Kerajaan Arab Saudi menaikkan kuota haji bagi Indonesia sebanyak 10.000 jemaah haji. Penambahan ini diharapkan dapat mempersingkat waktu tunggu yang sangat panjang bagi jemaah haji Indonesia.
Iklan
Penambahan kuota haji ini disampaikan dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota, Muhammad bin Salman, di Riyadh, Minggu malam (14/04).
Penambahan ini diharapkan bisa mempersingkat daftar tunggu untuk naik haji. Berdasarkan data Kementrian Agama, pada 2019 masa tunggu berkisar antara 11 tahun, yaitu di Gorontalo dan Sulawesi Utara, hingga 39 tahun di Sulawesi Selatan.
Menteri Luar Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden mengatakan Indonesia-Arab Saudi juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi tingkat pemimpin dan melakukan pertemuan setahun sekali.
“Indonesia-Saudi juga sepakat segera melakukan pertemuan untuk membahas investasi dan kerjasama ekonomi lain,” kata Retno dalam keterangan pers yang diterima DW, Senin (15/04).
Arab Saudi tertarik melakukan kerjasama di bidang energi dan petro kimia. Hal ini disampaikan kembali oleh Putra Mahkota.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Fraksi Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan penambahan kuota 10 ribu ini patut diapresiasi karena akan mengurangi daftar tunggu jamaah haji Indonesia yang saat ini rata-rata mencapai 18 tahun.
Jumlah pendaftar haji setiap tahunnya melampaui kuota haji yang diberikan Pemerintah Saudi Arabia. Kuota per tahun untuk haji reguler 204.000 sementara pendaftar mencapai 600.000 orang.
Tingkatkan kerja sama bidang energi dan pariwisata
Menteri Retno juga mengungkapkan kedekatan atara dua kepala negara, dan Raja Salman juga mengapresiasi Indonesia atas kepemimpinannya di dunia islam.
“Raja Salman menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kepemimpinan Indonesia di dalam menjaga stabilitas kawasan dan dunia,” ucap Retno.
Lebih lanjut ia mengatakan Jokowi dan Raja Salman sepakat untuk meingkatkan kerja sama, utamanya di bidang energi dan pariwisata.
"Salah satu isu lain yang dibahas adalah kemungkinan kerja sama antara Aramco dan Pertamina untuk kilang Cilacap," ujar Retno seusai pertemuan.
Selain melakukan kerja sama di bidang kilang minyak, menurut Retno, pihak Saudi juga tertarik untuk bekerja sama dalam bidang industri petrokimia.
"Menurut rencana akan ada kunjungan dari Saudi ke Indonesia guna membahas rencana peningkatan kerja sama baik di bidang energi yang terkait di bidang minyak, dan juga industri Petrokimia," ucap Retno.
ae/hp (BPSP, Kompas)
Kereta Saudi Berkecepatan Tinggi, Mudahkan Jemaah Haji
Jika sebelumnya butuh berjam-jam dari Mekah ke Medinah dengan menggunakan bus, kini kereta ekspres Haramain memotong waktu perjalanan antara dua kota suci itu hingga dua setengah jam saja.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Mampir di Jeddah
Kereta cepat Haramain mulai beroperasi untuk umum pada pertengahan tahun 2018. Kereta ini menghubungkan Kota Mekah dan Medinah dengan melewati beberapa titik pemberhentian, di antaranya di Jeddah dan King Abdullah Economic City di Rabigh.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Nyaman, cepat dan aman
Haramain Express melaju di atas jalur rel sepanjang 453 km yang menghubungkan kota-kota suci dan bertujuan untuk menawarkan pilihan transportasi yang nyaman, cepat dan aman bagi para penumpangnya. Proyek kereta cepat ini merupakan hasil kerjasama Saudi dengan Spanyol.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Garcia
Bisa angkut 60 juta penumpang per tahun
Untuk awalnya, kereta tersebut diperkirakan membawa hampir tiga juta penumpang per tahun. Bila sudah beroperasi penuh, kereta ini bisa mengangkut 60 juta penumpang setiap tahunnya.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Dua setengah jam saja
Dengan kecepatan 300 km per jam, kereta cepat ini mampu melaju dari Mekah ke Medinah dalam waktu dua setengah jam. Sedangkan waktu tempuh dari Jeddah dan Mekkah akan memakan waktu 30 menit. Kereta Haramain diprioritaskan bisa memberi kenyamanan kepada jamaah haji dan umroh.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Efisiensi waktu dan biaya
Otoritas Angkutan Umum Saudi (PTA) menyatakan stasiun kereta api Medinah baru yang terletak dekat dengan Bandara Pangeran Muhammad sehingga diharapkan akan lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Sementara harga tiketnya akan disesuaikan untuk semua dan jenis layanan yang diberikan.
Foto: Getty Images/AFP/B. Aldandani
Uji coba sukses
Meski operasi komersial diperkirakan dilakukan pada pertengahan 2018, setelah selesainya stasiun bandara Jeddah dan King Abdul Aziz, kereta ini sudah mulai diuji coba sejak akhir 2017. Menteri Transportasi Saudi, Nabeel Al-Amudi dan duta besar Spanyol untuk Saudi, Alvaro Iranzo sudah mencobanya.
Foto: Reuters/Saudi Press Agency
Mengakomodir jemaah
Jumlah peserta umroh diperkirakan mencapai sekitar 15 juta orang pada tahun 2020. Dengan beroperasinya kereta Haramain, yang melintasi jarak antara kedua kota suci Mekah-Medinah, maka jemaah hanya butuh dua setengah jam perjalanan saja, bukan enam jam lagi seperti sebelumnya ketika masih menggunakan bus. ap/vlz (economictimes.indiatimes, kuna,arabnews)