Musisi Ahmad Dhani dituntut hukuman dua tahun bui oleh Jaksa PN Jaksel. Politisi Partai Gerindra itu didakwa dalam kasus cuitan ujaran kebencian terhadap mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Iklan
Musisi sekaligus politisi Ahmad Dhani Prasetyo, dituntut hukuman dua tahun oleh jaksa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuduhan mengeluarkan ujaran kebencian atau "hate speech". Dia didakwa dengan Pasal 45A juncto Pasal 28 ayat 2 UU ITE dari tahun 2016, juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Jaksa menilai Ahmad Dhani telah memenuhi unsur ujaran kebencian lewat cuitan di akun twitternya. Dia menulis cuitan yang berbau sentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) terhadap mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok."
Dalam sidang pengadilan itu, jaksa menuntut agar hakim menyatakan tersangka bersalah karena menyulut kebencian terhadap kelompok tertentu dan menjatuhkan vonis dua tahun penjara. Jaksa juga menambahkan, tidak ada faktor yang bisa meringankan tuntutan. Selain itu tersangka juga dikatakan telah menyebabkan keresahan publik.
Politisi partai Gerindra ini bereaksi atas tuntutan itu dengan menuding ada yang inigin melakukan aksi balas dendam lewat pengadilan tersebut. "Mungkin menurut saya, ini bukan dari JPU, ada dari atas yang bikin tuntutan, karena tuntutannya 2 tahun sama seperti Ahok, ini kayaknya balas dendam," demikian dikatakan Ahmad Dhani seperti dikutip detik, setelah menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Senin kemarin.
Untuk Apa Orang Gunakan Media Sosial?
Anda punya akun Facebook, Instagram, atau Twitter? Apa yang terutama Anda lakukan di media sosial? Institut peneliti pasar di Australia mengadakan riset bertema: untuk apa media sosial paling sering digunakan orang.
Foto: picture alliance/AP Photo/L.Sladky
Nomor 5: Memutus Hubungan
Dari 800 orang yang menjawab pertanyaan, 39% mengatakan, akan memutuskan hubungan secara "online". Memutus hubungan bukan hanya hubungan dengan pacar melainkan juga dengan "teman" di Facebook, yang akibat satu dan lain hal tidak disukai lagi.
Foto: Screenshot Facebook
Nomor 4: Membagi Foto Makanan
40% dari 800 orang yang ikut studi mengatakan kerap merasa ingin membuat foto makanan yang akan dimakan, dan menempatkannya di akun sosial media.
Foto: Astrid&Gastón
Nomor 3: Menempatkan Selfie
Membuat selfi rupanya disukai baik tua maupun muda, dan orang biasa maupun selebriti. Selain dinikmati sebagai foto biasa, foto-foto juga "di-share" di media sosial. Riset menunjukkan 45% menggunakan media sosial untuk membagikan foto dirinya sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Hase
Nomor 2: Membagi "Posting" Orang Lain
Aktivitas ini menduduki posisi kedua dalam rangkaian hal yang paling sering dilakukan orang di media sosial. Yang dibagi bisa foto-foto dari teman atau media. Tetapi juga artikel berita, dan video. Pada dasarnya orang membagi apa yang ingin ditunjukkan kepada "teman" di media sosial. 46% peserta riset menganggap ini alasan utama untuk menggunakan media sosial.
Nomor 1: Menonton Video
61% orang gunakan riset untuk melihat video yang dibuat pengguna media sosial lainnya. Misalnya video kesibukan anjing peliharaan, atau juga parodi musik. Foto: "Despacito" yang dinyanyikan Luis Fonsi dan Daddy Yankee. Menurut Universal Music Latin Entertainment Juli 2017 video resmi lagu ini ditonton 4,6 milyar kali setelah dirilis. Parodi lagu ini banyak tersebar di media sosial. Penulis: ml/hp
Foto: picture alliance/AP Photo/L.Sladky
5 foto1 | 5
Tersangkut sejumlah kasus hukum
Musisi yang sekaligus politisi Partai Gerindra itu juga tersangkut sejumlah kasus hukum lainnya di Jawa Timur, karena menggunakan kata "idiot" dalam video vlog yang dipublikasikan di jejaring sosial Facebook 26 Agustus 2018 lalu. Kata makian itu digunakan Dhani untuk menyebut massa Koalisi Bela NKRI yang menolak aksi deklarasi #2019GantiPresiden di tugu pahlawan Surabaya. Sebelumnya, massa menghadang Ahmad Dhani di hotelnya sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan politik kontroversial itu.
Ahmad Dhani kemudian dilaporkan kepada kepolisian oleh Koalisi Bela NKRI. Kasusnya hingga kini masih bergulir di kepolisian. Ahmad Dhani juga dicekalm oleh Polda Jatim.
Selain tersandung dua kasus itu, musisi Ahmad Dhani juga terjerat minimal tiga kasus hukum lainnya. Dalam kasus dugaan makar pada 2 Desember 2016, bersama antara lain Ratna Sarumpaet, Dhani dipulangkan karena alasan subyektivitas penyidik. Sementara kasus lainnya yang masih bergulir adalah pencemaran nama baik Jack Lapian pendiri Basuku Tjahaja Purnama (BTP) Network, serta kasus penipuan terhadap pengusaha Jawa Timur, Moh Zaini Ilyas terkait dugaan piutang investasi vila di Batu, Malang senilai Rp.200 juta.
ml/ap (detik, Jakarta Post, Tribun-Medan)
Bagaimana Media Sosial Ubah Otak Anda
Pernah merasa tidak bisa menyetop diri menggunakan media sosial? Media sosial memang asik dan disukai masyarakat luas. Tapi apa itu sehat buat otak Anda?
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kahnert
Tidak Bisa Mengontrol Diri?
Menurut data yang dikumpulkan lembaga pendidikan TED (Technology, Entertainment, Desain) sepertiga penduduk dunia menggunakan media sosial. Lima sampai 10 persen pengguna internet menyatakan sulit mengontrol waktu saat menggunakan media sosial. Menurut hasil pemindaian otak, ada bagian otak yang alami gangguan, dan itu bagian yang sama seperti pada pengguna narkoba.
Foto: Imago/All Canada Photos
Menyebabkan Kecanduan
Bagian otak yang terganggu terutama yang mengontrol emosi, perhatian dan pengambilan keputusan. Orang merasa senang pada media sosial, karena segera memberikan "imbalan" tanpa perlu upaya besar. Oleh sebabnya itu otak ingin mendapat stimulasi makin banyak, dan akhirnya menyebabkan ketagihan. Seperti halnya ketagihan obat terlarang.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Tampak Seperti Multi-Tasking
Orang tampaknya mampu melaksanakan multi-tasking antara pekerjaan dan berkomunikasi dengan teman atau membaca berita terakhir dari teman lewat media sosial. Itu tampaknya saja. Semakin banyak menggunakan media sosial menyebabkan semakin kurangnya kemampuan otak untuk menyaring "gangguan" dan menyebabkan otak tidak mampu menempatkan informasi dalam ingatan.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Bergetar Atau Tidak?
Sejalan dengan penggunaan medsos lewat ponsel pintar, muncul fenomena baru "phantom vibration syndrome". Orang merasa ponsel bergetar, tapi sebenarnya tidak. Menurut sebuat studi, 89% dari pengikut riset rasakan ini, sedikitnya sekali dalam dua minggu. Tampaknya: otak menerima rasa gatal dan mengubahnya menjadi getaran yang dirasakan tubuh. Sepertinya teknologi mulai mengatur ulang sistem syaraf.
Foto: Getty Images/AFP/W. Zhao
Makin Terfokus pada Diri Sendiri
Media sosial juga menyebabkan otak makin banyak melepas Dopamin, yang sebabkan tubuh merasa senang. Menurut ilmuwan, pusat pemberian imbalan pada otak menunjukkan aktivitas lebih tinggi, jika orang bicarakan pandangan mereka, daripada jika mendengarkan pendapat orang. Itu tidak mengherankan. Tapi dalam interaksi langsung, hanya 30-40% isinya mengenai diri sendiri. Sementara dalam media sosial 80%.
Foto: imago/Westend61
Imbalan untuk Bicara Tentang Diri Sendiri
Semua bagian otak yang berkaitan dengan orgasme, motivasi, cinta terstimulasi hanya dengan menggunakan media sosial. Dan itu lebih besar lagi dampaknya, jika Anda menyadari bahwa Anda punya "penonton". Misalnya jumlah "likes" di Facebook atau jumlah "followers" di Twitter tinggi. Jadi tubuh memberikan imbalan sendiri kepada kita, hanya karena membicarakan tentang diri sendiri lewat internet.
Sebaliknya dampak positif juga ada. Menurut studi hubungan pacaran terhadap sejumlah pasangan, sebagian besar cenderung lebih saling suka, jika awalnya berkenalan lewat jalur maya. Dibanding jika kenal lewat interaksi langsung. Kemungkinan ini disebabkan karena orang lebih bisa anonim di dunia virtual, dan lebih punya kesempatan mengemukakan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.