1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Myanmar Tunda Proyek Bendungan Cina

30 September 2011

Pemerintah Myanmar menunda proyek bendungan bernilai 3,6 miliar Dolar yang dibiayai Cina. Pernyataan Presiden Thein Sein kepada parlemen menjadi kemenangan para suporter pemimpin pro-demokrasi, Aung San Suu Kyi.

Wilayah delta sungai Irrawaddy di laut Andaman yang rusak akibat topan tahun 2008
Wilayah delta sungai Irrawaddy di laut Andaman yang rusak akibat topan tahun 2008Foto: picture-alliance/dpa

Bendungan Myitsone, yakni proyek tenaga air terbesar di Myanmar, mengundang kritik warga yang bisa dibilang jarang terjadi di negara otoriter tersebut. Proyek bendungan Myitsone ditulangbelakangi kaum garis keras yang terkenal erat dengan para investor Cina dan ditentang habis-habisan oleh para pejuang reformasi. Suu Kyi menilai bendungan tersebut mengancam aliran sungai Irrawaddy. Belum lagi kemungkinan besar 12 ribu warga etnis Kachin dari 63 desa harus digusur untuk memberi jalan bagi bendungan. Banyak kelompok masyarakat lainnya yang juga menyuarakan keberatan.

Tanda-tanda pemerintahan sipil

Presiden Sein dalam surat ke parlemen menyatakan bahwa pemerintahannya yang terlahir dari aspirasi warga harus bertindak sesuai dengan aspirasi warga. Padahal selama ini keinginan warga jarang sekali dipertimbangkan di bawah kekuasaan rezim militer, hingga membuat Myanmar menjadi salah satu negara paling terisolir dan tertindas di Asia selama hampir 50 tahun. Pernyataan Sein menjadi salah satu tanda perubahan sejak militer secara nominal menyerahkan kekuasaan bulan Maret lalu kepada kalangan sipil. Setelah tahun lalu pemilihan umum pertama dalam dua dekade diolok-olok sebagai kedok untuk memperkuat kekuasaan otoriter berselubung demokrasi.

Presiden Thein Sein saat masih menjabat Perdana Menteri MyanmarFoto: AP

Sejumlah perkembangan yang dijalankan pemerintah baru-baru ini juga menandakan perubahan yang lebih mendalam. Mulai dari seruan untuk berdamai dengan kelompok gerilya yang berasal dari kaum etnis minoritas, hingga toleransi atas kritik serta lebih banyak berkomunikasi dengan pemenang Nobel perdamaian, Suu Kyi.   

Sungai simbol nasional

Irrawaddy dipandang sebagai simbol nasional oleh banyak warga Myanmar. Mengalir dari negara bagian Kachin di sebelah utara hingga ke laut Andaman di bagian selatan. Panjang sungai mencapai setengah panjang negara, menjadi tumpuan hidup bagi jutaan warga yang setengah abad lalu merupakan pengekspor beras terbesar di dunia.

Konstruksi bendungan rencananya ditunda selama 5 tahun masa jabatan presiden. Perusahaan Cina yang menanamkan investasi dalam proyek ini, China Power Investment Corporation, enggan untuk berkomentar. Mereka menandatangani perjanjian proyek dengan bekas junta militer akhir 2006 lalu. Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan dirinya harus menelaah terlebih dahulu keputusan ini.

Proyek suplai listrik Yunnan

Dalam beberapa tahun terakhir, para pemimpin Myanmar menerima dengan tangan terbuka investasi Cina yang dipandang sebagai pasar yang menguntungkan bagi sumber daya energi negara bekas jajahan Inggris tersebut. Hubungan dagang dengan Cina juga dilihat sebagai penyeimbang dampak sanksi dunia Barat atas pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar.

Bendungan Myitsone yang direncanakan memiliki panjang dan tinggi 152 meter akan mampu membanjiri wilayah seluas Singapura, serta menciptakan waduk seluas 766 kilometer persegi dengan kedalaman 290 meter. Pembangkit listrik tenaga air itu akan mampu menghasilkan 6 ribu megawatt listrik. Sekitar 90 persen listrik yang dihasilkan akan diekspor ke Yunnan, Cina. Proyek yang dikerjakan 10 ribu pekerja Cina ini masih butuh beberapa tahun lagi hingga selesai.

rtr/dpa/Carissa Paramita

Editor: Andy Budiman

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait