Udara Jadi Ruang bagi Mobilitas Masa Depan
21 Januari 2023Kereta bawah tanah yang penuh sesak, jalanan yang macet. Begitulah situasi di banyak kota besar di Eropa. Jika kota-kota kekurangan lahan di atas dan bawah tanah, itu saatnya membangun sarana di udara. Para ahli yakin akan hal itu.
Kai Uwe Schröder dari RWTH Aachen mengungkap, itu penting bagi mobilitas masa depan karena menyelesaikan banyak masalah. "Sekarang semakin banyak proyek lalu lintas berurusan dengan mobilitas perkotaan dalam dimensi ketiga", paparnya.
Menurut Tobias Meinert, yang juga bekerja di RWTH Aachen, kita menggunakan ruang di atas kota untuk menciptakan lebih banyak tempat, karena untuk jalanan di permukaan tanah lahannya terbatas. Seperti bisa kita lihat setiap hari, jalanan juga selalu penuh sesak dan macet.
Gondola melaju di ketingian lima sampai sepuluh meter
Pada kendaraan di udara yang dinamakan Ottobahn misalnya, gondola bergelantungan pada sistem rel yang berlokasi 5 sampai 10 meter di atas kota. Tidak perlu stasiun perhentian. Gondola bisa berhenti dan turun ke tanah di setiap lokasi yang diinginkan, untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Lokasi pemberangkatan dan tujuannya bisa dikendalikan setiap penumpang lewat sebuah aplikasi.
Sebuah start up di München sudah melaksanakan ide mobilitas di udara ini lumayan jauh. Di bagian utara München sedang dibangun proyek pilot pertama. Salah seorang pengembang Ottobahn, Rene Müller menjelaskan, Ottobahn menawarkan kenyamanan transportasi individual dengan harga seperti alat transportasi umum.
"Pada dasarnya ini gabungan dari keuntungan alat transportasi jarak dekat yang kita punya sekarang, dengan aspek-aspek individual, yang bisa dilihat dalam lalu lintas mobil", begitu dijelaskan Fabian Zeller, yang juga bekerja pada Ottobahn. "Keuntungan lainnya, dengan jaringan ini, kita bisa melengkapi infrastruktur di kota-kota dengan sangat cepat dan biaya lebih sedikit", demikian dipaparkan Marc Schindler.
Lewat animasi, start up juga sudah menunjukkan, bagaimana tampaknya lapangan Potsdamer Platz di Berlin, jika diubah untuk memfasilitasi Ottobahn. Yang tertingal hanya pertanyaan, apakah kendaraan di daratan benar-benar akan memberikan lahan cukup bagi kendaraan dari udara.
UpBus dan Flugtaxis untuk angkutan umum di udara
Sebuah proyek lain, yang menggabungkan beberapa elemen kendaraan umum misalnya yang disebut UpBus. Pada jenis transportasi ini, gondola kereta gantung bisa berubah menjadi bus jika diperlukan. Konsep ini dikembangkan di Universitas Teknik RWTH Aachen, tepatnya pada institut mekanika struktur dan konstruksi ringan. Di institut itu, para ilmuwan biasanya mengerjakan solusi mobilitas bagi luar angkasa.
Tobias Meinert menjelaskan, mereka juga berurusan dengan lalu lintas penumpang. Di mana-mana ada diskusi tentang taksi terbang, yang disebut Flugtaxis, yang mengangkut orang di kawasan pusat kota. "Dan pekerjaan kami ada kaitannya dengan angkutan penumpang, dan lewat pekerjaan kami tahu, Flugtaxis bukan solusi bagi masalah perkotaan. Jadi kami pikir, 'OK, terbang tetap saja jadi alternatif bagus. Dari situ muncul ide kereta layang."
Di sejumlah kota metropolitan Amerika Selatan, kereta gantung sudah lama jadi bagian kota. Di La Paz, Bolivia atau Bogota, di Kolumbia orang sudah lama bisa dengan santai melayang di atas jalan-jalan yang buntu akibat macet.
Bangunan bersejarah jadi halangan di Eropa
Ini kemudahan yang selama ini belum bisa dinikmati di kota-kota Eropa yang bagian pusatnya kerap sarat bangunan bersejarah. Tobias Meiner mengambil contoh kota Aachen. "Gereja katedral Aachen termasuk warisan budaya UNESCO. Kalau ada halangan yang bersifat kultural seperti itu, biasanya tidak bisa ditempatkan kereta gantung, karena tidak bisa dibangun begitu saja di dekatnya."
Ia menjelaskan lebih lanjut, biasanya kereta gantung disambungkan dengan stasiun utama, agar orang bisa berganti kendaraan. Tapi kota-kota yang bersejarah, dan terutama jalur kereta gantung dan tempat turunnya, perlu tempat luas. Kerap orang tidak bisa mendirikan stasiun di tempat yang diinginkan. Bagi Meinert dan timnya di RWTH Aachen, inilah dua alasam mengapa kereta gantung tidak bisa ditempatkan di Eropa Barat.
Jadi bagaimana menggabungkan mobilitas udara dan darat di Aachen dengan baik? Meinert menjabarkan ide berikutnya adalah, kendaraan itu sendiri yang harus beralih trayek menuju tempat tujuan. Itu adalah ide awal yang mereka miliki, dan mereka menggabungkannya dengan teknik satelit, karena kami punya elemen penghubungnya.
Kabin gondola akan mendarat dengan empat roda dan bisa melanjutkan perjalanan sebagai bus. Tempat pendaratan dan gondola dihubungkan oleh sebuah kopling, yang sebenarnya dibuat untuk menyambungkan modul-modul satelit di ruang angkasa.
Menggunakan teknologi ruang angkasa
"Ini sebenarnya bagian paling menentukan dalam teknik satelit, yaitu kopling luar angkasa yang cerdas," kata Tobias Meinert. Ia dan timnya bisa menghubungkan empat hal di satu lokasi. Itu membuat sistem ini istimewa.
"Di bagian dalam sistem ada sebuah cincin yang jadi penghubung mekanis. Inilah yang kami gunakan untuk menghubungkan beberapa modul. Di sini, listrik dialirkan lewat pasak dan sebuah lubang. Di bagian tengah terjadi penyaluran data, dan cincin dari tembaga di bagian luarnya berfungsi sebagai pemanas" ujar Meinert.
Kopling luar angkasa ini adalah trasformator ideal, untuk menghubungkan secara fleksibel kabin gondola dan tempat mendaratnya yang berada di atas roda, dan disebut "skateboard." Itu sudah terbukti lewat beberapa tes. Apa yang disebut "UpBus" juga sedang dikembangkan sebaik mungkin. Ini adalah konsep, yang akan mengubah sepenuhnya lalu lintas di kawasan perkotaan.
Ini bisa membuat kota-kota metropolitan Eropa menjadi ruang hidup yang baru sepenuhnya. Kai Uwe Schröder dari RWTH Aachen memaparkan, dengan mengangkat jalur lalu lintas utama satu tingkat lebih tinggi, mereka menciptakan ruangan baru untuk digunakan orang, tanpa menyebabkan kerugian apapun. "Kami juga bisa menjangkau tujuan tertentu, karena kami menggunakan trayek bus. Saya pikir ini kunci penting untuk membuat lalu lintas umum penumpang jarak dekat lebih menarik. Dan bukan dengan memaksa orang untuk naik kendaraan umum," kata Schröder.
Fitness dan rileks di dalam kendaraan
Ide "skateboard" juga jadi inspirasi bagi perusahaan otomotif Prancis, Citroen, yaitu untuk bentuk lalu lintas umum jarak dekat. Seorang pelanggan bisa memesan wadah berroda empat dengan berragam fasilitas. Di dalam sebuah minibus, penumpang misalnya bisa melakukan "fitness".
Alternatif lain adalah ruang santai eksklusis, di mana transportasi di kota bisa jadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Manajer Citroen, Vincent Cobee mengatakan, itu memberikan warga akses ke kota, dan membuat waktu yang dilewatkan di kendaraan lebih bernilai dan nyaman.
"Skateboard" juga jadi dasar visi peralihat dari satu lokasi ke lokasi lain. Ini sedang dikerjakan perusahaan Italdesign bersama Airbus. Kabin penumpang yang mereka buat bisa diangkat ke udara oleh sebuah Quadcopter, atau menyatu dengan wadah berroda empat, dan beralih fungsi menjadi mobil.
Nama proyeknya "Popup", dan tujuannya: membuat perjalanan individual di kota metropolitan. Tapi bentuk mobilitas ini juga tidak akan berfungsi tanpa adanya kopling, yang dikembangkan untuk teknik luar angkasa di kota Aachen.
Kunci penghubung antar modul adalah sebuah steker, kata Kai Uwe Schröder. "Saya melihat banyak video, di mana mobil-mobil dihubungkan dengan 'Quadcopter' kemudian bisa terbang. Ibaratnya disulap. Nah kami punya alat penyulapnya."
Kendaraan yang lepas landas, pasti satu waktu harus mendarat pula. Oleh sebab itu, lalu lintas dimensi ke tiga juga perlu terkoneksi dengan stasiun di permukaan bumi. Tapi satu hal jelas: masa depan mobilitas perkotaan akan berada di udara. (ml/Inovator)