Seniman pembuat set studio film Simon Weisse, menciptakan dunia magis bagi banyak sutradara kenamaan. Keistimewaan dari karyanya: ketidaksempurnaan membuat set makin hidup.
Iklan
Film berjudul The French Dispatch berkisah tentang sebuah koran AS yang punya cabang di Perancis. Film itu dibuat sutradara Wes Anderson, dan menampilkan situasi sangat menarik di ruang redaksi di abad ke-20.
Banyak motif di film itu tercipta di bengkel seniman Simon Weisse. Rahasianya: seniman asal Berlin itu membuat semua set film dalam ukuran miniatur. Tapi di dalam film tidak terlihat seperti miniatur.
Simon Weisse mengungkap, tidak mudah mencari mesin pencetak dari tahun 1960-an untuk membuat film. Kalau ada, kondisinya tidak seperti dulu lagi. Dengan miniatur, set bisa tampak asli. Walaupun di banyak segi orang bisa melihat itu bukan asli, itu tidak apa-apa.
Syuting film dilakukan di Angoulême, di Perancis Barat Daya. Tapi set untuk film yang dibuat Simon Weisse membuat latar belakang berubah menjadi Perancis di tahun 1960-an.
Simon Weisse mengungkap, ada sebuah bangunan di Angoulême yang mereka gunakan, tapi mereka hanya diberikan izin menggunakan sebagiannya. Menurut Weisse, tujuan pembuatan set adalah membangun dunia sendiri.
Karya Miniatur Perkaya Keunikan Film
03:53
Skenario film diilustrasikan dengan miniatur
Dengan miniatur yang sangat mendetail, desainer set mengilustrasikan sejumlah skenario film, apakah tentang pelukis berbakat tapi kriminal, atau tentang cerita cinta yang bersemi di masa perlawanan mahasiswa Prancis.
Dalam film tentang The French Dispatch, Simon Weisse dan sutradara AS Wes Anderson bekerjasama erat untuk membuat film itu. "Kami berkomunikasi kebanyakan lewat gambar,” demikian dijelaskan Weisse.
Yang paling membantu adalah apa yang disebut "Animated Storyboard'. Film ini sudah dibuat potongan-potongan gambarnya, juga sudah dianimasikan. Sebelumnya itu sudah dilihat Weisse lihat dua-tiga kali. Wes Anderson juga menganggap penting, bahwa mereka memperhatikan detil di gambar-gambar ini. “Kami juga berusaha menambahkan hal-hal kecil, tapi dia juga menunjukkan kepercayaan besar bagi kami,“ demikian ditekankan Weisse.
Model yang dibuat Simon Weisse jadi sumbangan besar bagi estetika dalam film-film Anderson. Latar belakang dalam film "Isle of Dogs“ misalnya, juga dibuat Simon Weisse.
Model-model yang dia buat, kerap tidak bisa dibedakan dengan bangunan yang asli, misalnya dalam “Grand Budapest Hotel“. Untuk film itu, Wes Anderson juga mengikutsertakan sedikit set pemandangan dalam modelnya.
Wes Anderson mengatakan, dia suka model-model miniatur, karena ada pesonanya tersendiri. Ia menambahkan, “Saya melakukannya, karena ini sudah jelas model. Orang tidak bisa ditipu. Tapi saya memadukannya dengan sejarah perfilman.“
Tembok Berlin di Film dan Serial TV
Dari Billy Wilder ke Steven Spielberg, dari "Good Bye, Lenin!" ke James Bond, Tembok Berlin memainkan peran utama di film-film Jerman dan internasional.
Foto: picture-alliance/KPA
Tembok Berlin dibangun Saat Film "One, Two, Three" dibuat
Tembok Berlin belum dibangun ketika sutradara Hollywood asal Austria, Billy Wilder memulai syuting "One, Two, Three" pada bulan Juni 1961, melainkan ketika film sedang dibuat. Wilder dan tim produksi kemudian memasukkan kejadian bersejarah tersebut ke dalam plot cerita komedi, menjadikan film ini dokumen sejarah yang terkenal.
Foto: Imago-Images/Prod.DB
Tembok Berlin dalam film "The Spy Who Came in From the Cold"
Setelah Tembok Berlin dibangun, tema Perang Dingin menjadi cerita utama di berbagai film Barat. Novel detektif terkenal buatan John Le Carré "The Spy Who Came in From the Cold" (terbit tahun 1963) ini kemudian oleh sutradara Hollywood, Martin Ritt, difilmkan pada tahun 1965. Pembuatan film dilakukan di Inggris, Belanda, dan Checkpoint Charlie, serta dibintangi oleh Richard Burton.
Foto: picture-alliance
Adegan Checkpoint: 'Funeral in Berlin'
Film spionase Inggris tahun 1966 "Funeral in Berlin" disutradarai Guy Hamilton, yang juga pernah mensutradari film James Bond. "Funeral in Berlin" dibintangi oleh Michael Caine bersama sejumlah aktor Jerman lainnya. Pengambilan gambar film ini dilakukan di beberapa lokasi di Berlin Barat dan di Checkpoint Charlie. Syuting adegan Jembatan Glienicke dilakukan di Jembatan Swinemünder.
Foto: picture-alliance/KPA
James Bond di Berlin: 'Octopussy'
Beberapa tahun berlalu pemeran James Bond belum datang langsung ke Checkpoint Charlie dan lokasi-lokasi terkenal lainnya di Berlin. Agen rahasia asal Inggris ini akhirnya berhasil syuting tentang Tembok Berlin dalam film "Octopussy," tahun 1983. Pada saat itu pemeran Bond, Roger Moore tidak dapat menebak bahwa tembok tersebut akan jatuh sebelum akhir dekade.
Jatuhnya tembok menjadikan kota Berlin sebagai lokasi sejumlah film bertema Perang Dingin. Diangkat dari novel Ian McEwan, tahun 1993 sutradara Inggris John Schlesinger membuat film drama "The Innocent" yang dibintangi Anthony Hopkins, Isabella Rossellini, dan Campbell Scott. Banyaknya aktor terkenal yang bermain dalam film ini ternyata tidak cukup mengesankan kritikus.
Foto: picture-alliance/dpa/United Archives/IFTN
Adegan Komedi: 'Sonnenallee'
Setelah jatuhnya Tembok Berlin, perfilman Jerman memunculkan genre komedi. Pada tahun 1999, sutradara teater Leander Haussmann membawa film berjudul "Sonnenallee" (Sun Avenue) ke layar bioskop. Bersama dengan penulis Thomas Brussig dan aktor Detlev Buck, ia menceritakan kisah tentang beberapa orang muda yang tinggal di bagian timur Berlin pada tahun 1973.
Foto: picture alliance/dpa
Film Komedi lainnya: 'Heroes Like Us'
Mungkin tidak terlalu booming, tetapi film komedi berjudul "Helden wie wir" (Heroes Like Us) tentang tembok Berlin juga cukup lucu dan menghibur. Diangkat dari novel karya Thomas Brussig, film yang memaparkan keanehan kehidupan sehari-hari di bekas Jerman Timur ini dirilis pada peringatan 10 tahun jatuhnya Tembok Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa/Senator
Upaya melarikan diri: 'The Tunnel'
Banyak serial TV dan film layar lebar membahas upaya pelarian warga Jerman Timur yang penuh petualangan. Salah satu yang paling spektakuler adalah karya Roland Suso Richter "The Tunnel" pada tahun 2001. Diangkat dari kejadian nyata, ia menceritakan kisah pelarian melalui sebuah terowongan di bawah Tembok Berlin. Pada tahun 1962, 29 orang melarikan diri dengan cara ini.
Foto: Imago Images/Prod.DB
Film hits: 'Good Bye, Lenin!'
Tahun 2003, film komedi lain tentang sejarah Jerman Timur dan kejatuhan Tembok Berlin menjadi salah satu hit internasional. Dalam film "Good Bye, Lenin!" aktor Daniel Brühl, mencoba mempertahankan ilusi bahwa komunisme tidak runtuh. Ia melakukan itu karena berusaha melindungi ibunya yang sedang koma. Ia tak mau ibunya tahu bahwa Tembok Berlin runtuh. Film ini disutradarai oleh Wolfgang Becker.
Foto: imago/EntertainmentPictures
Tiruan Tembok Berlin dalam film 'Beloved Berlin Wall'
Karena hanya sedikit yang tersisa dari Tembok Berlin yang asli, sutradara mencari cara lain dalam proses pembuatan film yaitu dengan membangun replika di studio. Peter Timm, yang lahir di Berlin Timur pada tahun 1950, merekam beberapa film tentang Tembok Berlin dan pemisahan Timur-Barat, termasuk "Meier", "Go Trabi Go", dan pada 2009, "Liebe Mauer" atau "Beloved Berlin Wall".
Pada 2015, Hollywood sekali lagi mengangkat film bertema Perang Dingin. Sutradara Steven Spielberg (kiri) membuat film "Bridge of Spies," dibintangi Tom Hanks (kanan) di Berlin. Drama sejarah ini menggambarkan kasus terkenal agen rahasia yang dipertukarkan di Jembatan Glienicke. Film ini diambil di lokasi asli dan di studio Babelsberg.
Foto: 2014 Twentieth Century Fox
11 foto1 | 11
Karir panjang sebagai pembuat set miniatur
Karir Simon Weiss dalam film berawal tahun 1988. model pertamanya berkisah tentang kapal-kapal yang dimakan seekor paus. Ia juga membuat botol-botol kaca kecil bagi pembuatan film “Das Parfum“ yang berdasarkan roman berjudul sama,oleh sutradara Tom Tykwer.
Untuk film “Inglorious Basterds“ karya Quentin Tarantino, ia membuat model sebuah bioskop, yang secara spektakuler terbakar. Untuk film “Bridge of Spies“ yang disutradarai Steven Spielberg, Simon Weisse membuat konstruksi kokpit sebuah pesawat pembom.
Simon Weisse mengatakan, itu bisa diselesaikan secara digital, tapi dengan miniatur tampak lebih banyak hidup. Dalam animasi komputer segalanya tergambar dengan sempurna. Sedangkan dengan miniature, kebengkokan dan kemiringan juga menambah hidup set, seperti halnya dalam hidup sesungguhnya.
Dan itu membuat pesonanya. Dengan kemampuannya Simon Weisse membuat dunia sendiri, juga ruang bagi emosi dan aksi dalam film. (ml/Inovator)