalitas
Menanggapi berlanjutnya aksi kekerasan berdarah di Suriah, sekretaris jenderal PBB, Ban Ki Moon setelah sidang Dewan Keamanan di New York, mengecam brutalitas rezim Bashar al Assad.
“Berapa banyak lagi korban tewas harus jatuh, untuk menghentikan bahaya pecahnya perang sipil dan konflik sektarian? Di saat menghadapi konsekuensi kritis semacam itu, diperlukan lebih banyak landasan kebersamaan. Kita telah mendengar banyak sekali janji palsu“, kecam Ban.
Ban Ki Moon melaporkan, telah melakukan perundingan konsultasi dengan sekjen Liga Arab, Nabil al Arabi untuk menghentikan aksi pembantaian dan mencari solusi konflik Suriah lewat cara diplomasi. Juga dibicarakan opsi, untuk kembali mengirim kontingen monitoring Liga Arab dibantu petugas PBB.
Damaskus berkilah serang teroris
Pimpinan rezim di Damaskus mengakui dilancarkannya operasi militer besar-besaran di kota Homs. Alasannya, serangan itu dilancarkan terhadap kelompok teroris, yang bertanggung jawab atas aksi kekerasan terhadap warga sipil. Juga di sejumlah kota lain kubu para penentang rezim, militer melancarkan serangan masif.
Di ibukota Damaskus, situasi hari Jumat ini dilaporkan makin tegang. Polisi berjaga-jaga di setiap sudut kota, untuk mengantisipasi aksi protes yang biasanya digelar seusai shalat Jumat. Seorang polisi menegaskan tudingan penguasa, bahwa senjata dan kelompok anti rezim berasal atau ditunggangi dari luar negeri.
“Senjata berasal dari luar, di Homs, Hama, Idlib datang dari Libanon atau Turki. Begitu juga kelompok perlawanan, sebagian penjahat kawakan dari Suriah, banyak yang datang dari negara Arab lainnya. Mereka Islam ekstrimis.“
Aleppo diguncang sejumlah ledakan
Sementara itu Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, Jumat (10/02) ini diguncang sedikitnya dua ledakan besar. Televisi pemerintah melaporkan, sasaran serangan adalah pangkalan militer dan kantor dinas rahasia setempat. Akibat ledakan sejumlah korban tewas, sipil dan militer. Pejabat resmi menuduh, kelompok teroris yang melancarkan serangannya.
Sementara kelompok oposisi pemantau hak asasi Suriah melaporkan terjadinya tiga ledakan hebat. Salah satu ledakan terjadi di dekat kompleks dinas rahasia militer di pusat kota Aleppo. Juga dilaporkan terdengar letusan senapan dan kontak senjata. Saksi mata melaporkan, sesaat setelah terjadinya ledakan, lokasi kejadian langsung diblokir oleh militer.
Agus Setiawan (afp/rtr/dpa/dapd)
Editor : Edith Koesoemawiria