NASA Buka Kesempatan bagi Anda untuk Ikut Misi ke Matahari
26 Maret 2018
Satu kesempatan bagi Anda untuk ikut terbang dengan wahana antariksa NASA menuju matahari. NASA mengundang Anda untuk mengirimkan nama untuk ditempatkan di microchip yang akan terbang bersama pesawat Parker Solar Probe.
Iklan
NASA akan melakukan satu misi ambisius pada pertengahan tahun 2018 dengan meluncurkan wahana Parker Solar Probe. Wahana terbaru milik NASA ini akan melakukan perjalanan mengorbit atmosfer Matahari.
"Wahana ini ini akan melakukan perjalanan ke wilayah yang belum pernah dijelajahi oleh manusia," kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA. "Misi ini akan menjawab pertanyaan yang berusaha diungkapkan para ilmuwan selama lebih dari enam dekade."
Misi ini disebut-sebut sebagai misi pertama untuk mendekati bintang dan misi pertama NASA untuk mendekati matahari. Dalam misi bersejarah ini, NASA mengajak Anda semua untuk turut terbang bersama Parker Solar Probe menuju atmosfir matahari. Sampai tanggal 27 April 2018, Anda diundang untuk mendaftarkan diri di http://go.nasa.gov/HotTicket. Setelah terdaftar, Anda juga bisa mencetak sertifikat yang menjadi bukti keikutsertaan Anda dalam misi ini.
10 Fakta Ajaib Tentang Matahari
Ia membunuh dan menghidupkan, berbahaya sekaligus berguna: Matahari tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut 10 fakta menarik ihwal bola api raksasa ini.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Fenomena Sesaat
Tidak selamanya gerhana matahari dapat dilihat dari Bumi. Pada masa awal setelah pembentukan sistem tata surya, jarak Bulan dan Bumi masih terlalu pendek sehingga Bulan sepenuhnya menutupi Matahari ketika gerhana. Tapi karena Bulan bergerak menjauh 2 cm dari Bumi setiap tahun, dalam 600 juta tahun, gerhana tidak akan lagi tampil sempurna karena posisi Bulan yang terlalu jauh dari Bumi.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Separuh Atau Seluruhnya
Bergantung pada geometri Matahari, Bumi dan Bulan, gerhana dapat terjadi 2 hingga lima kali dalam setahun. Orang yang berada di kutub utara atau selatan cuma bisa melihat gerhana matahari sebagian.
Foto: picture-alliance/ZB/J. Büttner
Berbahaya buat Mata
Gerhana matahari berlangsung antara 5 hingga 12 menit. Selama itu pula mereka yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut harus mengenakan kacamata khusus. Pancaran sinar yang muncul tiba-tiba selama gerhana dapat merusak mata manusia. Sebab itu ilmuwan melarang orang menatap langsung matahari selama gerhana.
Foto: Reuters
Raksasa Kecil di Jagad Raya
Matahari mengandung 99.86% massa yang ada di sistem tata surya kita. Artinya semua planet dan benda langit di sekeliling matahari cuma dibentuk dari 0,14 persen massa. Matahari bergerak dengan kecepatan 220 kilometer per detik ketika mengorbit inti galaksi. Sebab itu butuh waktu 225 hingga 250 juta tahun bagi matahari untuk mengelilingi galaksi Bima Sakti.
Foto: picture-alliance/dpa
Monster Gravitasi
Sangking besarnya, Matahari mampu memuat satu juta benda langit seukuran Bumi di dalamnya. Manusia yang memiliki berat badan 70 Kilogramm di Bumi akan berbobot 1960 kilogramm di permukaan matahari, lantaran gaya gravitasinya yang 28 kali lebih besar. Satu hari di permukaan matahari sama dengan 25,38 hari di permukaan Bumi
Foto: G. Rueter
Menelan Bumi
Matahari adalah bola gas terpanas di tata surya dengan suhu 15 juta derajat Celcius di bagian intinya. 72% gas yang membentuk matahari adalah Hidrogen, sementara 26% adalah Helium. Setiap detik matahari membakar empat juta ton Hidrogen. Ketika cadangan Hidrogen habis, matahari mulai mengolah Helium. Pada saat itu ia akan membesar menjadi raksasa merah dan menelan planet Mercuri, Venus lalu Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Perputaran Kutub
Ilmuwan mengungkap, setiap 11 tahun matahari memutar kutub magnetiknya, sehingga kutub utara menjadi selatan dan sebaliknya. Terakhir perputaran medan magnet matahari terjadi pada akhir 2013 silam. Lantaran massanya yang besar, medan magnet matahari mencapai hingga miliaran kilometer melampaui Pluto.
Foto: picture-alliance/dpa
Jalan Panjang Cahaya
Sinar matahari yang kita rasakan sebenarnya adalah partikel cahaya yang terbentuk melalui reaksi fusi di inti matahari. Namun butuh waktu lama untuk setiap partikel buat mencapai permukaan matahari. NASA menulis, setiap Foton yang dipancarkan matahari berusia antara 100.000 hingga 50 juta tahun. Tapi setelah sampai ke permukaan, cahaya cuma butuh waktu 8 menit dan 20 detik buat sampai ke Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Benturan Berbuah Cahaya
Termasuk jenis cahaya matahari yang paling unik adalah Aurora. Fenomena ini terbentuk akibat partikel bermuatan yang dibawa angin surya, menghantam medan magnetik Bumi. Benturan antara partikel plasma dengan Nitrogen dan Oksigen di atmosfer Bumi inilah yang kemudian melepaskan energi berupa cahaya kehijauan. Aurora juga muncul di planet lain semisal Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptun dan Mars.
Foto: dapd
Mati dan Terlahir Kembali
Matahari terbentuk dari sisa ledakan sebuah bintang raksasa miliaran tahun lalu. Di ujung hidupnya, bintang tersebut mulai memproduksi elemen berat seperti oksigen dan logam yang juga membentuk Bumi. Setelah ledakan, gas yang tersebar berotasi akibat gaya gravitasi dan membentuk bintang baru yang kita sebut matahari. Gambar ini menampilkan tata surya TW Hydrae ketika baru berusia 10 juta tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Wahana ini dinamakan Parker Solar Probe untuk menghormati Prof Eugene Parker, astrofisikawan Amerika berusia 90 tahun yang pada tahun 1958 membuktikan adanya badai matahari. Wahana seharga sekitar 1,5 miliar Dollar AS ini dirancang di laboratorium Johns Hopkins University.
Parker Solar Probe yang akan diluncurkan antara 31 Juli dan 19 Agustus 2018 tidak langsung terbang menuju matahari. Sebelumnya, wahana ini akan terlebih dahulu terbang ke Planet Venus dan mengitari orbitnya sebanyak tujuh kali. Setelah itu, Parker Solar Probe akan melakukan penerbangan pendekatan ke matahari, di antaranya akan memasuki orbit Merkurius.
Misi utama Parker Solar Probe adalah untuk melacak bagaimana energi dan panas bergerak melalui atmosfir terluar matahari yang disebut korona, serta meneliti apa yang mempercepat angin matahari serta partikel energik matahari. Dan dengan data-data pengamatan yang akan didapatkan, diharapkan akan membantu meningkatkan prakiraan peristiwa-peristiwa cuaca di luar angkasa yang dapat mempengaruhi atau berdampak pada Bumi.
Misi Menyibak Misteri Planet Merkurius
Planet Merkurius belum banyak diteliti dan disaput sejumlah misteri. Peluncuran wahana riset BepiColombo diharap bisa lebih banyak mengungkap rahasia planet yang lokasinya terdekat ke matahari itu.
Foto: DLR/ESA
Masih Diliputi Banyak Misteri
Sejauh ini hanya dua wahana antariksa tak berawak yang terbang dekat ke Merkurius. Salah satunya adalah Messenger milik NASA. Wahana penelitian ini mengorbit planet terdekat ke matahari itu sebanyak 4.000 kali sebelum 2015 dijatuhkan secara terprogram ke permukaan Merkurius. Messenger kirimkan lebih dari 250.000 gambar sebelum bahan bakarnya habis.
Foto: picture-alliance/dpa
Malam Amat Panjang
Satu malam di Merkurius setara dengan 176 hari Bumi. Rotasi planet ini membuat matahari hanya terbit 176 hari sekali. Para ilmuwan yang membuat wahana riset juga harus memperhitungkan perbedaan suhu amat tinggi antara siang dan malam. Di malam hari, suhunya bisa mencapai minus 176°C dan siang hari plus 425°C.
Foto: picture-alliance/dpa
Tidak Punya Atmosfir
Suhu di Merkurius siang hari amat panas, tapi tidak sepanas dugaan semula, karena lokasi planet ini terdekat ke Matahari. Di planet tetangganya Venus, suhu jauh lebih panas lagi. Penyebabnya, Merkurius tak punya atmosfir seperti halnya Venus. Karena itu radiasi panas dengan cepat dipantulkan kembali.
Foto: Reuters/NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington
Tidak Stabil dan Eksentrik
Merkurius adalah planet terkecil di dalam tata surya dan lokasinya terdekat ke matahari. Tapi jalur orbitnya tidak stabil dan terus melebar. Penyebabnya, planet terbesar di tata surya, Yupiter terus menariknya dari jalur orbit. Jika ini terus berlangsung, dalam waktu ratusan juta tahun mendatang, Merkurius bisa bertabrakan dengan Bumi.
Foto: picture-alliance/dpa
Mirip Permukaan Bulan
Permukaaan planet ini bopeng-bopeng mirip bulan. Inilah kawah-kawah yang terbentuk di masa purba, saat planet dibombardir hujan asteroid dan meteorit. Beberapa kawah bahkan berdiameter hingga ratusan kilometer.
Foto: NASA, JHU APL, CIW
Perkenalkan BepiColombo
Wahana riset ruang angkasa BepiColombo akan diluncurkan 2018. Ini adalah proyek bersama lembaga antariksa Eropa-ESA dan Jepang JAXA. BepiColombo terdiri dari dua satellit: "Mercury Planetary Orbiter" (MPO) dan "Mercury Magnetospheric Orbiter" (MMO). Wahana dijadwal memasuki orbit Merkurius pada tahun 2024 dan memulai misi risetnya. Penulis: Judith Hartl (as/ap)