1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Museumsinsel di Berlin Cerminan Pergolakan Sejarah

10 Juni 2025

Dibangun 200 tahun lalu, kompleks Museumsinsel di Berlin, Jerman, sempat berakhir sebagai reruntuhan perang, sebelum bangkit kembali sebagai ruang dialog kebudayaan, berstatus situs warisan budaya UNESCO.

Museumsinsel Berlin
Museumsinsel BerlinFoto: Rolf Zöllner/IMAGO

Museumsinsel di Berlin secara unik merangkum sejarah modern Jerman, mulai dari gagasan Renaissance hingga kehancuran Perang Dunia II, dari era Perang Dingin hingga restorasi ultra-modernnya yang mengubah kompleks museum ini menjadi daya tarik wisata.

Sebagai bukti perkembangan arsitektur dan budaya Eropa, kompleks bangunan museum bersejarah ini mendapat status Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada bulan Juni 1999, dan tahun ini memperingati hari jadi yang ke-200.

Warisan abad Pencerahan

Selama Perang Napoleon (1803–1815), ketika Prancis menaklukkan kerajaan Prusia Jerman, banyak karya seni yang dijarah dari ibu kota Berlin. Ketika benda koleksi tersebut dikembalikan setelah perang, para pemimpin Prusia memutuskan untuk membuat museum yang memamerkan harta tersebut kepada publik.

Altes Museum alias Museum Lama adalah bangunan pertama dalam rangkaian lima museum yang kemudian dikenal sebagai Museumsinsel atau Pulau Museum. Batu fondasi Altes Museum sendiri diletakkan pada tahun 1825, dan museum itu dibuka pada tahun 1830.

Pada saat itu, setelah puluhan tahun perang, Prusia hancur secara ekonomi dan finansial, "namun mereka tetap berinvestasi dalam bangunan budaya dan mempekerjakan arsitek terbaik pada masanya, yakni Karl Friedrich Schinkel," kata Hermann Parzinger, bekas presiden Yayasan Warisan Budaya Prusia kepada DW.

Pameran "Gerbang Pasar dari Miletus" dari abad ke2 yang diambil dari Yunani dan kini dipajang di Museum Pergamon.Foto: Sebastian Gollnow/dpa/picture alliance

Menurutnya, fakta ini selayaknya menjadi pertimbangan bagi politik ketika akan memutuskan pendanaan kebudayaan.

Oleh pemikir Jerman Wilhelm von Humboldt, museum dipandang sebagai pilar penting dari reformasi pendidikan yang dia kembangkan.

"Museum, sebagai ruang pendidikan estetika warga negara, sangat penting baginya," jelas Parzinger.

"Jadi, lebih dari sekadar membangun museum: ada visi di baliknya, dan seni, bersama dengan sains, memainkan peran yang sangat sentral."

Museum terakhir adalah Museum Pergamon, yang dirancang untuk menyimpan Gerbang Ishtar yang monumental dari Babilonia, selesai dibangun pada tahun 1930.

Kejayaan yang berumur pendek

Selama beberapa tahun sebelum Perang Dunia II, Museumsinsel merupakan salah satu permata budaya Eropa.

Rejim Nazi merayakan karya klasik dan kuno dalam koleksi Museumsinsel, karena mereka anggap sebagai bagian dari warisan Bangsa Arya.

Altes Museum, salah satu bangunan di kompleks Museumsinsel, BerlinFoto: imageBROKER/picture alliance

Selama Perang Dunia II, pejabat museum mengevakuasi sebagian artefak berharga ke dalam bunker bawah tanah, tambang, dan kastil di seluruh Jerman. Tindakan ini mengamankan sejumlah benda penting, termasuk patung dada Nefertiti dan sebagian besar hiasan dinding Pergamon. Namun, Nazi juga berkontribusi pada lenyapnya beberapa harta karun lain.

Ketika Tentara Merah Soviet akhirnya menduduki Berlin pada bulan Mei 1945, koleksi seni dijarah sebagai ganti rugi perang. Brigade Trofi Tentara Merah disebut mengirim jutaan barang bersejarah ke Moskow dan St. Petersburg, dengan banyak yang berakhir di koleksi pribadi yang tidak terdokumentasi.

Banyak benda yang kemudian dikembalikan ke Berlin pada tahun 1950-an, khususnya selama pemerintahan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev. Namun, diperkirakan sekitar satu juta karya seni, lebih dari empat juta buku dan manuskrip, serta sejumlah besar bahan arsip masih disimpan di Rusia dan negara-negara tetangganya.

Meskipun lembaga-lembaga Jerman dan Rusia mengembangkan upaya penelitian bersama terhadap benda-benda yang diperebutkan tersebut selama beberapa dekade terakhir, saat ini, "karena perang di Ukraina, semuanya tertunda dan terputus. Kami juga tidak tahu kapan kami dapat melanjutkan kontak-kontak ini," kata Parzinger.

Membangun kembali Museumsinsel

Di Jerman yang terbagi dua, Museumsinsel berada di Berlin Timur, di bawah kendali Republik Demokratik Jerman (DDR). Negara komunis itu "tidak memiliki sumber daya untuk rekonstruksi setelah tahun 1945. Bangunan-bangunan di Museumsinsel memang diperbaiki, tetapi tidak sepenuhnya direnovasi," jelas Parzinger.

Discovering Berlin's Museum Island

00:46

This browser does not support the video element.

Neues Museum, yang nyaris rata dengan tanah, dibiarkan tak tersentuh, sebagai reruntuhan simbolis perang.

Parzinger dengan jelas mengingat kunjungannya sendiri ke Berlin Timur sebagai seorang mahasiswa, pada tahun 1984. "Saya ingat ada pohon-pohon besar tumbuh dari tangga. Tidak ada atap, dan Anda bisa melihat mahkota pohon di atas bangunan. Itu sungguh tidak dapat dipercaya bagi saya."

Ketika Tembok Berlin runtuh, sangat penting pada waktu itu untuk merenovasi bangunan secara menyeluruh dan membuatnya sesuai untuk masa depan, jelas Parzinger.

Apa yang dikenal sebagai Rencana Induk menguraikan restorasi multifase dari lima museum yang membentuk koleksi Warisan Dunia UNESCO.

Luka perang dalam restorasi

Proyek restorasi yang paling penting adalah pembangunan ulang Neues Museum (Museum Baru). Desain arsitek Inggris David Chipperfield awalnya mendapat perlawanan keras. Dia mengintegrasikan reruntuhan ke dalam konstruksi baru, membiarkan luka perang berupa lubang peluru dan fresko langit-langit yang hilang agar tetap terlihat. Kaum puritan sebaliknya menuntut agar restorasi tetap berpegang pada gaya bangunan neoklasik asli.

Namun, "konsep yang luar biasa" ini adalah satu-satunya keputusan yang tepat, kata Parzinger dengan antusias, sembari menambahkan bahwa dia masih terus menemukan detail baru setiap kali kembali ke gedung tersebut. Museum yang telah direnovasi ini lalu memenangkan banyak penghargaan arsitektur nasional dan internasional.

Dutch museum returns Benin Bronzes collection to Nigeria

02:37

This browser does not support the video element.

Artefak Neues Museum yang paling terkenal adalah patung dada Ratu Nefertiti. Tahun lalu, sebuah petisi diluncurkan agar patung dada berusia 3.370 tahun itu dikembalikan ke Mesir. Namun desakan itú ditolak Yayasan Warisan Budaya Prusia. "Nefertiti datang ke Berlin sebagai bagian dari penemuan yang sepenuhnya legal dan terdokumentasi dengan baik," tegas Parzinger.

Meskipun demikian, Parzinger telah menjadi tokoh kunci dalam perdebatan restitusi, khususnya mengenai pengembalian Perunggu Benin dan benda-benda lain dengan sejarah kolonial. Setelah 17 tahun memimpin Yayasan Warisan Budaya Prusia, dia kini pensiun dan digantikan oleh Marion Ackermann.

"Ulang tahun Museumsinsel ke-200 adalah kesempatan besar bagi kami untuk menjadi lebih menarik," kata Ackermann kepada DW.

Satu tonggak penting terkini dalam penyelesaian restorasi Museumsinsel adalah pembukaan Galeri James Simon pada tahun 2019. Galeri ini berfungsi sebagai pintu masuk utama, yang menyediakan orientasi bagi pengunjung.

Pergamon saat ini masih ditutup hingga tahun 2027 karena sedang menjalani renovasi. Altes Museum akan menjadi yang berikutnya.

Ketika semua restorasi selesai, empat dari lima bangunan bersejarah akan dihubungkan oleh jalan bawah tanah yang dapat diakses oleh penyandang cacat yang dikenal sebagai Promenade Arkeologi, terinspirasi oleh jembatan bersejarah antara museum yang hancur selama Perang Dunia II.

Semua penambahan dan restorasi berkontribusi untuk lebih memperkuat status Museumsinsel sebagai padanan Jerman untuk Louvre di Paris atau British Museum di London. Dengan memberikan kehidupan baru pada kompleks museum di Sungai Spree ini, Museumsinsel akan terus mencerminkan sejarah Berlin selama berabad-abad mendatang.

Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
Editor: Hendra Pasuhuk

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait