Pemerintah Ukraina mengumumkan pengambilalihan kubu pertahanan pemberontak, Luhansk. Kabar ini menyusul sehari setelah pertempuran sengit di sekitar Donetsk yang menewaskan sedikitnya 40 orang.
Iklan
Dengan pecahnya baku tembak di jalan hari Rabu (20/8), militer Ukraina merebut kembali sebagian besar kota Luhansk yang menjadi markas pemberontak.
Andriy Lysenko, jurubicara Dewan Keamanan Nasional Ukraina, di Kiev mengatakan bahwa militer Ukraina kini telah mengontrol bagian-bagian signifikan Luhansk yang terletak hanya 20 kilometer dari perbatasan Rusia.
Lysenko juga mengatakan bahwa sebuah pesawat jet militer Ukraina telah ditembak jatuh di wilayah udara Luhansk hari Kamis (21/8). Ia menjelaskan pesawat Su-25 itu tengah terbang di pinggiran Luhansk. Lysenko menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan siapa yang menembak pesawat atau mengetahui apa yang terjadi kepada sang pilot.
Pelanggaran HAM di Ukraina
Sebuah laporan PBB menyatakan kejahatan perang mungkin dilakukan separatis di Ukraina Timur. Tapi militer Ukraina juga melakukan pelanggaran.
Foto: picture-alliance/dpa
Perang Datang ke Kota-Kota
Pertempuran antara separatis pro Rusia dan militer Ukraina di sekitar kota-kota Luhansk dan Donetsk. Situasi bagi warga sipil di sana makin kritis, demikian pernyataan Komisi HAM PBB. Mereka terutama menuduh kaum separatis melakukan kejahatan besar.
Foto: picture-alliance/dpa
Kehilangan Ayah dan Putranya
Lebih dari 1.100 orang tewas dalam pertempuran sejak pertengahan April, demikian keterangan PBB. Tidak hanya pelaku bersenjata, namun juga warga sipil, bahkan anak-anak termasuk korban tewas. Warga daerah ini (foto) sedang meratapi tewasnya seorang ayah dan putranya dalam penembakan artileri.
Foto: picture-alliance/dpa
Persenjataan Berat Digunakan
Warga sipil kerap terjebak di antara kedua front, demikian PBB. Baik kaum separatis, seperti di Donetsk, maupun militer Ukraina menggunakan senjata berat di daerah yang penduduknya padat. PBB menuntut kedua belah pihak untuk berhati-hati dan melindungi hidup warga sipil.
Foto: Getty Images
Separatis dan Kekuasaan Mengerikan
Laporan PBB mengemukakan, kaum separatis melancarkan penculikan, penyiksaan dan pembunuhan. Menurut Komisi HAM PBB, kaum separatis “kasar dan brutal” serta “punya perlengkapan baik dan terorganisir.“ Mereka kadang juga dipimpin orang Rusia. Komisi PBB punya 39 pengamat dan mendokumentasikan lebih dari 800 penculikan oleh separatis sejak pertengahan April.
Foto: picture-alliance/AP
Melarikan Diri dari Timur
Lebih dari 100.000 orang meninggalkan kampung halaman mereka. Banyak yang tinggal di tempat penampungan seperti di Kharkiv, untuk menghindari teror separatis dan pertempuran. Muncul juga berita, bahwa warga Rusia yang bermukim di Ukraina timur melarikan diri ke Rusia.
Foto: DW/A. Ainduchowa
Penembakan MH17: Pelanggaran HAM
Tanggal 17 Juli, pesawat Boeing 777 dari Malaysia Airlines jatuh di Ukraina timur akibat ditembak roket. 298 orang di pesawat itu tewas. Pesawat penumpang tersebut kemungkinan besar ditembak separatis pro Rusia. Ini bisa dinilai sebagai kejahatan perang, kata Komisaris HAM PBB Navi Pillay.
Foto: picture-alliance/dpa
Keadilan di Den Haag?
Pihak yang bertanggungjawab bisa diajukan ke Mahkamah Pidana Internasional. Komisaris HAM PBB Navi Pillay memperingatkan: siapapun yang melanggar hukum internasional akan dihadapkan ke pengadilan. Itu juga berlaku atas anggota milisi asing yang terlibat dalam konflik Ukraina.
Foto: AP
7 foto1 | 7
Pernyataan Kiev menyusul laporan pertempuran sengit dekat Donetsk, markas utama pemberontak di bagian timur Ukraina. Jurnalis AFP melaporkan adu tembak mortir di pusat kota tak jauh dari stadion tim sepakbola Shakhtar Donetsk.
Kiev juga mengumumkan bahwa 34 orang tewas dan 29 lainnya terluka hari Rabu ketika peperangan berlangsung selama 24 jam lebih antara separatis dan militer di Ilovaysk, dekat Donetsk, meski militer akhirnya berhasil menguasai kota tersebut.
PBB: 400.000 orang terpaksa mengungsi
Eskalasi pertempuran terjadi menjelang kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Kiev. Presiden Ukraina Petro Poroshenko juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak Juni lalu.
Menurut data PBB, konflik Ukraina telah memaksa lebih dari 415.000 orang mengungsi dan menewaskan 2.000 orang lebih sejak 6 April 2014.
Situasi kemanusiaan di wilayah konflik tetap suram, dengan banyak warga yang kehilangan akses atas listrik serta suplai dasar, dan pekerja kemanusiaan mempunyai akses terbatas. Luhansk sudah 18 hari berturut-turut tidak dialiri listrik dan tidak memiliki akses air bersih. Konvoi bantuan kemanusiaan dari Rusia yang terdiri dari 260 truk berisi suplai pangan dan air telah menunggu untuk menyeberang perbatasan selama sepekan.