Misteri Virus Corona, Menyebar Sangat Cepat Tanpa Gejala
23 Juli 2020
Salah satu misteri virus corona SARS-CoV-2 adalah penyebarannya yang sangat cepat. Selain itu, sekitar 40 persen orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sakit. Hal itu menyulitkan para ilmuwan memerangi COVID-19.
Iklan
Hanya dalam waktu tiga bulan setelah pemerintah Cina mengumumkan wabah pneumonia misterius di Wuhan, virusnya sudah menyebar ke seluruh benua, kecuali Antartika. Di balik kecepatan penyebaran virus corona itu, para ilmuwan menemukan fakta lain yang mencemaskan. Virus bisa menyebar lewat orang yang kelihatannya sehat.
Ketika lockdown dilonggarkan, pekerja kembali ke kantor, anak-anak siap kembali bersekolah, dan mal serta restoran kembali dibuka, para ilmuwan harus menghadapi realitas banal. Jika orang yang kelihatannya sehat bisa menularkan penyakit, nyaris mustahil meredam COVID-19.
“Itu bisa jadi pembunuh, karena 40 persen orang yang terinfeksi, tidak tahu mereka membawa penyakit tersebut,“ kata Dr.Eric Topol pimpinan Scripps Research Translational Institute, sebuah lembaga penelitian kesehatan terkemuka di dunia.
Dunia Sains Bekerjasama Lawan Corona
03:24
Jika orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, tapi tidak menunjukkan gejala sakit, mereka bisa lolos dari pemeriksaan di bandara, ikut rapat binis di kantor dan belanja di mal atau makan di restoran. Mereka bisa menjadi “silent spreader“ alias penular diam-diam, dan gelombang wabah berikutnya bisa melanda.
Riset kasus infeksi di Korea Selatan
Sebuah riset kecil yang dilakukan di kota Daegu dengan 198 responden menunjukkan, orang yang tidak punya sejarah terpapar COVID-19, tapi bermukim di kota dengan kasus tinggi, sekitar 7,6 persennya memiliki antibodi virus corona. Ini merupakan indikasi bahwa virus corona kemungkinan menyebar lebih luas ketimbang perkiraan sebelumnya.
Hasil riset menyebutkan, berdasar survei itu, diperkirakan lebih dari 185 ribu warga kota Daegu, kota terbesar keempat di Korea Selatan dengan populasi 2,5 juta jiwa, kemungkinan terinfeksi virus corona. Hingga awal Juni, kota Daegu mencatat 6.886 kasus COVID-19.
Bagaimana Sekolah di Korea Selatan Terapkan Protokol Corona
Korea Selatan menetapkan aturan ketat ketika membuka lagi sekolah-sekolah. Para siswa antara lain wajib memakai masker, diperiksa suhu tubuhnya ketika memasuki kompleks sekolah dan ada jarak aman di ruang kelas.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Masa sekolah yang tertunda
Seorang anak laki-laki memegang tangan ibunya dari seberang penghalang saat kembali ke sekolah untuk masa liburan musim semi yang tertunda di Gwangju, Korea Selatan. Pemerintah mulai membuka sekolah secara bertahap di seluruh negeri, bahkan ketika ada peningkatan jumlah kasus virus corona dalam beberapa hari terakhir.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Ruang kelas didisinfeksi
Ruang kelas didisinfeksi sebelum para siswa memasuki gedung sekolah di Seoul. Pada fase pertama pembukaan sekolah, murid senior sekolah menengah lebih dulu kembali ke kelas pada 20 Mei lalu.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Menjaga keselamatan siswa
Para guru memeriksa pembatas yang dipasang untuk memastikan keamanan siswa ketika mereka kembali ke ruang kelas di Daegu. Akhir Februari, lalu kota Daegu melaporkan wabah virus corona besar pertama di luar Cina, yang mengakibatkan lonjakan besar pada angka infeksi COVID-19 Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Menjaga kebersihan
Siswa sekolah diwajibkan menggunakan pembersih tangan ketika kembali ke sekolah minggu lalu. Tahap kedua pembukaan sekolah sudah dimulai pada 3 Juni, melibatkan siswa tahun pertama di sekolah menengah atas dan tahun kedua di sekolah menengah pertama, dan tahun ketiga dan keempat di sekolah dasar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Jin-Man
Pemeriksaan suhu tubuh
Siswa menunggu dalam antrean ketika staf melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan kamera pencitraan termal di Chungju, Korea Selatan. Fase pembukaan sekolah minggu lalu membawa hampir 1,8 juta siswa kembali ke sekolah.
Foto: Reuters/Yonhap News Agency
Wajib jaga jarak aman
Aturan protokol kesehatan mewajibkan meja setiap siswa ditempatkan pada jarak aman. Dalam banyak kasus, sekolah juga memasang partisi untuk mencegah penyebaran virus. Korea Selatan sempat mengalami kenaikan kasus gelombang kedua dari klub malam dan acara kebaktian di gereja.
Aturan ketat diberlakukan di seluruh area sekolah. Foto menunjukkan suasana di kantin sekolah dasar di Chuncheon, yang dilengkapi dengan dinding pembatas transparan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Masker harus selalu digunakan
Juga pada jam pelajaran olahraga, para siswa di sekolah menengah di Gwacheon wajib memakai masker. Selain sanitasi rutin dan pemeriksaan suhu tubuh, masker wajib digunakan sepanjang waktu, kecuali untuk makan.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap News Agency
Tekanan luar biasa
Seorang siswa sekolah dasar disambut para guru dalam kostum binatang di Daegu. Tekanan besar untuk implementasi protokol kesehatan ada di pundak para guru, yang bertanggung jawab memeriksa kesehatan siswa dengan sistem diagnostik mandiri dan melaporkannya secara online. (hp/rap)
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Hyun-Tai
9 foto1 | 9
“Estimasinya jumlah kasus yang tidak terdiagnosa, bisa mencapai 27 kali lipat lebih tinggi dari kasus yang dikonfirmasi berdasar tes PCR di Daegu,“ demikian laporan riset yang dirilis Journal of Korean Medical Science (JKMS) kepada media lokal Selasa (21/07) malam.
Menanggapi hasil riset kecil di kota Daegu itu, direktur Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC), Jeong Eun-kyeong mengingatkan agar hati-hati karena sampelnya terlalu kecil. “Kami juga punya estimasi lebih banyak kasus infeksi di Daegu dibanding yang dikonfirmasi. Kami sudah berbicara dengan pejabat kota, untuk melakukan tes antibodi terhadap 3.000 orang, untuk memperkirakan besaran jumah kasusnya,“ ujar Jeong Eun-kyeong.
Tes antibodi atau serologi menunjukkan, apakah seseorang terpapar virusnya. Riset serupa yang dilakukan di berbagai kota menunjukkan kisaran paparan infeksi COVID-19 yang berbeda-beda, dari hanya serendah 0,1% di Tokyo hingga setinggi 17% di London.
as/rap (AP, Reuters)
Berlomba Mencari Vaksin Corona
Pandemi Covid-19 menerjang cepat dan sudah tewaskan 450.000 jiwa kurang dari enam bulan. Hal ini pun picu lomba pembuatan vaksin yang efektif dan aman. Dari 100 potensi vaksin, inilah yang sudah uji klinis pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/J.-P. Strobel
BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS
Perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech menjadi yang pertama mendapat rekomendasi dari Paul Ehrlich Institut untuk uji klinis pada manusia. Fase pertama dilakukan tes pada manusia dengan 12 relawan pada bulan April lalu. Bersama perusahaan farmasi AS Pfizer akan di lakukan uji klinis berikutnya untuk calon vaksin BNT162 dengan 360 relawan di AS.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Albrecht
CureVac dari Jerman
Perusahaan Jerman CureVac juga telah mendapat izin dari otoritas Jerman, dan siap melakukan uji klinis vaksin virus corona. Bulan Juni ini perusahaan dari kota Tübingen itu akan menguji calon vaksinnya pada 168 relawan. Pemerintah Jerman juga menanam investasi senilai 300 juta Euro di perusahaan bioteknologi ini.
Foto: picture-alliance/Geisler-Fotopress/S. Kanz
Moderna dari AS
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia. CEO Moderna bertemu Presiden Trump Maret lalu untuk melaporkan perkembangan positif. Pemerintah AS mendukung dengan dana 483 juta US Dolar. Akhir Mei, fase kedua uji klinis dimulai dengan 600 relawan. Moderna bisa produksi hingga 500 juta dosis vaksin per tahun.
Foto: picture-alliance/CNP/AdMedia/K. Dietsch
AstraZeneca Swedia/Inggris dan Oxford Inggris
Perusahaan farmasi Swedia/Inggris AstraZeneca bersama Oxford University lakukan uji klinis vaksin eksperimental pada manusia di Inggris dan Brasil. Calon vaksin berasal dari virus adeno simpanse ChAdOx1. Bulan Mei dilakukan uji fase dua dengan 10.000 relawan. Produksi vaksin diharap bisa dimulai akhir tahun 2020, dengan kapasitas hingga dua miliar dosis. Uni Eropa sudah memesan 400 juta dosis.
Foto: picture-alliance/AP Photo/University of Oxford
Kaiser Permanente AS
Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) sudah melakukan uji klinis vaksin corona pada manusia dengan sampel kecil Maret lalu. Uji coba juga dilakukan pada manula. Riset dibiayai oleh jawatan kesehatan federal AS dengan vaksin yang dikembangkan moderna. (as/gtp)