1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Ukraina Rebut Kembali Luhansk

cp/vlz (rtr, ap)21 Agustus 2014

Pemerintah Ukraina mengumumkan pengambilalihan kubu pertahanan pemberontak, Luhansk. Kabar ini menyusul sehari setelah pertempuran sengit di sekitar Donetsk yang menewaskan sedikitnya 40 orang.

Foto: picture-alliance/dpa

Dengan pecahnya baku tembak di jalan hari Rabu (20/8), militer Ukraina merebut kembali sebagian besar kota Luhansk yang menjadi markas pemberontak.

Andriy Lysenko, jurubicara Dewan Keamanan Nasional Ukraina, di Kiev mengatakan bahwa militer Ukraina kini telah mengontrol bagian-bagian signifikan Luhansk yang terletak hanya 20 kilometer dari perbatasan Rusia.

Lysenko juga mengatakan bahwa sebuah pesawat jet militer Ukraina telah ditembak jatuh di wilayah udara Luhansk hari Kamis (21/8). Ia menjelaskan pesawat Su-25 itu tengah terbang di pinggiran Luhansk. Lysenko menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan siapa yang menembak pesawat atau mengetahui apa yang terjadi kepada sang pilot.

Pernyataan Kiev menyusul laporan pertempuran sengit dekat Donetsk, markas utama pemberontak di bagian timur Ukraina. Jurnalis AFP melaporkan adu tembak mortir di pusat kota tak jauh dari stadion tim sepakbola Shakhtar Donetsk.

Kiev juga mengumumkan bahwa 34 orang tewas dan 29 lainnya terluka hari Rabu ketika peperangan berlangsung selama 24 jam lebih antara separatis dan militer di Ilovaysk, dekat Donetsk, meski militer akhirnya berhasil menguasai kota tersebut.

PBB: 400.000 orang terpaksa mengungsi

Eskalasi pertempuran terjadi menjelang kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Kiev. Presiden Ukraina Petro Poroshenko juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya sejak Juni lalu.

Menurut data PBB, konflik Ukraina telah memaksa lebih dari 415.000 orang mengungsi dan menewaskan 2.000 orang lebih sejak 6 April 2014.

Situasi kemanusiaan di wilayah konflik tetap suram, dengan banyak warga yang kehilangan akses atas listrik serta suplai dasar, dan pekerja kemanusiaan mempunyai akses terbatas. Luhansk sudah 18 hari berturut-turut tidak dialiri listrik dan tidak memiliki akses air bersih. Konvoi bantuan kemanusiaan dari Rusia yang terdiri dari 260 truk berisi suplai pangan dan air telah menunggu untuk menyeberang perbatasan selama sepekan.

cp/vlz (rtr, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait