Miskin dalam Usia Lanjut di Jerman
7 Juni 2011Bukan saja orang-orang yang berpenghasilan rendah dan pengangguran yang terancam jatuh miskin, melainkan juga semakin banyak orang dari kalangan menengah. Sekarang saja sudah ada jutaan orang lanjut usia, terutama perempuan, yang dalam ukuran internasional sudah termasuk miskin.
Tidak Mencukupi Kebutuhan
Kentang dan wortel yang dijadikan bubur. Selalu itu saja yang dimakan. Setiap hari, di pekan terakhir setiap bulannya, karena uang pensiun tidak cukup. Beate Gräbert bercerita, "Saya besar juga dengan cara itu. Dengan tidak banyak makan. Dulu kami selalu pergi ke hutan, mencari jamur dan buah-buahan. Saya sekarang kembali ke cara itu.
Di apartemen Beate Gräbert, jika mungkin, pemanas ruangan pasti dimatikan. Sebagai gantinya ia memakai pullover yang sudah usang untuk menghangatkan diri. Sejak 14 tahun lalu, Beate Gräbert hidup seperti itu. Ia berusia 72 tahun. Anak-anaknya tidak dapat membantunya secara finansial. Mereka tinggal ratusan kilometer dari ibunya, dan tidak punya pekerjaan. Mendiang suaminya yang punya pendidikan khusus sebagai pandai besi juga penganggur. Ia kemudian sakit keras, dan harus diurus oleh istrinya.
Miskin di Usia Lanjut
Sebelumnya, Beate Gräbert hanya bekerja dengan penghasilan kecil, jadi uang pensiunnya hanya sedikit. Setelah dikurangi uang sewa apartemen yang terdiri dari dua kamar, dan ongkos obat-obatan, yang tersisa hanya 2 Euro untuk hidup setiap harinya. Dengan jumlah uang sesedikit itu hidup lebih dari satu milyar orang di dunia, demikian perhitungan para pakar dari Bank Dunia. Tetapi orang-orang itu tinggal di negara berkembang, bukan di negara industri maju yang kaya seperti Jerman. Kata-kata "miskin di usia lanjut" tidak senang didengar orang di Jerman.
Beate Gräbert, seperti halnya banyak perempuan lainnya yang bernasib sama, juga tidak senang mendengarnya. Seorang perempuan lainnya yang bernasib sama bercerita, ia tidak bisa pergi ke manapun. Uang pensiun hanya cukup untuk tiga pekan, sedangkan orang tetap harus hidup sampai uang pensiun berikutnya tiba. Perempuan lainnya mengatakan, ia paling takut jika ongkos bertambah tinggi, sehingga ia tidak dapat membayarnya lagi. Beate Gräbert sudah tidak dapat mewujudkan mimpi terbesarnya sejak bertahun-tahun, yaitu mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Dari sekitar 21 juta orang pensiunan di Jerman, menurut keterangan resmi 10 persennya berada dalam kemiskinan.
Jumlah Lansia Semakin Bertambah
Jumlah orang lanjut usia, yang tidak memiliki uang cukup, akan semakin bertambah, demikian dikatakan Organisasi untuk Perkembangan Ekonomi dan Kerjasama Eropa (OECD). Alasannya, gaji generasi muda semakin berkurang, sehingga potongan yang diserahkan ke kas pensiun negara juga berkurang. Pada saat bersamaan, jumlah pekerja bergaji rendah semakin banyak. Gaji rendah tidak memungkinkan orang menabung untuk masa pensiun. Selain itu, semakin banyak keluarga di Jerman terpecah-belah. Semakin banyak orang berusia lanjut tinggal sendirian, jadi tanpa bantuan dari luar. Dampaknya terutama dapat dilihat di kota-kota besar.
Di seluruh Jerman, jumlah dapur-dapur yang memberikan bantuan bagi orang miskin meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, menjadi 2.000. Dieter Pfuhl dari misi sosial di stasiun kereta api Berlin menceritakan, "Semakin banyak janda dan orang-orang pensiunan, yang ketika bekerja memiliki uang cukup, sekarang tidak tahu lagi cara mereka membayar uang sewa. Uang pensiun mereka juga tidak cukup lagi untuk membayar hidup setelah hari ke-15 atau ke-20 setiap bulannya."
Kualitas Baru Kemiskinan
Mengingat situasi sekarang, serikat pekerja dan pekerja sosial semakin mendesak ditetapkannya gaji minimal dan subsidi bagi pensiun dari negara , untuk menghindari kemiskinan di usia tua. Pemerintah Jerman sekarang memperhitungkan untuk menetapkan pensiun minimal dari negara untuk orang-orang bergaji sedikit. Sebuah komisi pemerintah yang membahas tema kemiskinan di usia tua seharusnya memulai tugas mereka beberapa hari belakangan ini. Tetapi rencana itu dibatalkan. Sekarang, hingga akhir tahun mendatang akan diadakan "konsultasi pemerintah".
Banyak pakar tidak yakin upaya itu berhasil. Mereka menduga, pemerintah akan melaksanakan apa yang telah dianjurkan kepada pemerintah, yaitu orang harus bekerja lebih lama agar uang pensiun cukup untuk membiayai hidup. Tetapi Rudolf Martens dari badan sosial Paritätischer Wohlfahrtsverband menilai, langkah itu saja tidak akan menyelesaikan masalah. Menurutnya, bukan hanya jumlah kemiskinan yang bertambah. Kualitas kemiskinan juga berubah. Awal tahun 90-an orang masih dapat mengatakan kemiskinan adalah keadaan untuk sementara saja. Sekarang kemiskinan adalah situasi untuk jangka panjang.
Wolfgang Dick / Marjory Linardy
Editor: Hendra Pasuhuk