Mr. Bean Bela Tokoh Brexit yang Menghina Pemakai Burqa
11 Agustus 2018
Aktor dan komedian Inggris, Rowan Atkinson, yang dikenal dunia lewat perannya sebagai Mr. Bean, membela Boris Johnson, tokoh Brexit yang juga mantan menteri luar negeri Inggirs, atas komentarnya tentang burqa.
Iklan
Rowan Atkinson melibatkan dirinya dalam debat panas seputar komentar kontroversial Boris Johnson tentang burqa. Dalam komentarnya di harian Telegraph, Boris Johnson menyamakan para perempuan Muslim yang mengenakan burqa dengan perampok bank dan kotak surat. Tak ayal, pernyataan ini menimbulkan gelombang kecaman dari berbagai pihak.
Kemarahan di kalangan politisi terhadap komentarnya ini begitu besar sehingga bahkan partainya sendiri melakukan tindakan disipliner terhadap Johnson. Kemungkinan terburuk bagi Johnson adalah dikeluarkan dari Partai Konservatif. Sementara Perdana Menteri Inggris Theresa May menuntut Johnson untuk menyampaikan permintaan maaf kepada umum.
Niqab Squad: Mereka yang Bertahan di Balik Cadar
Berbalut gamis berwarna gelap, cadar menutupi wajah. Ada apa di balik serba ketertutupan para aktivis Niqab Squad ini? Apa yang mereka lakukan sehari-hari?
Foto: A. Ibrahim
Membentuk kelompok solidaritas
Indadari Mindrayanti sangat aktif dengan instagramnya. Selebriti instagram ini membagikan dakwah dengan gambar dan teks, menjawab pertanyaan fans, dan mengurusi bisnisnya lewat media sosial. Pada tahun 2017, bersama sahabat-sahabatnya ia mendirikan Niqab Squad, untuk membantu perempuan-perempuan yang baru mengenakan cadar dalam beradaptasi.
Foto: Indadari
Punya masing-masing kelebihan
Meski dikenal di kalangan selebriti, Indadari bukan seorang artis. Beberapa sahabatnya merupakan ‘public figure‘ dan mereka bersama-sama mendorong terbentuknya Niqab Squad. Mereka di antaranya Ustdzah Rosdiana dan Dian Opick, desainer Diana Nurliana. Ada juga dari kalangan professional seperti Tri Ningtyas.
Foto: NiqabSquadIndonesia
Jadi desainer
Indadari ingin menunjukkan bahwa mereka yang tertutup di balik cadar juga punya potensinya masing. Di antaranya seperti desainer Diana Nurliana, sahabatnya. Di balik selubung hitam yang kerap dikenakannya sehari-hari, ia mempu merancang gaun-gaun indah.Namanya sudah bergema di panggung mode Indonesia mulai dari ajang Indonesia Fashion Week hingga Jakarta Fashion Week sejak 2015 lalu.
Foto: Diana Nurliana
Belajar macam-macam hal
Anggota Niqab Squad pun diwarnai beragam profesi, dari pedagang, dokter, auditor keuangan, pengacara, desainer, hingga pelatih taekwondo. Mereka saling berbagi ilmu. Bergabung dengn Niqab Squad, para anggota diberi kesempatan untuk mempelajari berbagai hal seperti belajar fotografi, memanah, berkuda, berenang, hingga mengembangkan kemampuan berbisnis.
Foto: Arlyna
Kerap sulit mendapat pekerjaan
“Saya bekerja di bagian administrasi sektor ekspor-impor,” ujar Tri Nigtyas. Usianya baru di awal kepala tiga. Ia bercerita kawan-kawannya yang bercadar banyak yang sulit mendapat pekerjaan. Ia mengaku cukup beruntung malah ditawari pekerjaan ini ketika telah bercadar. Sebelumnya ia memang bergelut lama di bidang ekspor impor.
Foto: Tri Ningtyas
Jadi pelatih taekwondo
Dalam kesehariannya, Arlyna berpenampilan syar'i. Namun gaya busananya ketika berniqab tidak selalu serba hitam tapi juga warna-warni. Di akun instagramnya ia terlihat kerap naik motor besar. Dengan mengenakan niqab, ia berbagi ilmu bela diri taekwondo yang digelutinya sejak lama.
Foto: Arlyna
Menjadi fotografer
Di balik cadarnya, Azthry Ibrahim berprofesi sebagai fotografer. Dari SMA ia sudah menggeluti dunia foto. Ia juga membagikan keaahliannya pada para hijaber lain yang banyak ingin belajar memotret. Meski memakai cadar, ia mengaku tak ada kesulitan dalam men jalankan profesinya. Kebanyakan foto yang ia buat bertema kemanusiaa, panorama dan pernikahan.
Foto: A. Ibrahim
Menangkis anggapan radikal, memunculkan kesan positif
Selain pengajian, menurut Tyas, kegiatan Niqab Squad lainnya adalah kerap melakukan sosialisasi. untuk memunculkan kesan ramah dan tidak seperti yang biasa orang bayangkan pada umumnya. Selain itu tak jarang mereka mengundang pakar khusus untuk mengajarkan hal-hal baru.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Belajar melukis tangan
ketika ingin mengembangkan keahlian melukis tangan dengan hyena, mereka mengundang pelatih yang bisa mengajarkan bagaimana melukis hyena dengan baik. Saat butuh keahlian bagaimana membuat nasi bento, mereka mengundang chef bento profesional.
Foto: NiqabSquadIndonesia
Perempuan bercadar pengurus jenazah
Pelatihan mengurus jenazah juga dilakukan Niqab Squad Jakarta. Mereka membentuk formasi melingkar, lalu Koordinator Niqab Squad Jakarta Tri Ningtyas Anggraeni memaparkan tahapan mengurus jenazah. Memandikan jenazah, butuh ketelatenan. Ada banyak bagian yang tak boleh luput untuk dibersihkan.
Foto: NiqabSquadIndonesia
Jumlahnya terus berkembang
Awal terbentuk, Niqab Squad memperoleh sambutan luar biasa. Dua bulan setelah berdiri, ratusan perempuan bercadar hadir dalam pertemuan pertama di suatu masjid di Jakarta. Kini jumlah anggotanya terus berkembang. Dalam setahun mereka sudah meraup ribuan anggota bari dari sekitar 30 cabang di Indonesia dan beberapa negara seperti Malaysia, Taiwan dan Afrika Selatan. (Ed: Purwaningsih/rzn)
Foto: NiqabSquadIndonesia
11 foto1 | 11
Namun ada juga yang berikan dukungan bagi "Brexit-Boris". Dalam suratnya kepada harian Times, pemeran tokoh Mr. Bean, Rowan Atkinson, menulis bahwa Boris Johnson tidak harus meminta maaf. Menurut Atkinson, komentar yang dilontarkan Johnson merupakan satu "lelucon yang cukup bagus”. Komentar Johnson yang menyebutkan kesamaan antara pemakai burqa dan kotak surat adalah perbandingan yang hampir sempurna, ditulis Atkinson.
Atkinson mengatakan, Johnson tidak perlu meminta maaf, karena "permintaan maaf diajukan hanya untuk lelucon yang buruk”. Ditambahkannya, lelucon tentang agama selalu membuat orang tersinggung. Jadi permintaan maaf tidak ada artinya.
Bahwa Rowan Atkinson membela Boris Johnson memang bisa dimaklumi. Aktor dan komedian ini merupakan salah seorang tokoh terkemuka pendukung kebebasan berekspresi. Dan sejak lama Atkinson juga berjuang melawan pembatasan hak untuk bercanda tentang agama
Tempat Dimana Niqab atau Burqa Dilarang
Sementara beberapa kawasan atau negara memberlakukan kewajiban memakai busana Islami yang tertutup, di negara atau wilayah ini, pemakaian niqab dan burqa dilarang.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler
Belanda
Menyusul Perancis dan Belgia, di penghujung November 2016, parlemen Belanda menyetujui larangan pemakaian burqa dan niqab di beberapa tempat umum, termasuk di transportasi publik. Alasannya untuk jaminan keamanan publik. Aturan itu masih membutuhkan persetujuan dari senat.
Foto: picture-alliance/E. Daniels
Perancis
Perancis adalah negara Eropa pertama yang melarang pemakaian burqa di tempat umum. Aturan ini perlahan dimulai tahun 2004, dengan pengawasan ketat atas simbol keagamaan di sekolah yang dikelola negara. Tapi April 2011, pemerintah melarang sepenuhnya pemakaian cadar di wilayah publik. Denda bagi pemakainya 150 €, sementara siapa pun yang memaksa perempuan menutupi wajah bisa didenda € 30.000.
Foto: Getty Images
Belgia
Belgia mengikuti jejak Perancis dengan memperkenalkan larangan pemakaian cadar pada tahun 2011. Aturannya melarang seseorang mengenakan pakaian yang mengaburkan wajah mereka di tempat umum. Perempuan yang tertangkap mengenakannya dapat dipenjara hingga tujuh hari atau dipaksa untuk membayar denda sekitar € 1.300.
Foto: AP
Italia
Italia tidak memiliki larangan nasional atas pemakaian niqab atau burqa. Tetapi pada tahun 2010, kota Novara memberlakukan pembatasan itu- meskipun saat ini belum ada ketetapan sistem denda mengenainya. Di beberapa bagian Italia, pemerintah setempat telah melarang 'burqini'.
Foto: picture alliance/dpa/Rolf Haid
Spanyol
Beberapa distrik di Katalonia, Spanyol memiliki hukum terhadap burqa dan niqab. Pada tahun 2013, Mahkamah Agung membatalkan larangan di beberapa negara bagian, dengan alasan bahwa hal itu "membatasi kebebasan beragama". Tapi beberapa wilayah lain tetap memberlakukannya, berdasar ketetapan Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia ECHR yang menyatakan pelarangan jilbab tidak melanggar HAM.
Foto: Reuters/A. Gea
Bulgaria
Menyusul negara-negara lainnya di Eropa kini di Bulgaria, burka pun tak diperkenankan dikenakan di tempat umum- seperti gedung pemerintah dan lokasi wisata- dengan alasan keamanan. Tapi warga boleh memakainya untuk alasan pekerjaan maupun kesehatan.
Foto: DW/T. Vaksberg
Chad
Sejak dua serangan bom bunuh diri pada bulan Juni 2015, pemerintah melarang pemakaian niqab dan burqa di Chad. Perdana menteri Chad, Kalzeube Pahimi Deubet menyebutnya 'kamuflase' dan mengatakan semua burqa yang terlihat dijual akan dibakar. Sedangkan mereka yang kedapatan mengenakannya bisa ditangkap dan dihukum penjara..
Foto: Reuters/M. Ngarmbassa
Kamerun
Sebulan setelah Chad, Kameren mengikuti jejaknya dengan melarang pemakaian burqa, menyusul aksi bom bunuh diri yang oleh orang-orang yang mengenakannya. Larangan itu ditetapkan di lima provinsi di negara itu
Foto: Getty Images/AFP/P. Desmazes
Niger
Jilbab dilarang di Diffa, kawasan yang terteror oleh aksi kelompok Boko Haram. Presiden Niger juga tengah menyarankan agar jilbab pun dilarang.
Foto: Getty Images/AFP/I. Sanogo
Kongo-Brazzaville
Jilbab dengan penutup wajah penuh telah dilarang di tempat umum sejak tahun 2015 untuk mencegah serangan terorisme.
Foto: Getty Images/AFP/G.-G. Kitina
Swiss
Meskipun aturannya baru berlaku di wilayah Tessin, undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016. Siapapun yang tertangkap mengenakan cadar dapat didenda sampai 9200 €.
Foto: imago/Geisser
Mesir
Parlemen Mesir menggodok undang-undang larangan pemakaian cadar di tempat umum dan lembaga pemerintah. Aturan ini dibahas setelah Universitas Kairo melarang staf akademik mengenakan niqab di kelas suapaya lebih mudah berkomunikasi dengan para mahasiswanya.
Foto: picture alliance/Bibliographisches Institut/Prof. Dr. H. Wilhelmy