1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Musik

Musik Jalanan yang Menghibur Berlin di Masa Pandemi Corona

Christoph Strack
21 April 2020

Sebulan yang lalu di tengah masa lockdown, pemain suling asal Berlin, Bianca Hase, menggelar “konser di balik jendela“ setiap hari. Inisiatifnya itu kini berkembang menjadi orkestra jalanan.

Pemain suling asal Berlin, Bianca Hase menggelar konser di jalanan di masa pandemi corona
Foto: DW/Christoph Strack

Trotoar adalah panggung, atap mobil adalah tempat memainkan alat musiknya. Setiap pukul enam malam waktu setempat, anak-anak dan beberapa orang dewasa berkumpul di depan rumah Bianca Hase, di distrik Mitte Berlin untuk bermain musik dan memberikan konser singkat di Strelitzer Strasse di tengah pandemi COVID-19. 

Hase yang berusia 44 tahun merupakan inisiator; ia menyajikan musik, memberi motivasi kepada anak-anak muda, memastikan para pemain menjaga jarak aman satu sama lain, memainkan serulingnya lagu demi lagu dan senang menyaksikan anak-anak muda bersenang-senang.

Kapan ia mulai melakukan ini? "Setelah (mendengar) tepuk tangan," kata Hase spontan. Tapi kemudian ia mengingat-ingat kapan tepatnya konser ini dimulai. 

Sekitar empat minggu lalu, banyak orang bertepuk tangan dari balkon dan jendela pada pukul sembilan malam sebagai bentuk apresiasi untuk dokter dan perawat yang bertugas selama krisis virus corona. Kejadian ini dengan cepat diikuti oleh seruan kepada para musisi untuk bermain musik di malam hari pada saat yang sama. Permintaan tersebut mendorong Hase untuk mengambil serulingnya dan berdiri di dekat jendela kemudian memainkan musik. Ia melakukan hal yang sama pada hari-hari berikutnya.

Daily street concert in Berlin

02:12

This browser does not support the video element.

Koneksi di kejauhan

"Anak-anak saya pikir itu hebat bahwa saya bermain musik dari jendela," ujar Hase, seorang ibu dari tiga anak, kepada DW. Anak-anak dan orang dewasa lainnya juga menyuarakan antusias mereka dari jendela apartemen lima lantai miliknya. Setelah itu, tetangganya yang merupakan seorang trombonis ikut bergabung. "Sangat menyenangkan bisa terhubung meski ada jarak yang ditentukan," katanya.

Hase menceritakan bagaimana orang lain di rumah itu menunjukkan minat besar pada permainan musiknya. Lantas ia pindah dari jendela ke mobilnya, di mana ia sekarang berdiri di kursi pengemudi untuk menggelar konsernya melalui atap mobil terbuka. 

"Konser itu ada untuk semua orang," katanya. "Tapi aku tidak akan pernah berpikir bahwa begitu banyak orang, baik anak-anak maupun orang dewasa yang akan bergabung."

Angin dan alat musik 

Sekarang, empat minggu kemudian, belasan anak berkumpul di trotoar, setiap malam. Mereka memiliki biola dengan berbagai ukuran; satu cello hampir lebih besar dari gadis yang memainkannya. Ada alat rekam, serta triangle dan cajon, instrumen perkusi berbentuk kotak. Anak-anak perempuan Hase memiliki gambang dan perekam. Orang dewasa juga bergabung, dan bukan hanya orangtua dari anak-anak yang bermain. Di lantai lima apartemen Hase, ada seorang gitaris yang bermain di jendela; ada lantunan suara dari alat musik klarinet terdengar dari tempat lain.

Suami Hase telah memasang pengeras suara untuk keyboard-nya di ambang jendela. Lebih jauh lagi, instrumen musik dapat didengar, sementara lebih banyak seruling bergabung secara dinamis dari tempat lain.

Hase bercerita tentang tetangganya yang datang untuk bergabung, memainkan gitarnya. Wanita ini memberi tahu kerabat betapa indahnya mendengarkan musik setiap malam. "Kemudian diingatkan bahwa aku telah bermain gitar sendiri lebih dari 25 tahun dan instrumen itu masih harus dimainkan," kenang Hase. 

Orkestra campuran ini hanya memainkan dua lagu per konser, bisa "Over the Rainbow" atau "What a Wonderful World," atau mungkin "Hallelujah" oleh Leonard Cohen. Hase ingin menyajikan musik yang akrab di telinga orang-orang dan memastikan melodinya tidak terlalu rumit dimainkan.

Pemain suling asal Berlin Bianca Hase yang menggelar konser di jalanFoto: DW/Christoph Strack

Jadwal harian

Banyak tetangganya menyaksikan konser malam dari jendela, dan selalu ada puluhan pecinta musik hadir di jalanan. Strelitzer Strasse adalah jalan perumahan yang cukup sepi dengan sedikit lalu lintas. Hase mengatakan terkadang beberapa mobil berhenti dan supirnya membuka jendela untuk mendengarkan. Setiap pukul 6 malam waktu setempat, perhelatan konser Hase telah menjadi "kebutuhan sehari-hari" bagi orang-orang sekitarnya, dengan penonton yang semakin banyak datang seiring kondisi yang berangsur membaik

Ditanya tentang apa yang menurutnya merupakan bagian terbaik selama konser, Bianca Hase bercerita mengenai seorang wanita tua di salah satu jendela di seberang jalan yang menunggu cukup lama sebelum konser dimulai, dan selalu antusias mendengarkan, kemudian ia memberikan apresiasi dengan tepuk tangan. Wanita itu, telah tinggal di sana lebih dari 40 tahun dan tampaknya tidak diizinkan meninggalkan rumah selama pandemi corona. "Tapi saat Paskah, ia memberikan tas berisi telur cokelat untuk anak-anak yang sedang bermain," kata Hase. (ha/pkp)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait