Militer Suriah Tewaskan Puluhan Orang di Deir al-Zur
7 Agustus 2011Pasukan pemerintah Suriah meningkatkan tekanan atas gerakan aksi protes terhadap Presiden Bashar al-Assad yang berlangsung sejak lima bulan ini. Hari Minggu (7/8) sedikitnya 52 orang tewas dalam serangan pasukan Assad di berbagai tempat. Seorang pria Suriah: "Tidak ada Tuhan selain Allah! Ada seorang korban tewas di sini di Homs, sekarang tanggal tujuh Agustus. Penyebabnya adalah pengeboman militer dan aparat keamanan secara membabi buta. Militer dari Bashar al-Assad. Tunggu saja Erdogan, sampai Assad suatu saat melakukan reformasinya."
Der al-Zur sebagai target serangan militer
Pria itu memberitakan per telepon dari Homs dan mengkritik Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan yang akan mengirimkan menteri luar negerinya ke Suriah Selasa depan (9/8) untuk mencegah Assad melanjutkan kekerasan. Langkah ini dinilai tidak cukup. Pemerintah Turki sebelumnya mempunyai hubungan erat dengan Damaskus. Namun akhir-akhir ini kritik keras semakin banyak dilontarkan Turki atas kebijakan Suriah menghadapi aksi protes. Menurut kantor berita Turki, Anadolu, Erdogan mengatakan Sabtu lalu (6/8) bahwa kesabaran Turki berkurang dan negerinya tidak dapat berpangku tangan melihat kekerasan di Suriah.
Tidak hanya di Homs, tetapi juga di daerah lain di negeri itu, militer Suriah tampaknya kembali bertindak brutal untuk menekan oposisi. Terutama Deir al-Zur, salah satu pusat aksi protes di sebelah timur Suriah, menjadi target serangan militer. Demikian dilaporkan Mussab Asawi, seorang aktivis HAM dari London yang mengaku punya kontak dengan warga Suriah. Selanjutnya kepada kantor berita AP dikatakan bahwa pada jam setengah tiga subuh hari Minggu (7/8) sekitar 250 panser dari dua arah bergerak menuju Deir al-Zur, kemudian menembaki kota itu selama dua jam. Setelahnya aparat keamanan memasuki kota. Penduduk Deir al-Zur terpaksa bersembunyi di rumahnya karena takut atas penembak jitu dan panser.
Erdogan dan Ban Ki Moon desak Suriah akhiri kekerasan
Namun laporan-laporan itu tidak dapat diperiksa oleh pihak ketiga. Tetapi dilaporkan bahwa banyak korban tewas di Suriah. Kota Hama yang diperebutkan sejak dua minggu ini, juga masih terus diduduki militer.
Sementara itu, Presiden Assad melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon. Ban mendesak Assad untuk segera mengakhiri kekerasan militer terhadap warga sipil. Namun imbauan itu hingga kini belum juga membawa hasil.
Sebelumnya Suriah mengumumkan akan menggelar pemilu parlemen yang bebas pada akhir tahun ini, berdasarkan UU partai yang baru diubah. Tetapi bagi oposisi ini semuanya hanya merupakan rekayasa baru dari pemerintahan Suriah. Pasalnya, konstitusi Suriah menjamin partai Baath yang berkuasa sebagai kekuatan mayoritas di parlemen.
Jens Wiening/ap/Christa Saloh
Editor: Vidi Legowo-Zipperer