Pasien positif corona klaster gowes di Blitar kini telah menulari 9 pasien positif baru dari klaster moge. Kronologi penularan salah satunya bermula saat pasien corona yang membuka masker ketika bernyanyi.
Iklan
Ahli epidemiologi menjelaskan bahwa penularan bisa terjadi ketika masker mulai dilepas. Apalagi, saat bersepeda, wajah akan berkeringat dan membuat masker menjadi basah.
"Pada gowes ini kalau habis gowes mungkin maskernya kan basah, terus dibuka atau diturunkan di bawah hidung. Nah, dari situ dibukalah masker yang jadi penularan," kata ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Tri Yunis Miko Wahyono, saat dihubungi, Kamis (30/07).
Selain itu, Miko mengatakan bahwa klaster gowes di Blitar ini kemungkinan bisa muncul karena ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Dia pun mengingatkan agar warga tetap patuh pada aturan menjaga jarak.
"Begitu ada kasus yang ada dalam kerumunan, semua ikut kena begitu kepatuhan terhadap protokol kesehatan diabaikan," ungkapnya.
"Intinya jangan berkerumun, meskipun kenal. Karena kita tidak tahu siapa yang membawa virus ini," lanjutnya.
Dia mengatakan sejumlah ilmuwan memang menjelaskan virus ini bisa menyebar di udara (airbone) ruangan tertutup. Namun tak tertutup kemungkinan droplet virus corona juga bisa ditularkan lewat ruangan terbuka.
"Virus corona ini ada yang airbone, lewatnya mikro droplet. Nah, ada juga yang droplet. Di ruangan terbuka juga bisa tersebar dropletnya, tergantung anginnya kemana. Logikanya kalau orang gowes, dropletnya ke belakang karena terbawa angin, yang kena yang di belakang," jelasnya.
Sebelumnya, juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti, memaparkan, munculnya klaster moge berawal dari terdeteksinya pasien positif dari klaster gowes.
"Ternyata pada hari yang sama, Minggu (12/07) pasien positif yang dari klaster gowes, juga melakukan touring bersama teman-temannya klub moge Phantom ke Puncak Langit di Resampombo Kecamatan Doko," beber Krisna kepada detikcom, Kamis (30/07).
Pasien positif dari klaster gowes ini seorang pria (51), warga Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Dia seorang tenaga kesehatan di rumah sakit swasta yang berlokasi di Kecamatan Talun.
Diketahui pada Minggu (12/07) pagi pria ini gowes ke Bendungan Ngusri di Kecamatan Gandusari. Lalu turun, dan berganti naik moge Phantom bersama rombongan melakukan touring ke Puncak Langit di Kalimanis, Resapombo, Kecamatan Doko. Sepulang dari kegiatan itulah pasien kemudian merasakan demam. Lalu, pada Kamis (16/07), yang bersangkutan menjalani tes swab di RSUD Ngudi Waluyo dan Jumat (17/07) hasil swab-nya positif.
"Kalau keterangan dari yang bersangkutan, selama touring ini pakai masker. Namun, saat berada di Puncak Langit, rombongan ini ikut nyanyi-nyanyi grup musik tradisional yang sedang latihan. Saat nyanyi inilah yang bersangkutan mengaku melepas maskernya," ungkapnya. (gtp/ha)
Inilah Kota-Kota Paling Nikmat untuk Bersepeda
Bersepeda adalah kegiatan ramah lingkungan, sehat dan murah. Banyak kota di Eropa menghabiskan jutaan untuk menjadi ramah sepeda. Inilah beberapa kota yang telah sukses dengan konsepnya.
Foto: CC/Negu
Kopenhagen
Di ibu kota Denmark ada jaringan jalur sepeda sepanjang 350 kilometer, sistem lampu lalu lintas yang memprioritaskan sepeda dan tempat mengistirahatkan kaki di pinggir jalan ketika harus menunggu lampu hijau. 62% penduduknya memilih bersepeda ke kantor. Istilah "mengkopenhagenkan" dalam Bahasa Inggris sekarang digunakan untuk menggambarkan transformasi tempat menjadi ramah sepeda.
Ibu kota Belanda adalah salah satu kota paling ramah sepeda di Eropa. Para pengendara sepeda disini secara keseluruhan melintasi sekitar 2 juta kilometer setiap harinya. Negara ini populer dengan pengendara sepeda karena tanahnya sangat datar. Di Utrecht ada garasi terbesar untuk memarkir sepeda dengan 12.500 tempat parkir. Ini direncanakan akan diperbesar menjadi 33.000 pada tahun 2020.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/N. Economou
Antwerpen
Di Antwerpen di Belgia tempat parkir sepeda tak terhitung jumlahnya dan infrastrukturnya bagus. Disini, banyak hal telah "terkopenhagenkan". Sistem peminjaman sepeda direncanakan akan diperluas dan jalur sepeda akan mencakup wilayah di sepanjang pelabuhan. Tiga jembatan untuk sepeda dan pejalan kaki juga akan dibangun. Walaupun begitu kota ini masih harus mengurangi volume lalu lintas kendaraan.
Foto: picture-alliance/Arco Images/P. Schickert
Paris
Di Paris, pemerintah kota telah secara sistematis memperluas jaringan sepeda selama beberapa tahun terakhir. Setiap hari minggu jalan-jalan juga ditutup untuk mobil. Wisatawan bisa dengan mudah berbaur dengan pengendara sepeda karena ada banyak penyewaan sepeda dimana-mana. Di Strasbourg juga seperti ini. Selain Paris, kota ini juga merupakan kota paling ramah sepeda di Perancis.
Foto: picture-alliance/robertharding/S. Dee
Malmö
Malmö di Swedia menanamkan banyak uang untuk memperbaiki infrastruktur sepedanya. Ada sekitar 500 kilometer jalur sepeda dengan stasiun pompa ban dan sistem prioritas jalan. Feri yang mengangkut sepeda antara Malmö dan Kopenhagen diharapkan mendorong wisata sepeda. Ide yang kemungkinan paling kreatif adalah hotel sepeda dengan bengkel, penyewaan dan parkir sepeda tepat di depan kamar-kamarnya.
Foto: Ohboy
Trondheim
Trondheim di Norwegia adalah kota yang berbukit. "Trampe", lift sepeda pertama di dunia, menyediakan solusinya. Lift setinggi 130 meter ini mengangkut sampai 300 pengendara sepeda per jamnya ke atas gunung. Pengendara sepeda bisa berdiri dengan kaki kanannya di sebuah piringan, yang lalu ditarik ke atas rel. Piringan ini lalu mendorong pengendara sepeda bersama dengan sepedanya ke atas bukit.
Foto: public domain
Münster
Di kota Münster di Westfalen ada lebih banyak sepeda daripada penduduk. Karena itu tidak mengejutkan, bahwa Münster adalah kota dengan kasus pencurian sepeda terbanyak di Jerman. Tetapi ini tidak menghalangi orang untuk meninggalkan mobilnya untuk mengendarai sepeda. Di sana juga nyaman sekali karena ada jalur sepeda yang luas, tempat parkir yang cukup dan tidak ada bukit yang harus didaki.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Thissen
Barcelona
Pada tahun 2002 pun orang sudah bisa mengendarai sepeda sewaan di seluruh penjuru Barcelona. Jalur sepeda sepanjang 158 kilometer tersedia di sini. Zona 30 km/jam memastikan keamanan dalam lalu lintas kota. Wisatawan juga ditawarkan hal-hal istimewa dalam bersepeda: berbagai jalur sepeda yang berbeda membawa mereka melintasi kota, ke pantai atau lewati berbagai objek ciptaan arsitek Antoni Gaudi.
Foto: picture-alliance/imageBROKER/G. Guarino
Basel
Di Basel tanahnya datar dan jarak kemana-mana tidak jauh. Jalannya terutama ramai ketika acara Slow Up. Selama acara ini, yang berlangsung pada musim panas di berbagai kota di Swiss, para penyelenggara memblokir jalan sekitar 30 kilometer di wilayah-wilayah cantik bagi para pengendara sepeda dan menyediakan banyak kegiatan bagi mereka di sepanjang rutenya. Ini membuat bersepeda menyenangkan!
Foto: picture-alliance/imageBROKER/M. Dr. Schulte-Kellinghaus