1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Motif Pembunuhan 3 Muslim AS Terus Dilacak

12 Februari 2015

Pelaku penembakan tiga warga Muslim di Chapel Hill didakwa melakukan pembunuhan tingkat pertama yang bisa divonis hukuman mati. Motif pembunuhan diduga rebutan tempat parkir sekaligus kebencian agama.

USA Chapel Hill Mord an Muslimen Polizei
Foto: picture-alliance/AP/The News & Observer, Al Drago

Craig Stephen Hicks (46) tersangka pelaku pembunuhan tiga mahasiwa Muslim, Deah Shaddy Barakat (23) dan istrinya Yusor Mohammad (21) serta adik perempuan Yusor, Razan Mohammad Abu-Salha (19) oleh pengadilan setempat diperintahkan untuk ditahan dan tidak bisa dilepaskan dengan jaminan. Jika terbukti bersalah dalam kasus pembunuhan ini, Hicks dapat diancam hukuman mati atau setidaknya hukuman seumur hidup.

Polisi yang melacak motif pembunuhan, menyebutkan aksi itu diduga dipicu rebutan tempat parkir antar tetangga. Tapi juga disebutkan, berulangkali Hicks yang mengaku ateis menulis pernyataan kebencian agama pada akun Faceboknya. Terakhir pelaku juga memposting gambar pistol jenis revolver kaliber 38 yang disebut penuh berisi peluru.

Craig Stephen Hicks tersangká pembunuh 3 mahasiswa Muslim.Foto: picture-alliance/AP/Durham County Sheriff

Komandan polisi Chapel Hill, Chris Blue mengatakan, pihak kepolisian juga memahami keprihatinan menyangkut kemungkinan motivasi kebencian agama. "Kami tidak akan berhenti mengusut semua aspek yang mengarah ke sana dalam kasus ini", ujar komandan polisi ini dalam sebuah pernyataan.

Reaksi kecaman

Aksi pembunuhan yang disebut bergaya eksekusi itu menuai kutukan dari seluruh dunia. Lewat hahstag #MuslimLivesMatter juga dikecam kurangnya liputan media atas peristiwa pembunuhan tiga warga Muslim di Amerika Serikat itu. Para aktivis Muslim juga mendesak petugas penyidik agar melacak kemungkinan motof kebencian agama.

Dewan Relasi Muslim Amerika juga mengimbau penyidik federal turun tangan mengusut kasus ini. "Diharapkan tragedi ini menjadi titik balik, agar menyadarkan semua pihak, jika mereka terus menyudutkan Islam dan mengasosiasikan agama dengan terorisme, hal tersebut akan memicu makin banyak serangan semacam itu", ujar Manzoor Cheema pendiri organisasi Muslim for Social Justice.

Sementara itu sekitar 2000 orang menggelar upacara dukacita di kampus Universitas North Carolina tempat para korban berkuliah Rabu (11/2). Dalam kesempatan itu Faris Barakat, saudara lelaki korban pembunuhan mengimbau semua pihak, agar jangan membalas api dengan api. "Semua harus menahan diri. Jangan sampai aksi kekerasan ini memprovokasi aksi kekerasan berikutnya", ujar dia.

as/vlz (rtr,ap,afp)