1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mobil Mewah Milik Turis Rusia Parkir di Bandara Finlandia

23 Agustus 2022

Mobil mewah seperti Porsche dan Bentley berplat nomor Rusia memadati tempat parkir Bandara Helsinki. Meningkatnya turis Rusia yang memasuki zona Schengen di tengah Perang Ukraina, memicu reaksi ketidakpuasan di Eropa.

Deretan mobil mewah dengan plat nomor Rusia memenuhi garasi parkir di bandara Vantaa di Helsinki.
Mobil mewah berplat nomor Rusia memenuhi garasi parkir di bandara Vantaa di Helsinki. Finlandia menjadi negara transit penting bagi turis Rusia yang ingin terbang ke EropaFoto: Alessandro Pampazzo/AFP

Saat berada di bandara Helsinki, pengunjung akan menyaksikan ratusan mobil mewah dengan plat nomor Rusia yang berjejer di tempat parkir. Di antara deretan mobil mewah tersebut adalah sedan Mercedes-Benz S-class terbaru dan Porsche 911 Turbo S.

"Ini mengejutkan saya," kata wisatawan Finlandia Jussi Hirvonen setelah meninggalkan garasi. "Saya tidak berharap mereka ada di sini sebelum situasi Ukraina terselesaikan."

Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto mengatakan kepada AFP bahwa negaranya telah menjadi "negara transit" bagi wisatawan Rusia.

"Bandara Helsinki melihat banyak turis Rusia saat ini," ungkapnya.

Picu reaksi ketidakpuasan di Eropa

Uni Eropa menutup wilayah udaranya untuk pesawat dari Rusia, tak lama setelah Moskow menginvasi Ukraina. Kebijakan ini membuat siapapun dari Rusia yang ingin bepergian ke Eropa harus terlebih dulu berkendara melewati perbatasan atau menempuh rute memutar memakai maskapai milik negara-negara non-Barat.

Sejak Rusia mengakhiri pembatasan COVID-19 pada bulan Juli lalu, jumlah wisatawan asal Rusia di Eropa melonjak.

Kondisi ini memicu reaksi yang keras di Eropa terkait visa yang dikeluarkan untuk turis Rusia yang berlibur saat perang masih berlanjut.

Finlandia sulit tolak turis Rusia karena kantongi visa Schengen

Akibat meningkatnya ketidakpuasan atas aktivitas wisata warga Rusia di tengah perang di Ukraina, pekan lalu pemerintah Finlandia pun mengumumkan bahwa pihaknya mulai 1 September akan membatasi visa turis Rusia hingga 10 persen dari volume saat ini.

Meski demikian, orang Rusia terus dapat memasuki Finlandia dengan memakai visa yang dikeluarkan negara-negara Uni Eropa lainnya, yang memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan di zona Schengen yang bebas batas.

"Mereka datang ke sini dengan visa Schengen yang dikeluarkan oleh berbagai negara dan kemudian melanjutkan perjalanan lebih jauh melalui bandara Helsinki," kata Menlu Finlandia Pekka Haavisto.

Menurut survei yang dilakukan oleh penjaga perbatasan Finlandia pada bulan Agustus 2022, sekitar dua pertiga orang Rusia yang melintasi perbatasan timur Finlandia dapat melakukannya dengan menggunakan visa Schengen yang dikeluarkan oleh negara-negara di luar Finlandia. Sebagai anggota zona Schengen, Finlandia tidak bisa menolak para turis yang memiliki visa ini.

"Hungaria, Spanyol, Italia, Austria, Yunani dan Spanyol biasanya mengeluarkan visa untuk Rusia, dan umumnya menjadi negara-negara utama yang menerbitkannya setiap tahun," kata pejabat penjaga perbatasan Mert Sasioglu kepada kantor berita AFP.

Warga Rusia menaiki bus dari St. Petersburg yang menuju Bandara HelsinkiFoto: Anni Ågren/Lehtikuva/dpa/picture alliance

Bukan Finlandia, tapi Uni Eropa harus bertindak

Menurut Haavisto, aturan Schengen tidak mengizinkan Finlandia untuk menutup perbatasan dengan negara tertentu. Sanksi semacam itu hanya dapat diputuskan bersama oleh Uni Eropa.

"Karena Finlandia dan negara-negara Baltik berencana untuk membatasi visa ini, akan lebih baik jika semua negara UE mengambil keputusan serupa," kata Haavisto.

Sentimen ini juga turut dirasakan oleh banyak orang Finlandia di bandara."Harus ada keputusan Uni Eropa untuk menutup perbatasan," kata wisatawan Finlandia Jussi Hirvonen.

Finlandia bermaksud mengangkat masalah ini pada pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa berikutnya di Republik Ceko pada 30 Agustus mendatang.

Turis Rusia merasa kecewa

Jumlah wisatawan asal Rusia yang melewati perbatasan memang meningkat setelah pembatasan COVID-19 dicopot. Pada bulan Juli jumlahnya sekitar 230.000 orang, naik dibandingkan bulan Juni yang berkisar 125.000 orang.

Munculnya gagasan agar warga Rusia tidak dapat melakukan perjalanan di Eropa disambut para pelancong dari Rusia dengan kekecewaan.

"Semua orang harus bepergian, karena ketika Anda melihat bagaimana negara-negara damai lainnya hidup, Anda juga menjadi lebih damai," kata Pavel Alekhin, atlet profesional Rusia berusia 32 tahun dalam perjalanannya ke festival sepeda di Basel.

Pelancong lainnya, Rusia Vadim van der Berg mengatakan situasinya "sangat sulit" bagi orang biasa, karena sekarang banyak orang Rusia yang tidak memiliki kesempatan untuk terbang, baik demi alasan bekerja atau belajar.

"Kami semua menunggu agar hal ini berhenti dan menginginkan situasi yang normal di seluruh dunia, di negara kami, dan juga Ukraina." 

Uni Eropa belum sepakat

Pekan lalu, Komisi Eropa mengakui bahwa saat ini sedang berlangsung diskusi untuk melihat apakah "pendekatan terkoordinasi" pada visa bagi pelancong Rusia dapat dicapai.

Negara-negara Uni Eropa Timurseperti Latvia, Lithuania dan Polandia telah berhenti mengeluarkan visa turis yang baru untuk Rusia, tak lama setelah perang Ukraina dimulai. Estonia bahkan telah melangkah lebih jauh dan sedang berupaya menghalau perjalanan warga Rusia yang memiliki visa Schengen, yang dikeluarkan oleh negara-negara Uni Eropa lainnya.

Tapi Jerman punya posisi berbeda. Kanselir Olaf Scholz telah menyatakan keberatan tentang pembatasan tersebut. "Ini bukan perang rakyat Rusia, ini perang Putin," kata Scholz.

Dia mengatakan, membatasi visa turis juga akan menghukum "semua orang yang melarikan diri dari Rusia karena mereka tidak setuju dengan rezim Rusia".

ts/hp (AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait