Kasus penembakan amok terus bertambah. Pertanyaan lain yang belum terjawab: Mengapa ada pelaku amok? Sebuah penelitian mencari jawabannya.
Iklan
Erfurt 2002. Dalam kurun waktu 20 menit seorang pria berusia 19 tahun menembak mati 16 orang dan kemudian dirinya sendiri. Penembakan amok di sekolah Gutenberg Gymnasium adalah yang pertama di Jerman, yang pelakunya adalah bekas murid di sekolah tersebut.
Walau penembakan amok secara statistik jarang terjadi, 11 tahun setelahnya Jerman berada di peringkat kedua setelah Amerika Serikat. Kini proyek penelitian "Target" menganalisa penembakan amok khususnya penembakan di sekolah-sekolah Jerman. Tujuannya mencari tahu penyebab kasus itu terjadi.
Sebuah Rumah Bagi Yatim Piatu di Siberia
Sebuah rumah megah yang terletak di Siberia, Rusia ini menjadi rumah bagi anak-anak yatim piatu. Mari kita menengok isi panti asuhan ini.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Rumah bagi mereka yang ditinggalkan
Seorang anak laki-laki tampak bermain tenis meja di sebuah rumah yatim piatu besar yang terletak di Krasnoyarsk, Siberia, Rusia. Pendiri rumah yatim piatu ini adalah Hazret Sovmen. Ia merupakan mantan presiden Republik Adygea, kawasan yang merupakan bagian dari federasi Rusia.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Belajar dengan tenang
Ini kamar tidurnya, lengkap dengan perabotan tempat tidur, lemari dan meja belajar. Lebih dari 100 anak tinggal di panti asuhan ini. Anak-anak panti asuhan ini bisa belajar dengan nyaman di rumah besar tersebut. Rumah yatim piatu ini mulai dibangun sejak tahun 2003 dengan dana pribadi Hazret Sovmen yang dulunya merupakan produser emas terbesar di Rusia, Polyus Gold.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Guru membantu studi
Seorang guru juga dipekerjakan di sini untuk membimbing anak.anak di luar jam sekolah. Jika anak-anak lain punya orangtua yang bisa membantu membuat pekerjaan rumah (PR), tugas tersebut di sini digantikan oleh guru semacam ini.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Mandiri
Seorang anak tampak menggantung cucian di sebuah lorong di dalam rumah. Sejak kecil mereka diajarkan mandiri dalam mengerjakan hal-hal pribadi, seperti mencuci baju dan menjemur pakaian sendiri.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Bengkel kerja
Seorang remaja putri tampak sedang menjahit. Panti asuhan ini membantu anak-anak untuk mengembangkan minat dan kreativitas. Bagi yang hobi menjahit, disediakan bengkel kerja dan sarana yang mereka butuhkan.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Laki perempuan sama saja
Laki-laki dan perempuan bisa melakukan hobi mereka tanpa memandang jenis kelamin. Jika ada anak laki yang hobi melakukan pekerjaan tangan juga bisa mengasah ketrampilan di bengkel kerja ini, seperti yang dilakukan anak laki-laki dalam gambar di atas. Ia tengah membuat sarung bantal.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Menjaga kebugaran
Kebugaran fisik juga menjadi hal penting yang diperhatikan di panti asuhan ini. Oleh sebab itu tersedia pula di sini ruang berolahraga yang dilengkapi dengan fasilitasnya.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Seni budaya
Bermain drama, teater? Bagi anak-anak yang punya minat di bidang ini, pembimbing mengarahkan mereka untuk berlatih dan membuat pertunjukan.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Di museum ada banyak buku
Di dalam panti asuhan yang diberi nama sama dengan pendirinya, Hazret Sovmen ini terdapat museum. Tampak anak-anak dibebaskan membacar buku-buku di ruang museum tersebut.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Mari makan
Di ruang besar ini anak-anak bisa memperoleh makanan lezat bergizi. Tampak anak-anak dari berbagai usia saling berinteraksi selayaknya keluarga di sini.
Foto: Reuters/I. Naymushin
Pulang sekolah
Mereka tak bersekolah di dalam gedung. Namun ada transportasi yang disediakan untuk mengantar jemput mereka dari sekolah. Meski tak ada orang tua, mereka membentuk keluarga sendiri di rumah besar ini. (ed:ap/hp/reuters/berbagai sumber)
Foto: Reuters/I. Naymushin
11 foto1 | 11
Adakah Ciri Khas Pelaku Amok?
Laporan media tentang pelaku amok seakan memberi gambaran bahwa pelakunya adalah laki-laki, penyendiri, suka senjata, dan sakit psikis. Seperti pada insiden Winnenden 2009. Tapi kenyataanya lebih rumit. Banyak remaja yang mengalami bullying, memainkan games komputer tembakan dan tertarik dengan senjata. Tapi hanya segelintir diantara mereka yang kemudian menjadi penembak amok.
Khususnya hubungan antara pelaku amok dan games komputer tidak sepenuhnya benar. Demikian menurut psikolog Andreas Zick dari Universitas Bielefeld. "Games komputer tidak menyebabkan kekerasan. Kondisi psikis mereka yang memainkannya lah yang menentukan. Para penembak amok tahu bahwa games komputer bukannya situasi nyata. Mereka kemudian hanya menerapkannya di dunia nyata."
Masalah psikologis adalah penjelasan yang masuk akal bagi banyak orang. Beberapa pelaku amok benar-benar menderita skizofrenia. Mereka tidak bisa membedakan fantasi dan realita, seperti Seung-Hui Cho yang menembak mati 32 orang di Colorado dan kemudian dirinya sendiri. Yang lain mengalami depresi berat atau bipolar. Tapi hanya sedikit yang menderita penyakit psikologis yang parah.
Revolusi Artwork Games Komputer
Permainan komputer kini tidak lagi sekedar menggerakan figur berbentuk kotak atau lingkaran. Grafik yang ditampilkan hampir seperti dunia nyata. Galeri foto berikut menampilkan perkembangan games masa ke masa.
Foto: Electronic Arts
1-0 Bagi PONG!
1972 perusahaan ATARI mengembangkan games "Pong". Walau sudah ada games lain, "Pong" adalah yang pertama berhasil menembus pasar komersil. Games ini seperti bermain tenis meja. Dua balok bergerak naik turun dan memukul bola ke lapangan lawan. Permainan ini masih ada hingga sekarang. Khususnya sebagai aplikasi smartphone.
Foto: Atari
Pac Man - Garis dengan Mulut
1980 permainan klasik dilahirkan. "Pac Man" harus makan poin di labirin hitam. Ia dikejar hantu yang muncul dari berbagai arah. Semakin tinggi level, semakin banyak hantu yang muncul. Di tahun 2009, salah satu pemain tercepat di dunia menyelesaikan 255 level dalam 3 jam, 41 menit dan 22 detik.
Foto: Getty Images
Pahlawan Masa Kecil
1981 perusahaan Jepang Nintendo merilis salah satu permainan Jump'n'Run yang pertama. Pada "Donkey Kong", seorang tukang yang harus membebaskan kekasihnya dari cengkeraman gorila. Ia harus bergerak cepat dan mengatasi berbagai rintangan. Si kecil Mario sangat digemari, sehingga tahun 1983 ia memiliki permainannya sendiri. "Super-Mario" hingga kini adalah kesuksesan terbesar Nintendo.
Foto: AP
Permainan Klasik
Di "Mario Bros", Super-Mario mendapat pekerjaan yang sungguhan. Yakni tukang ledeng. Bersama saudaranya Luigi ini membebaskan sistem pipa bawah tanah dari berbagai karakter yang aneh: kura-kura, kepiting, dan sejenisnya yang hanya bisa disingkirkan dengan loncatan dan tendangan. Ada beberapa level berbeda yang bisa dimainkan. "Mario Bros" permainan klasik Gameboy yang disukai jutaan anak-anak.
Foto: AP
Indiana Jones Versi Perempuan
Celana pendek ketat, ransel dan dua pistol 9mm menjadikan Lara Croft sebagai protagonis seri games sukses "Tomb Raider". 1994 desainer Toby Gard menciptakannya. Lara Croft adalah ahli arkeologi yang berpetualang ke seluruh dunia. 2001 dan 2003 games ini diangkat ke layar lebar dengan Angelina Jolie sebagai Lara Croft.
Foto: AP
Untuk Semua Anggota Keluarga
"The Sims" masuk ke kategori games "simulasi". Kita bisa memainkan peran tertentu, membangun rumah, menghasilkan uang, mendapat teman baru, memiliki keluarga. Games ini menarik karena terjadi interaksi dengan beberapa pemain lain. Lagipula ada versi khusus yang memungkinkan bepergian ke abad pertengahan atau sekedar berlibur.
Foto: Electronic Arts
Revolusi Permainan Menembak
1993 muncul "Doom" permainan menembak yang dikenal dengan istilah Ego-Shooter. Grafik 3D dan Dolby Surround Sound menjadikan games ini sangat realistis. Para remaja bermain semalaman dan berperang di planet Mars lawan alien dan setan. Bertahun-tahun permainan ini dianggap berbahaya. Padahal games lain seperti "Quake" dan "Counterstrike" lebih berdarah.
Foto: id Software
Di Tengah Peperangan
Artwork generasi permainan terbaru ini hampir menyerupai sebuah foto. Pada wajah para tentara di "Medal of Honor - Warfighter (Oktober 2012) bisa terlihat dampak stres dari perang. Walau games ini berkesan 'menjual' perang, tampilan grafiknya layak untuk dilihat.
Foto: Electronic Arts
Ketajaman Grafik
"FIFA 13" dikenalkan pada Gamescom tahun lalu di Köln. Games ini mengutamakan para pemain bintang sepak bola internasional. Mimik wajah disempurnakan dan adegan permainan tampil lebih realistis.
Foto: Electronic Arts
NFS - Permainan Balap Mobil Tersukses
Sejak 1994 lebih dari 300 milyar mil ditempuh para pemain pada seri games "Need for Speed". Ada jalur yang menegangkan, banyak pilihan untuk mengoptimalkan mobil, dan tentu action. Pada "Most wanted" (Oktober 2012) tidak ada lagi peraturan yang berlaku. Semua bisa membalap siapa saja dan dikejar oleh polisi. Lokasinya di jalanan kota New York.
Foto: Electronic Arts
Köln di Tahun 2047
Februari 2013 dirilis "Crysis 3" yang dikembangkan di perusahaan games Jerman Crytek. Sebelum dijual pun, permainan ini sudah mendapat banyak pujian. Sebagai kampanye iklan Crytek menggunakan kota-kota besar Jerman, Köln, Berlin, München, Frankfurt dan Hamburg, dengan tampilan ala Crysis. Hanya dalam beberapa hari "Crysis 3" memimpin peringkat penjualan.
Foto: Electronic Arts
11 foto1 | 11
Penembakan Amok Selalu Direncanakan
Pelaku penembakan amok merencanakan aksinya selama bertahun-tahun. Amok tidak terjadi secara spontan. Suatu ketika, sekedar merencanakannya tidak lah cukup sebagai kompensasi. Banyak pelaku yang kemudian mengalami "radikalisasi sendiri". Mereka selalu teringat untuk melakukannya dan merasa sangat wajib untuk menuntaskannya.
Mereka mengira lewat penembakan amok mereka tidak akan dilupakan oleh masyarakat. Sehingga perasaan "tidak berguna" digantikan dengan perasaan akan "selalu diingat" walau sudah mati. Seperti Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan massal di Columbine yang hingga kini "menginspirasi" banyak pelaku amok. Mereka mencapai keinginan untuk dikenal seluruh dunia.
8 Hal yang Harus Dilakukan Anak-anak Sendiri Sebelum Masuk SMP
Bagaimana anak-anak bisa tumbuh dewasa sebagai manusia kompeten, jika orangtua selalu melakukan segalanya untuk anak yang berangkat remaja.
Foto: Public Domain
1. Bangun pagi tanpa perlu dibangunkan
Inilah saatnya membiarkan jam alarm melakukan tugasnya. Mereka harus belajar bertanggung jawab untuk bangun sendiri sendiri ketika mulai sekolah menengah, agar tak terlambat. Belajar menjadi orang dewasa yang berdisiplin dan menghargai waktu.
Foto: Fotolia/photonetworkde
2. Menyiapkan sarapan sendiri.
Orang tua kadang memastikan ada makanan di rumah sehingga mereka bisa makan sarapan. Tiba saatnya mereka mulai menyiapkan sarapannya sendiri sesuai dengan selera dan kreasinya sendiri.
Foto: Fotolia/okinawakasawa
3. Mengerjakan PR sendiri
Ketakutan orangtua biasanya, sang anak lupa atau salah dalam mengerjakan tugas dari sekolah yang dibawa pulang atau PR. Namun kini sudah saatnya mereka mengerjakannya. Setelahnya mereka boleh meminta orangtua untuk mengecek saja. Mereka perlu tahu bagaimana melakukannya tanpa intervensi Anda.
Foto: Imago/Jochen Tack
4. Mengepak barang-barang sendiri untuk sekolah
Buku, ponsel, kunci tertinggal, seragam belum dicuci..... Bukan tugas Anda lagi sebagai orangtua yang terus-menerus bawel mengingatkan. Mereka harus belajar untuk tahu konsekuensinya, tanpa harus mengandalkan orangtua mengingatkan benda-benda tersebut. Lupa sesuatu? Rasakan rasa sakit itu.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
5. Rencanakan dan kerjakan proyek sekolah sendiri
Proyek sekolah tidak diberikan malam hari sebelum jatuh tempo. Karena itu, jangan ambil alih tugas sekolah pada menit terakhir agar proyek selesai. Mereka harus belajar membuat perencanaan yang matang. Satu-satunya hal yang bisa Anda lakukan, dalam obrolan mingguan, tanya tentang proyek sekolah apa yang akan atau tengah digarap.
Foto: Fotolia/Spectral-Design
6. Mencuci baju sendiri
Seorang remaja harus diingatkan, bahwa orangtua bukanlah pelayan mereka. Dalam usia beranjak remaja, mereka mampu mengatasi keseluruhan proses binatu, mulai dari mencuci dan melipat atau menyeterika.
Foto: Dron/Fotolia
7. Menyelesaikan persoalan dengan guru atau pelatih
Jika anak punya masalah dengan guru atau pelatih, dia harus mempertanggungjawabkannya. Tidak disarankan orang tua ikut campur permasalahan di antara figur otoritas dan anak. Orangtua cukup perlu tahu. Anak perlu belajar bagaimana menangani masalahnya sendiri atau setidaknya meminta Anda untuk membantu mereka.
Foto: picture-alliance/dpa
8. bertanggung jawab dalam urusan sekolah
Orangtua memang perlu mengobrol soal proyek sekolah dan PR, tapi diharapkan anak-anak tersebut menyadarai bahwa itu adalah tanggung jawab mereka sepenuhnya. Dengan demikian orangtua juga belajar menghargai kemampuan anak itu sendiri. Yang tetap harus dilakukan adalah mengamati perkembangan nilai dan berbicara tentang situasi di sekolah, tanpa perlu ikut campur berlebihan. (Ed: ap/hp/redtri)
Foto: Public domain
8 foto1 | 8
Proyek "Target" kini setidaknya memberikan harapan untuk mengenali gejala awal calon pelaku penembakan amok. Pertanyaan apa yang memicunya, kapan dan mengapa seorang manusia menjadi pembunuh massal juga bagian dari penelitian. Mungkin hasil penelitian kelak bisa turut membantu para calon pelaku sebelum berhasil melakukan aksinya.
Pola Pengasuhan Anak di Jerman Ini Selalu Jadi Perdebatan
Topik-topik dalam dunia ‘parenting’ ini kerap jadi perdebatan di Jerman. Bagaimana dengan di Indonesia?
Foto: Imago
Nama tradisional atau yang unik?
Apakah Anda ingin anak punya nama unik atau nama yang umum dimiliki banyak orang? Memberi nama, merupakan ekspresi identitas orang tua, meskipun. Ben dan Mia adalah nama-nama favorit di Jerman; Marie dan Elias menduduki puncak daftar nama anak di Jerman pada tahun 2016. Nama apa yang ingin Anda berikan buat si buah hati?
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Menyusui di depan umum
Menyusui di depan umum adalah praktik yang meluas di Jerman. Menyusui di depan umum biasanya tidak menjadi masalah. Namun, negara tersebut tidak memiliki undang-undang yang secara eksplisit melindungi ibu menyusui. Contohnya, pemilik toko dapat saja melarang aktivitas ibu yang tengah menyusui di tokonya. Jika Anda punya bayi, apakah juga melakukannya?
Foto: picture alliance/empics/N. Ansell
Menyusui hingga lewat usia setahun
Anda mungkin melihat ibu masih menyusui anak mereka yang berusia tiga tahun di taman bermain - tapi fenomena ini jarang. Karena cuti melahirkan di Jerman berlaku selama 12 bulan, banyak ibu mencoba berhenti menyusui sebelum kembali bekerja. Hingga usia berapa sebaiknya menyapih bayi?
Foto: Colourbox/yarruta
Penitipan anak
Mengasuh sendiri atau dititipkan? Berbicara soal kembali bekerja setelah cuti melahirkan adalah topik lain yang menegangkan bagi orang tua baru. Banyak yang merasa lega menemukan tempat penitipan bayi yang lokasinya dekat. Beberapa orang tua Jerman melihat perawatan anak yang mereka pilih untuk anak mereka sebagai keputusan penting.
Foto: picture-alliance/ZB/P. Pleul
Vaksinasi
Beberapa orang tua secara terbuka menolak vaksin. Vaksin tidak diwajibkan di Jerman. Data OECD mencatat tingkat vaksinasi mencapai 96 persen di negara ini - namun penelitian Jerman lainnya mengklaim bahwa angkanya lebih rendah dari itu. Yang menentang, meyakini vaksinasi hanya berfungsi selama cukup banyak orang mengikuti program vaksinasi yang direncanakan untuk memastikan kekebalan populasi.
Foto: Sean Gallup/Getty Images
Menangislah sepuasnya
Bayi bangun beberapa kali dalam semalam dan orang tua kelelahan. Metode Ferber termuat dalam buku "Setiap anak dapat belajar tidur" yang merupakan buku terlaris di Jerman. Rekomendasinya: membiarkan bayi menangis sendirian di tempat tidur sampai mereka bisa tertidur sepanjang malam. Ini adalah penyelamat bagi sebagian orang tua; namun kalangan lain menggambarkan metode ini sebagai penyiksaan.
Foto: CC/Roxeteer
Keterikatan batin dengan orangtua
Mereka yang menentang metode pelatihan tidur kemungkinan besar dipengaruhi oleh filosofi keterikatan batin dengan orang tua yang dipromosikan oleh dokter anak William Sears. Pendekatan ini merekomendasikan, antara lain, tidur di dekat bayi, - yang jadi topik kontroversial lainnya karena banyak yang membiasakan anak tidur sendiri.
Foto: imago/imagebroker
Popok sekali pakai atau popok kain
Popok adalah masalah pengasuhan universal lainnya. Dengan banyak model yang mudah digunakan di pasaran, beberapa orang tua mencoba popok kain. Banyak yang akan bertahan pada produk sekali pakai - dan setidaknya bisa beralih ke merek ramah lingkungan. Mereka yang mempraktikkan metode ‘bebas popok’ masih langka, namun secara otomatis memenangkan kontes "orang tua yang paling berdedikasi".
Foto: picture alliance/dpa Themendienst
Makanan bayi buatan sendiri atau beli di toko
Ada orang tua yang meluangkan waktu mempersiapkan makanan bayi mereka. Semua organik, tentu saja - dan bahkan ada yang beli bahannya hanya dari ‘fairtrade‘. Namun beberapa orang tua lain lebih memilih makanan yang beli makanan kemasan di toko, yang praktis dibawa saat bepergian.
Foto: Fotolia/victoria p
Pendekatan alternatif untuk pendidikan
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, orang Jerman banyak merefleksikan pendidikan berkonsep "pendidikan anti-otoriter”, yang bertujuan untuk mendukung kebebasan berpikir anak. Pengaruh pendekatan ini dirasakan di Jerman hingga saat ini. Di luar berbagai teori populer saat ini, setiap orang tua mengembangkan gaya mereka sendiri.
Foto: colourbox/S. Darsa
TV dan perangkat elektronik
Ada aplikasi dan acara TV yang menakjubkan yang dikembangkan untuk balita. Banyak anak berusia satu tahun lebih ‘jago‘ smartphone ketimbang kakek nenek mereka. Meskipun tidak ada konsensus di antara orang tua Jerman mengenai penggunaan media digital untuk anak-anak kecil, kebanyakan dari mereka merasa lebih baik membatasi kontak anak mereka dengan gadget.
Foto: picture-alliance/dpa
Manis-manisan
Cara lain beberapa orang Jerman dalam mengukur seberapa baik orang tua mengasuh anak adalah soal membiasakan anak untuk tak terlalu mengkonsumsi produk mengandung gula, seperti permen. Anak yang lebih besar, sehari-hari senang makan es krim di musim panas. (Ed: Elizabeth Grenier/ap/hp)