Perempuan yang mengalami mutasi pada gen bernama PALB2 punya kemungkinan terkena kanker payudara pada usia 70 tahun. Menurut hasil penelitian, PALB2 adalah faktor risiko yang sama pentingnya dengan BRCA1 atau BRCA2.
Iklan
BRCA1 dan BRCA2 dikenal secara luas sebagai gen risiko kanker. Jika salah satu atau kedua gen ini mengalami mutasi, perempuan biasanya memutuskan agar payudara mereka diamputasi, agar penyakit tidak berkembang.
Tahun lalu, artis Angelina Jolie mempublikasikan keputusannya untuk melakukan mastektomi setelah tes menunjukkan ia positif akan mengalami mutasi BRCA. Mutasi pada gen ini juga meningkatkan risiko kanker ovarium.
Dalam studi yang dipublikasikan majalah New England Journal of Medicine, peneliti melaporkan telah menganalisa data dari 154 keluarga, di mana tidak ditemukan mutasi BRCA1 atau BRCA2. Penelitian mencakup 362 anggota keluarga yang mengalami mutasi gen PALB2.
Mutasi tidak wajar
Mereka menemukan, bahwa perempuan yang gen PALB2-nya mengalami mutasi tidak wajar, punya 35% kemungkinan terkena kanker payudara, jika sudah mencapai usia 70 tahun. Namun kalangan ilmuwan menyatakan, risiko juga sangat tergantung pada faktor keturunan. Mereka yang punya banyak anggota keluarga yang terkena kanker payudara memiliki risiko lebih besar.
"Kami terus mempelajari faktor-faktor berbeda yang mungkin mempengaruhi kemungkinan seorang perempuan terkena kanker payudara," kata Peter Johnson. Dokter pimpinan pada Cancer Research UK, yang ikut membiayai studi. "Mutasi ini tidak berarti orang pasti terkena kanker. Tapi ini informasi tambahan untuk membantu perempuan mengambil keputusan tepat agar bisa mengurangi risiko," demikian ditambahkannya.
Kanker payudara adalah yang paling umum ditemukan pada perempuan di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia - WHO memperkirakan penyakit ini menyebabkan kematian lebih dari 508.000 perempuan tahun 2011.
Saran dan obat baru
Marc Tischkowitz dari departemen genetika medis pada Universitas Cambridge, Inggris, yang memimpin penelitian mengatakan, sejak mutasi BRCA1 dan BRCA2 ditemukan pertengahan tahun 1990-an, tidak ada lagi gen yang sama pentingnya, yang sudah teridentifikasi. Tapi penemuan baru ini menjadikan PALB2 calon potensial untuk menjadi faktor risiko genetika ketiga terpenting bagi kanker payudara.
12 Penyebab Kanker
Kanker adalah tantangan terbesar umat manusia. Sejauh ini ilmu pengetahuan baru bisa menguak sebab, dan ancaman terbesar bisa dicegah dengan gaya hidup yang sehat.
Foto: Getty Images
Nasib dalam genggaman
Vonis kanker adalah kabar buruk yang sering datang secara mengejutkan. Padahal nyaris separuh dari semua kasus penyakit kanker bisa dicegah. Kebiasaan merokok misalnya bertanggungjawab atas seperlima penyakit tumor. Rokok adalah salah satu faktor terbesar timbulnya penyakit kanker - kendati bukan satu-satunya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lemak bisa membunuh
Penyebab kedua penyakit kanker: Kegemukan. Melonjaknya hormon insulin yang mengimbangi pertumbuhan berat badan memperbesar risiko untuk nyaris semua jenis kanker, terutama kanker ginjal, kantung empedu dan esofagus. Perempuan yang menderita kegemukan cendrung memproduksi hormon seks di jaringan lemak, sehingga mudah terserang kanker rahim dan payudara.
Foto: picture-alliance/dpa
Bergeraklah!
Orang yang jarang berolahraga lebih mudah terkena penyakit kanker. Penelitian jangka panjang menunjukkan, olahraga mencegah pembentukan sel tumor. Karena aktivitas tubuh menurunkan kadar hormon insulin dan mencegah penimbunan lemak. Tidak perlu olahraga berat, cukup berjalan kaki atau mengayuh sepeda selama beberapa menit sehari sudah bisa membuat perbedaan.
Foto: Fotolia/runzelkorn
Bersulang untuk Kanker!
Alkohol memperbesar risiko kanker, terutama pada bagian mulut, tenggorokan dan esofagus. Yang paling berbahaya adalah kombinasi alkohol dan nikotin karena memperbesar risiko kanker sebanyak seratus kali lipat. Segelas anggur sehari tergolong menyehatkan karena membantu sistem peredaran darah. Lebih dari itu bisa berbahaya.
Foto: picture-alliance/dpa
Produk Hewani Berbahaya
Daging merah bisa menyebabkan kanker usus besar. Sejauh ini penyebabnya memang belum diketahui, tapi penelitian jangka panjang mengungkap hubungan antara keduanya. Ancaman terbesar berasal dari daging sapi atau daging babi. Keduanya nyaris menggandakan risiko kanker. Sebaliknya daging ikan mencegah timbulnya kanker.
Foto: Fotolia
Ancaman dari Arang?
Ketika membakar daging dengan arang terbentuk zat-zat yang diduga menimbulkan kanker, seperti poli-aromatik hidrokarbon. Melalui pengujian pada hewan diketahui, zat tersebut mempercepat pertumbuhan tumor. Tapi penelitian jangka panjang pada manusia belum bisa membuktikan temuan itu. Bisa jadi konsumsi daging, bukan cara memasaknya, yang menjadi penyebab kanker.
Foto: picture alliance/ZB
Hindari Makanan Cepat Saji
Makanan yang mengandung sayur dan buah-buahan berserat tinggi mencegah kanker. Kendati begitu, peneliti mengungkap, makanan sehat tidak berpengaruh banyak terhadap pembentukan sel kanker, melainkan cuma menurunkan risikonya sebanyak sepuluh persen.
Foto: picture-alliance/dpa
Bahaya dari langit
Radiasi ultra violet yang terkandung dalam sinar matahari bisa mengubah sel. Hasilnya adalah kanker kulit. Krim matahari memang melindungi kulit dari kebakaran, tapi ketika kulit menggelap akibat matahari, sang empunya sudah terlalu banyak menerima radiasi ultra violet.
Foto: dapd
Kanker akibat Teknologi Pengobatan Modern
Radiasi sinar Röntgen merusak gen manusia. Namun begitu paparan yang disebabkan oleh penyinaran pada pasien biasanya tergolong rendah. Begitu pula halnya dengan Pencitraan resonansi magnetik alias MRI. Sebaliknya tomografi komputer sepatutnya dilakukan cuma ketika benar-benar diperlukan.
Foto: picture alliance/Klaus Rose
Kanker melalui Infeksi
Virus papiloma manusia bisa menimbulkan kanker rahim. Sementara virus Hepatitis B dan C dalam banyak kasus merusak sel Hepatosit. Bakteri Helicobacter pylori (gambar) menetap di dalam lambung dan mempercepat pertumbuhan sel kanker. Mencegah infeksi virus-virus tersebut bisa dilakukan dengan imunisasi. Sedangkan bakteri Helicobacter pylori dapat dicegah dengan antibiotika.
Foto: picture-alliance/dpa
Lebih Baik Ketimbang Anggapan Umum
Pil anti kehamilan memang sedikit meningkatkan risiko kanker payudara. Tapi saat yang bersamaan obat itu menurunkan risiko kanker ovarium secara drastis. Secara keseluruhan, pil anti kehamilan lebih banyak melindungi manusia, ketimbang mengancam - setidaknya dalam kasus penyakit kanker.
Foto: Fotolia/Kristina Rütten
Takdir Berbicara
Bahkan dengan gaya hidup yang sehat, seseorang tidak bisa 100% yakin bisa bebas dari ancaman kanker. Separuh kasus kanker bersumber pada kelainan gen - atau lebih sederhana lagi, usia. Terutama tumor otak sering timbul tanpa adanya penyebab dari luar.
Foto: Fotolia/majcot
12 foto1 | 12
"Setelah berhasil mengidentifikasi gen ini, kita lebih mampu memberikan saran dan konsultasi masalah genetika," katanya dalam sebuah pernyataan tentang penelitian ini. "Jika seorang perempuan ditemukan mengalami mutasi gen ini, kami akan merekomendasikan pengamatan tambahan, misalnya screening payudara dengan MRI."
Para peneliti di rumah sakit Addenbrooke di Cambridge telah mengembangkan tes klinis bagi PALB2, yang menurut Tischkowitz akan menjadi bagian layanan badan kesehatan Inggris. Peneliti mengatakan, ada bukti bahwa sel-sel yang membawa mutasi PALB2 sensitif terhadap obat-obatan baru yang dikenal dengan sebutan 'PARP inhibitor', yang sedang diuji pada kanker yang terkait dengan BRCA 1 dan BRCA 2. Kemungkinan obat ini juga dapat diterapkan pada kanker payudara terkait PALB2.
Saat ini perusahaan obat AstraZeneca mengembangkan obat PARP inhibitor yang diberi nama olaparib, yang sedang diuji coba secara klinis.