1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misi PBB di Birma "Tak Bisa Dibilang Berhasil"

4 Oktober 2007

Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ibrahim Gambari, hari Kamis ini akan melaporkan hasil perjalanannya di Birma kepada sekretaris jenderal PBB, Ban Ki Moon.

Foto: AP

Belum-belum, Ban Ki Moon mengisyaratkan bahwa kunjungan Ibrahim Gambari jauh dari yang diharapkan. Katanya kepada wartawan, kujunjungan itu tidak bisa dibilang berhasil. Kendati ia lega bahwa utusan khususnya itu bisa bertemu pemimpin oposisi yang dikenakan tahanan rumah bertahun-tahun, Aung San Suu Kyi.

Sebagaimana diungkapkan sebelumnya Michele Montas, juru bicara sekjen PBB:

"Tetapi yang sangat penting adalah Ibrahim Gambari bertemu dua kali dengan Aung San Suu Kyi. Dia juga bertemu para pemimpin Birma, para perwira tinggi militer dan pemerintah."

Ban Ki Moon mengatakan, Jumat besok ia akan berunding dengan Dewan Keamanan PBB untuk membicarakan langkah apa yang akan diambil terhadap junta militer Birma.

Ibrahim Gambari sendiri, hingga saat ini masih menutup mulut. Dicegat wartawan di Singapura dalam perjalanan pulang ke New York, ia menolak bicara mengenai kunjungannya di Birma.

Juru bicara PBB, Michele Montas mengatakan, Ibrahim Gambari memang hanya kaan bicara dengan sekjen terlebih dahulu, baru hari Jumat besok berbicara kepada wartawan. Ditanya mengenai apakah dalam laproannya Gambari juga menyebut berbagai kebrutalan militer yang belakangan videonya disiarkan di televisi, Michele Montas menjawab:

"Pada titik ini, kami menunggu laporan Ibrahim Gambari. Selama berada di Myanmar ia ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal untuk menyelidiki sejumlah peristiwa yang terjadi di Birma. Namun kita tak bisa terburu-buru mengambil kesimpulan mengenai apa yang dilihat Ibrahim Gambari selama berada di Birma, dan apa yang akan dia ungkap."

Di Birma, sepeninggal Ibrahim Gambari, rezim militer terus meningkatkan penumpasannya terhadap gerakan pro demokrasi yang dipelopori para biksu. Mereka melakukan penggerebekan dari rumah ke rumah, menangkapi para biksu dan warga yang dicurigai sebagai simpatisan gerakan pro demokrasi. Bahkan dalam suatu razia Rabu pukul 4 dini hari, mereka menangkap seorang staf badan PBB warga Birma bersama suami dan seorang keluarganya. Michele Montas, juru bicara Sekjen PBB:

"Kami bisa mengukuhkan bahwa staf UNDP ditahan di Yangon Rabu pagi. Pada dini hari itu, aparat Birma melakukan penggerebekan dari rumah ke rumah, juga apartemen-apartemen, di sekitar kawasan Pagoda Schwedagon, tempat munculnya gelombang protes waktu itu. Dan dalam situasi inilah, seorang staf Badan Program Pembangunan PBB, UNDP, bersama suaminya dan iparnya, serta juga sopir pribadinya, ditangkap. Kami terus memantau situasi ini dan mengupayakan pembebasannya."