1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mubarak Tidak ke Jerman

9 Februari 2011

Apakah Presiden Mesir Hosni Mubarak akan datang ke Jerman untuk jalani perawatan medis, sehingga dapat turun dari panggung politik di negaranya tanpa kehilangan muka? itu spekulasi yang sempat menyebar.

Presiden Hosni MubarakFoto: AP

Apakah perawatan medis yang lama di Jerman dapat memberikan kesempatan bagi Presiden Mesir Hosni Mubarak untuk turun dari jabatan secara terhormat? Beberapa politisi Jerman menganggap itu mungkin. Anggota Parlemen Eropa dari Partai Kristen Demokrat (CDU), Elmar Brok sudah mengatakan, Jerman harus memberikan isyarat bagi Mubarak.

Itu dikatakannya dalam wawancara dengan harian Jerman "Frankfurter Rundschau“. Ia menambahkan, mungkin itu cara melaksanakan transisi secara damai. Presiden Mesir berusia 82 tahun itu terakhir dioperasi di klinik Universitas Heidelberg Maret 2010.

Ditampik Pemerintah

Menlu Jerman Guido Westerwelle saat berbicara dalam Konferensi Keamanan di München yang berakhir Minggu (06/02)Foto: Picture-Alliance/dpa

Akhir pekan lalu (05-06/02), desas desus itu muncul pertama kali di harian AS, The New York Times. Pemerintah AS dikatakan menganggap kepergian Mubarak ke Jerman sebagai opsi untuk menyelesaikan krisis di Mesir. Tetapi petunjuk jelas tentang rencana itu tidak ada, dan pemerintah Jerman menyangkal spekulasi tersebut.

Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle menyatakan, "Saya tidak ikut campur dalam spekulasi-spekulasi seperti itu, dan orang pasti dapat mengerti.“ Juru bicara pemerintah Steffen Seibert menambahkan, "Berkaitan dengan kemungkinan kedatangan Mubarak, selama ini belum ada permintaan resmi atau tidak resmi dari pemerintah Mesir. Jadi bagi pemerintah Jerman tidak ada alasan untuk mempertimbangkan masalah itu.“

Tidak Didukung Semua Politisi

Ketua Partai Hijau Claudia RothFoto: picture alliance / dpa

Hanya beberapa politisi Jerman yang secara terbuka mendukung datangnya Mubarak untuk perawatan medis. Politisi dari koalisi Partai Kristen Demokrat CDU dan partai liberal FDP yang sekarang memerintah berpendapat, kedatangan Mubarak karena alasan medis adalah sesuatu yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan. Tetapi mereka tidak setuju, jika Jerman menjadi negara tempat pengasingan Mubarak.

Yang jelas menolak kedatangan Mubarak adalah Jürgen Trittin, politisi dari Partai Hijau. Menurutnya, rakyat Mesir mengharapkan bantuan dari Jerman dalam masa transisi menuju demokrasi. Jadi Jerman tidak boleh memberikan bantuan bagi diktator yang digulingkan itu untuk melarikan diri.

Sementara Ketua Partai Hijau, Claudia Roth menuntut pemerintah Jerman untuk mendesak Mubarak agar turun dari jabatannya. Ia mengatakan, "Kami juga menuntut agar pemerintah mempertimbangkan penjatuhan sanksi. Ada instrumen tertentu seperti sanksi misalnya pembekuan semua rekening bank milik Hosni Mubarak dan keluarganya.“

Aktivis HAM Akan Menuntut

Wolfgang Kaleck, Sekjen ECCHRFoto: ECCHR

Sementara itu, aktivis hak asasi telah mengancam akan menuntut pemerintah Jerman, jika Mubarak benar-benar datang. Sekretaris Jenderal Pusat Eropa untuk HAM (ECCHR), Wolfgang Kaleck mengatakan, kemungkinan besar penyiksaan dalam jumlah besar terjadi di Mesir, dan Mubaraklah yang bertanggung jawab.

Sejak undang-undang yang mengatur hukuman akibat pelanggaran hukum internasional resmi berlaku di Jerman, maka badan yang berwenang wajib melacak yang menangkap, jika pelanggar hukum berada di Jerman. Itu dikatakan Sekretaris Jenderal ECCHR dalam wawancara dengan harian Jerman "Frankfurter Rundschau“.

Nina Werkhäuser / Marjory Linardy

Editor: Agus Setiawan

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait