1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Karya Maestro Indonesia di Berlin

27 Juli 2018

Ratusan lukisan, foto dan benda seni karya maestro Indonesia seperti Raden Saleh dan Anak Agung Gede Soberat dipamerkan di Museum of Contemporary Art Berlin.

Ausstellung von Gemälden des indonesischen Maestro
Foto: KBRI Berlin

"Lukisan dan karya seni Indonesia di Museum ini adalah bukti hubungan sosial budaya antara Indonesia dan Jerman yang telah terjalin sejak abad silam, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka," kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, ketika menghadiri dan acara pameran bertajuk "Hello World" yang digelar di Museum tersebut, Rabu (25/07/).

"People to people contact Indonesia-Jerman, yang merupakan salah satu motor diplomasi antar kedua negara telah berlangsung lama. Fakta ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk tetap bisa memelihara dan meningkatkan kerja sama seni dan budaya dalam konteks modern seperti saat ini," lanjut Dubes Oegroseno.

Raden Saleh yang pernah tinggal di Dresden, Jerman, pertengahan abad ke-19 adalah tokoh perintis lukisan Indonesia yang karyanya banyak dikoleksi di Jerman. Beberapa lukisannya yang dibuat di Jerman seperti ”Arab Horsemen Attack by a Lion" turut di dipamerkan.

Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arif Havas Oegroseno di depan lukisan karya Raden Saleh bersama kurator Anna-Catharina GebersFoto: KBRI Berlin

 

Tidak hanya memamerkan karya maestro Indonesia, lukisan karya Walter Spies, seorang seniman Dresden yang pernah tinggal di Bali tahun 1927-1942 juga turut dipamerkan. Lukisan Spies banyak dipengaruhi oleh kelompok seniman Bali Pitamaha yang bisa dilihat pada karya-karyanya yang dipamerkan, seperti ”Sunlight in the Jungle” dan "Deer Hunt".

Spies termasuk ikut memperkenalkan kesenian Bali kepada dunia. Sejumlah tokoh terkenal pada masa itu pun mengunjungi Pulau Dewata, seperti aktor Charlie Chaplin, antropolog Margaret Meade dan musisi Colin Mcphee di sekitar tahun 1930an.

Beberapa lukisan Bali gaya Kamasan, Ubud, Batuan, juga dipamerkan di Museum ini. Selain itu, lukisan karya Anak Agung Gede Soberat, "Fisherman" dan "Deerhunt" yang dikoleksi orang Jerman juga menambah deretan lukisan Indonesia yang dipajang pada pameran itu.

Dalam kesempatan ini, Direktur Museum juga menyampaikan buku tentang Raden Saleh kepada Dubes Oegroseno.