1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

MRT Beroperasi, Kedisiplinan Warga Masih jadi PR Bersama

25 Maret 2019

Media sosial diramaikan dengan perilaku warga yang dianggap tidak pantas. Apakah ini hanya masalah waktu hingga warga Indonesia bisa menjadi tertib dan disiplin?

Indonesien Jakarte Neue U-Bahn (MRT)
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara

Jaringan MRT pertama di Indonesia resmi beroperasi pada hari Minggu (24/03). Presiden Joko Widodo meresmikan MRT fase 1 di tengah lautan warga yang memadati kawasan Bunderan HI. Selain meresmikan pengoperasian MRT rute Lebak Bulus – Bunderan HI itu, Presiden Joko Widodo juga mencanangkan dimulainya pembangunan MRT fase 2 dengan rute Bundaran HI – Kota.
“MRT fase pertama saya nyatakan dioperasikan. Dan sekaligus, MRT fase kedua hari ini juga kita mulai lagi,“ kata Jokowi yang disambut gemuruh sorak sorai dari warga.

Jokowi menambahkan, bahwa oleh sebab keberadaan MRT adalah yang pertama di Indonesia, maka ini menjadi sebuah budaya baru bagi masyarakat Indonesia. Presiden pun menyampaikan pesan-pesan, diantaranya agar pengguna MRT bisa menjaga kebersihan dan menerapkan budaya antre. “Apa yang saya ingin titipkan: yang pertama jaga agar tetap bersih stasiun dan MRT kita, budaya antre dan disiplin waktu”

Namun, sayangnya pesan Presiden tersebut belum diamalkan dengan baik oleh warga pengguna MRT.

Tingkah laku warga yang jadi sorotan

Media sosial diramaikan dengan berbagai postingan dari warga pengguna MRT yang berkelakuan tidak sepantasnya. Ada warga yang duduk lesehan di lantai peron, buang sampah sembarangan, bergelantungan di tali pegangan tangan, menginjak tempat duduk dalam MRT serta tidak mendahulukan penumpang yang turun. 

Pada foto yang diunggah oleh akun Jakarta Info (jktinfo) di Instagram, ribuan warga mengomentari perilaku warga yang tertangkap kamera makan lesehan di peron stasiun.

jamiruu1702
"Lah iya jadi tempat piknik, ngglesor sambil makan nasi bungkus. Piknik mah di ragunan atau Ancol Bu jangan di stasiun. Haduh"

hilmanalfaridzi
"Ga akan pernah bisa warganya,,buat kesadaran diri untuk buat sampah pda tmptnya 0 %,,dlm hatinya cuma blg yg pnting ada petugasnya,,,ah nti jg dibersihin itulah org indo"

Sementara ada pula warganet yang mencoba mengerti perilaku warga dalam foto.

gracegez
"Buibu: "lu makan dulu gak lu, ntar lu masuk angin di keretanya dingin, sini lu jongkok makan sini. Buruan abisin ntar kalo gak abis dimarahin petugasnya gak boleh naek kereta" .. biasanya begitu naluri emak emak ya gak bisa di judge juga sih. Ya gimana yak PR banget ini sih . Memang harus ada ketegasan dari pihak pengelola untuk hal2 seperti ini. Masalah perut memang selalu bikin kitaahh semuaahhh cenat cenut."

Gerbong MRT dipenuhi warga yang mengikuti perjalan uji coba Bunderan HI-Lebak Bulus.Foto: picture-alliance/ZUMA Wire/A. Hikmal

Ada pula yang membandingkan dengan budaya MRT di luar negeri.

ane_adam
"@lauren_federal pengalaman kmrn di singapore, disiplin n taat banget penumpang mrt nya...Kapan ya org2 indo bisa niru spt itu ? Yg personalnya bisa nyadar diri."

Seorang netizen menyoroti bahwa perubahan ke arah lebih baik, terutama terkait disiplin berkendara seperti di luar negeri memerlukan waktu yang lama.

murtiamardiana
"Negara2 yg kita kenal disiplin spt SG, JPN atau jiran2 kita yg lain juga nggak ujug2 etika dan kebiasaan masyarakatnya berubah dalam semalam kok. Bahkan sekelas USA di tempat sebesar NY juga masih ada aja yg nyampah di dlm subway bahkan *maaf* buang air di dalam public transport. Yang penting pastikan bukan kita yg ga tertib, ga usah takut mengingatkan org lain selama cara kita baik dan santun."

MRT ala Jerman

Di Jerman jaringan kereta bawah tanah disebut dengan Untergrund-Bahn (U-Bahn). Jika dibandingkan dengan Jerman, Indonesia tertinggal lebih dari 100 tahun dalam hal pengembangan moda transportasi massal. Di Berlin, U-Bahn sudah beroperasi sejak tahun 1902. Kini U-Bahn di ibukota Jerman termasuk ke dalam 10 jaringan kereta bawah tanah terbesar di Eropa dengan panjang hampir 150 kilometer, yang menghubungkan 170 stasiun.

Tidak ada arsip yang mendokumentasikan bagaimana perilaku warga Jerman saat U-Bahn pertama kali dioperasikan di Berlin. Namun menurut planet-wissen.de, penumpang U-Bahn dibedakan menjadi tiga kelas. Untuk mereka yang memiliki uang, bisa membeli tiket kelas 1 dan 2 dan duduk di bangku dengan alas duduk. Sementara penumpang kelas tiga, duduk di gerbong dengan bangku kayu.

18 Februari 2019 menandakan 117 tahun U-Bahn Berlin beroperasi. Dalam waktu satu abad tersebut tentu sudah banyak yang berubah dalam pola pikir dan gaya hidup masyarakat Jerman yang kini memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam berkendara dan bertransportasi. 

Membuat disiplin, budaya antre dan tertib bertransportasi menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup masyarakat Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama.

na/hp (dari berbagai sumber)