Pindah negara? Mungkin tak masalah. Tapi pindah kewarganegaraan? Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? Apakah itu artinya kita tidak nasionalis? Ikuti opini Kirana Larasati.
Iklan
Memiliki lebih dari 17 ribu pulau, yang terpisah oleh lautan. 265 juta penduduk dengan 714 suku dan 1000 lebih bahasa, perbedaan adalah anugerah sekaligus ujian bagi Indonesia.
Saya sebuh anugerah, karena dengan segala perbedaan itu lahir ribuan budaya dan mahakarya di negeri. Kita punya candi Borobudur, kuil Buddha terbesar dunia. Bergeser sedikit, kita punya Candi Prambanan peninggalan kerajaan Hindu.
Indonesia punya masjid-masjid agung yang mengingatkan perjuangan wali songo menyebarkan Islam di pulau Jawa. Juga, keindahan kelenteng-kelenteng, pura, serta gereja-gereja cantik. Indonesia punya semua.
Tapi di sisi lain, perbedaan sering jadi ujian bagi negeri ini, dan ini disadari juga oleh leluhur dan pendiri negeri ini. Makanya Gajah Mada menyerukan sumpah palapa, karena ia tahu sulitnya menyatukannya. Makanya para pemuda pada 1928 menyerukan sumpah untuk berbahasa, bertanah air, dan berbangsa satu.
Makanya para bapak pendiri negeri ini menyusun Pancasila sebagai pengingat utama berdirinya negeri ini. Karena memang tidak mudah menyatukan ribuan hal berbeda,kecuali kita punya satu tujuan, semua demi Indonesia.
73 tahun sejak merdeka, masih ada oknum yang ingin memecah belah bangsa ini dan tak suka melihatnya rukun. Mulai dari pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan), lDI/TII, PRRI, Permesta, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan OPM.
Yang ingin mengganti ideologi negeri ini juga banyak, mulai dari Jemaah Islamiyah hingga ISIS berusaha menyusup ke negeri ini, dengan cara paling tidak manusiawi yakni terorisme. Bom Bali masih teringat, lalu kita terkena deretan teror bom Natal di Surabaya beberapa bulan lalu.
Inilah Negara Terbaik di Dunia
Peringkat negara terbaik di dunia diumumkan dalam ajang Forum Ekonomi Dunia di Davos.Penilaian ini dilihat dari beberapa faktor, di antaranya: petualangan, kewarganegaraan, budaya, peluang bisnis, dan kualitas hidup.
Foto: picture-alliance/dpa
#10. Denmark
Kopenhagen merupakan hub yang menghubungkan Eropa Utara dengan seluruh dunia, lewat bandara internasional terbesar di Skandinavia, pelabuhan, subway dan jembatan Oresund. Pemerintahan Denmark sangat stabil dan transparan. Melalui sistem perpajakan progresif, Denmark menggratiskan layanan pendidikan dan kesehatan. Ekspor utamanya adalah makanan, mesin pertanian dan industri, farmasi dan furnitur.
Orang-orang di Belanda membentuk masyarakat yang toleran. Pada tahun 2001, negara ini menjadi yang pertama untuk melegalkan pernikahan sesama jenis. Prostitusi, euthanasia serta aborsi lebih liberal dibanding negara lain. Penduduknya berpenghasilan tinggi. Kebijakan pasar terbuka membantu Belanda mempertahankan surplus perdagangan. Industri pertanian dan mekanik jadi andalan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Wolfraum
#8. Perancis
Bank Dunia mengklasifikasikan Perancis sebagai negara sejahtera dengan penduduk berpenghasilan tinggi. Pemerintah menjamin pelayanan sosia , seperti pendidikan, kesehatan dan dana pensiun. Ekonomi Perancis tumbuh karena kinerja kerjasama swasta dan keterlibatan pemerintah yang baik. Imigran biasanya datang dari Afrika utara dan bagian lain Eropa. Perancis memiliki warisan budaya yang kaya.
Foto: Fotolia/jovannig
#7.Jepang
Jepang segera bangkit kembali dari krisis manufaktur yang disebabkan bencana gempa dan tsunami tahun 2011. Negara ini merupakan produsen terbesar kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan baja. Jepang dikenal di seluruh dunia untuk kesenian tradisional dan rumah bagi puluhan situs Warisan Dunia UNESCO. Negara ini mengembangkan banyak bentuk seni bela diri.
Foto: Kazuhiro/AFP/Getty Images
#6. Australia
Negara sejahtera dengan ekonomi berbasis pasar ini memiliki produk domestik bruto dan pendapatan per kapita relatif tinggi. Ekonominya didorong oleh sektor jasa dan ekspor komoditas. Australia berpartisipasi tinggi dalam kegiatan olahraga. Dalam survei-survei global, kota-kota besarnya langgana jadi yang terbaik. Australia juga sangat peduli tentang isu-isu lingkungan.
Foto: Bernd Leitner - Fotolia.com
#5. Swedia
Selama berabad-abad, Swedia tetap bersikap netral dalam isu peperangan. Sebaliknya, komitmen terhadap HAM dan pelayanan publik telah mendorong Swedia menjadi negara yang dihormati dalam urusan internasional. Di biang lingkungan, hampir semua sampah di Swedia didaur ulang. Swedia menyumbangkan sekitar 1 persen produk nasional bruto untuk program bantuan kemanusiaan setiap tahun.
Foto: Fotolia/Mikhail Markovskiy
#4. Amerika Serikat
Amerika Serikat tangguh ekonomi & teknologi. Ekspor paling signifikan: komputer dan mesin listrik, kendaraan, produk kimia, makanan, dan peralatan militer. AS juga memiliki cadangan batubara terbesar di dunia. AS kaya akan budaya dan ras yang beragam, yang dibentuk oleh gelombang besar imigrasi dari Eropa dan seterusnya. Sastra, seni dan musik mencerminkan warisan yang kaya di engara itu.
Foto: Timothy Clary/AFP/Getty Images
#3. Inggris
Perbankan dan industri pariwisata menyumbang pada pertumbuhan ekonomi negara. Inggris telah menarik imigran selama berabad-abad. Negara ini ber kontribusi besar untuk dunia seni. Inggris juga yang terdepan dalam ilmu pengetahuan dab teknologi: mulai dari pengambangan teori gravitasi, hidrogen dan penisilin dan aerodinamik, serta evolusi alam.
Foto: Fotolia/robepco
#2. Kanada
Masyarakat industri berteknologi tinggi dengan standar hidup yang tinggi, menjadi salah satu tolak ukur Kanada menjadi negara terbaik kedua di dunia. Kanada, merupakan eksportir besar energi, makanan dan mineral. Kanada menduduki peringkat ketiga di dunia dalam cadangan minyak dan produsen minyak terbesar kelima di dunia. Konstitusi menjamin otonomi luas dalam bidang budaya dan bahasa.
Foto: imago/Bluegreen Pictures
#1. Jerman
Dan yang nomor 1 adalah… Jerman! Perekonomian Jerman salah satu terbesar di dunia. Jasa telekomunikasi, perawatan kesehatan dan pariwisata, berkontribusi besar pada perekonomian negara, juga industri dan pertanian. Tenaga kerjanya sangat terampil. Negara ini salah satu tujuan paling populer imigran, dan populasi asing yang lahir di Jerman telah tumbuh secara substansial di abad ke-21.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Banyaknya yang dagang politik
Ada juga oknum yang memanfaatkan perbedaan, seperti perbedaan keyakinan, untuk jualan politik. Kita masih ingat betapa seorang Ahok dijatuhkan dengan isu penistaan agama begitu saja, tanpa memandang kinerja dan kontribusinya untuk Jakarta selama bertahun-tahun. Demo berjilid-jilid dengan ratusan ribu orang, untuk satu orang Ahok, mengubah citra Indonesia yang ramah menjadi Indonesia yang hobi marah.
Kita lalu jadi sorotan dunia, ke mana segala perbedaan yang dulu kita banggakan. Nyatanya bhinneka tunggal ika seakan semu.Gara-gara ini, saya sering sekali mendengar omongan orang-orang di sekitar saya, "Aduh, kalau bisa pindah negara, mau pindah saja deh. Rusuh. Aturannya tak jelas. Orang-orangnya tak disiplin. Pejabatnya korup,"
Namun, sebagai warga yang "waras” dan mengiginkan Indonesia menjadi lebih baik dan maju, apakah bijak jika kita pergi meninggalkan Indonesia begitu saja, mengganti kewarganegaraan?
Mengapa kita tidak tetap tinggal saja dan berusaha membenahi apa yang perlu dibenahi dengan kapasitas yang kita miliki?
Mari beranalogi. Anggaplah Indonesia keluarga Anda, toh memang kita menjulukinya juga Ibu Pertiwi. Anda punya ibu dan bapak. Ketika di dalam keluarga itu ada yang tidak Anda senangi, apakah Anda akan mengganti ibu Anda? Bapak Anda? Lalu pergi mencari keluarga baru?
Mau sampai kapan Anda hanya mencari jalan keluar termudah dan meninggalkan keluarga sendiri dalam keadaan terluka?
Apakah Anda yakin di keluarga yang baru tidak akan ada masalah? Tidak akan ada luka?
Surga bagi Kaum Hawa
Inilah negara-negara yang memberi tempat tinggi bagi perempuan, dalam segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan.
Foto: Fotolia/paul prescott
#7. Jerman
Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Jerman menempati posisi ke-tujuh surga kaum hawa sejagad. Jerman juga negara yang memimpin dalam kesetaraan gender di bidang sains. Sejak tahun 2010, jumlah peneliti perempuan naik hingga 25 persen.
Foto: Fotolia/kasto
#6. Selandia Baru
Survei yang dilakukan oleh BAV Consulting and the Wharton School of the University of Pennsylvania ini diikuti oleh ribuan perempuan. Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Selandia baru menempati posisi ke-enam.
Foto: Fotolia/XtravaganT
#5. Australia
Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan di Australia telah mengambil alih kepemimpinan di sektor akademik, tempat kerja, dan pemerintahan. Di sini, bukan tak mungkin perempuan mempimpin negara. Namun mereka masih terpaksa bekerja ekstra 66 hari untuk mendapat upah setara pria.
Foto: picture-alliance/dpa
#4.Belanda
Kesenjangan gender di Belanda menipis di sektor kesehatan, pendidikan, politik dan ekonomi. Negara mengiming-iming banyak fasilitas dan kemudahan bagi ibu yang baru melahirkan. Sebagian besar ongkos perawatan pasca kelahiran anak juga ditanggung asuransi.
Foto: AP
#3. Kanada
Pemerintah melindungi hak perempuan baik di sektor domestik maupun publik. Namun meski demikian, masih ada catatan bahwa angka pembunuhan pada perempuan keturunan suku asli lebih tinggi dibanding perempuan Kanada pada umumnya.
Foto: Fotolia/Spectral-Design
2#. Swedia
Swedia membuat kemajuan amat progresif dalam hal kesetaraan laki-laki dan perempuan. Jika sebelumnya perempuan di negara itu pernah menjadi kelompok terpinggirkan, kini pemerintah setempat mengambil langkah untuk meredam perbedaan itu.
Foto: Fotolia/Kaponia Aliaksei
#1.Denmark
Meski pajaknya tinggi, matahari pelit bersinar di musim dingin, perempuan Denmark tetap bisa membuat iri perempuan-perempuan dari negara lain. Denmark menjadi surga dunia nomor satu bagi kaum hawa, di antaranya lewat program fasilitas perawatan anak yang disesuaikan dengan pendapatan. Kemudahan lainnya juga didapat orangtua yang baru punya bayi dalam mengambil cuti untuk merawat anak.
Foto: Fotolia/Masson
7 foto1 | 7
Mengganti kewarganegaraan bukanlah jalan keluar
Mengganti bahasa, mengganti kultur, mengganti kehidupan, bukanlah sesuatu yang mudah. Semua keluarga, semua rumah, semua negara, punya masalahnya masing-masing. Pindah belum tentu lebih baik, tapi rindu pasti akan terus membayangi.
Jadi, tentunya bagi saya, berpindah kewarganegaraan sudah pasti bukanlah jalan keluar. Saya lebih memilih tinggal dan berupaya melanjutkan perjuangan para leluhur negeri ini, jangan menyerah menyatukan Indonesia. Jika saat ini sedang rusak atau kacau balau, mari coba kita bantu benahi perlahan-lahan sampai Indonesia cantik kembali.
Saya mencintai tanah air ini sepenuh hati layaknya mencintai keluarga sendiri. Indonesia telah, sedang, dan akan terus menjadi rumah saya. Apa yang Anda lakukan kepada rumah dan keluarga Anda? Tentunya merawat, memelihara, dan bekerja keras memberikan yang terbaik untuknya, bukan? Itulah yang akan terus sekuat tenaga saya perjuangkan, dan itu jugalah yang akan saya tanamkan ke anak cucu saya nantinya. Apapun yang terjadi, terus rawat negeri ini.
Penulis:
@_kiranalara, seorang politisi.
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
*Anda dapat berbagi opini di kolom komentar di bawah ini.
Pemegang Paspor Paling Sakti di Dunia
Warga negara mana yang paling bebas keluar masuk ke negara lainnya? Berikut ranking Arton Capital, penasihat global untuk solusi pemukiman dan kewarganegaraan.
Foto: Fotolia/michaeljung
Ranking 1: Singapura
Setelah Paraguay membebaskan visa bagi warga Singapura, untuk pertama kalinya paspor negara jiran ini menduduki peringkat pertama dalam daftar paspor paling sakti di dunia, menggeser Jerman. Kini warga Singapura bisa mengunjungi 166 negara tanpa harus repot mengurus visa.Rinciannya 127 negara bebas visa sepenuhnya, 36 negara visa on arrival.
Foto: Fotolia/Gang
Ranking 2: Paspor Jerman, Denmark, Swedia, Finlandia, Luksemburg, Norwegia, Belanda, Korea Selatan, Amerika
Setelah bertengger bertahun-tahun di peringkat pertama, Jerman turun ke posisi 2 tergeser Singapura. Jumlah negara bebas visa bisa yang dapat dikunjungi orang berpaspor Jerman adalah 165 negara. Tapi jerman tak sendiri di posisi 2. Denmark, Swedia, Finlandia, Luksemburg, Norwegia, Belanda, Korea Selatan, Amerika juga di peringkat yang sama.
Foto: Fotolia/m.schuckart
Ranking 3: paspor Italia, Perancis, Spanyol, Yunani, Portugal, Jepang, Irlandia, Kanada
Bebas melenggang masuk ke 164 negara, pemegang paspor Italia, Perancis, Spanyol, Yunani, Portugal, Jepang, Irlandia, Kanada menduduki peringkat ke-tiga.
Foto: AP
Ranking 4: Belgia, Swiss, Hongaria, Inggris, Austria
Warga dari lima negara ini menikati bebas visa di 163 negara.
Foto: Imago/Blickwinkel
Ranking 5: Ceko, Malta, Malaysia, Selandia Baru, dan Australia
Paspor negara jiran Malaysia berada di ranking ke- 5 bersama Ceko, Malta, Selandia Baru, dan Australia . Warga dari lima negara ini menikmati bebas visa di 162 negara.
Keempat negara yang menduduki posisi ke-6 ini dibebaskan keluar masuk ke 161 negara tanpa dipusingkan urusan visa.
Foto: Getty Images/F.J. Brown
Ranking 58 : Indonesia
Menempati urutan ke-64, warga negara Indonesia bisa menikmati layanan bebas visa di 76 negara. Bersama Indonesia, duduk di peringkat sama paspor negara Lesotho, Suriname, Papua Nugini dan Cina.