NASA Jelajahi Kemungkinan Bulan Jupiter Bisa Dihuni
15 Oktober 2024
Sebuah wahana antariksa NASA, Europa Clipper, telah diluncurkan untuk menjelajahi Europa, salah satu bulan di Jupiter. Ilmuwan menduga ada lautan dalam di bawah lapisan es satelit alami Jupiter tersebut.
Iklan
Sebuah wahana antariksa NASA diluncurkan pada Senin (14/10) dalam misi untuk menjelajahi Europa, salah satu bulan di planet Jupiter, dengan kemungkinan satelit alami planet tersebut memiliki lautan tersembunyi yang luas yang mungkin menyimpan kunci kehidupan.
Wahana antariksa bernama Europa Clipper yang meluncur dengan roket SpaceX Falcon Heavy sesaat setelah siang di Florida itu diperkirakan akan mencapai Europa dalam waktu sekitar lima setengah tahun.
Setelah peluncuran, NASA mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima sinyal dari wahana antariksa tersebut dan bahwa panel surya raksasanya, yang dirancang untuk menangkap cahaya lemah yang mencapai Jupiter, telah terbuka sepenuhnya.
Apakah Europa dapat dihuni?
Misi ini akan membantu NASA mengungkap informasi baru tentang Europa, yang menurut para ilmuwan mungkin memiliki lautan di bawah esnya.
Iklan
"Dengan Europa Clipper, kami tidak mencari kehidupan, tetapi kami mencoba melihat apakah dunia samudra ini bisa dihuni. Itu berarti kami mencari air," kata Gina DiBraccio, pejabat NASA, sebelum peluncuran.
"Kami juga mencari sumber energi dan senyawa kimia yang mendukung kehidupan, sehingga kita bisa memahami seperti apa sebenarnya lingkungan yang dapat dihuni di alam semesta," tambahnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Misi senilai $5,2 miliar (sekitar Rp80,6 triliun) ini hampir tertunda karena NASA baru tahu bahwa beberapa bagian dari Clipper mungkin lebih rentan terhadap radiasi kuat di sekitar Jupiter daripada yang diperkirakan.
Selama misi ini, Clipper akan menghadapi radiasi setara jutaan sinar-X setiap kali terbang melintasi Europa sebanyak 49 kali.
NASA telah mengevaluasi hal ini selama beberapa bulan, dan akhirnya memutuskan bahwa misi bisa tetap berjalan seperti rencana pada September.
Mengapa Kita Mengirim Wahana ke Planet, Bulan, dan Asteroid?
Kita mengirim wahana untuk terbang dari planet ke planet dan bulan ke bulan dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa di antaranya bahkan sudah terbang melampaui tata surya. Namun, mengapa kita melakukannya?
Foto: NASA/New Horizons
Aksi ganda luar angkasa
Sekedar lewat? Itu biasa. Namun, jika dua wahana terbang hanya berbeda sehari? Itu baru spesial! Untuk pertama kalinya di luar angkasa, dua wahana terbang di sekitar Venus pada Agustus lalu. BepiColombo mengarah ke Merkurius dan Solar Orbiter mengarah ke matahari. Mereka tidak akan sampai ke tujuannya tanpa bantuan gravitasi. Sayangnya, mereka tidak saling berpapasan.
Foto: ESA
Gravitasi membantu lajunya pesawat luar angkasa
BepiColombo mengambil gambar Venus ini. Namun, pengambilan gambar tersebut hanya misi sekunder. Wahana itu terbang melewati Venus untuk memperlambat lajunya. BepiColombo harus menyamai “energi orbit”nya dengan energi orbit milik Merkurius, untuk mencapai orbit planet tersebut. Mudahnya, wahana itu melaju ke Venus dan dengan bantuan gravitasi, sama layaknya seperti ketapel antar planet.
Foto: ESA
Perang dingin di Venus
Perang dingin dimulai seiring dengan perlombaan luar angkasa pertama. Rusia merupakan yang pertama mencoba terbang melewati Venus pada 1961, tapi gagal. Mereka merasa terpukul ketika AS mencoba hal yang sama setahun kemudian dan berhasil dengan wahana Mariner 2. Ketika Rusia mengantongi keberhasilan pertama pada 1978, Amerika sudah mencapai Merkurius, Mars, dan Jupiter.
Foto: NASA/JPL
Berpetualang melampaui batas
Meluncur pada 1977, wahana Voyager 1 dan 2 dikirim untuk menjelajah luar tata surya. Setiap wahana membawa piring emas berisikan suara Bumi. Wahana terbang melewati Jupiter, di mana Voyager 1 memfoto bintik merah besar, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Mereka sekarang berada jauh di luar angkasa dan menjadi barang buatan manusia dengan jangkauan terbang terjauh yang pernah ada.
Orang-orang sering membahas bulan yang penuh dengan keajaiban dan cinta. Namun, tahukah kalian kalau Jupiter memiliki 79 bulan? Wahana Voyager 2 menemukan satu diantaranya. Ditemukan juga bahwa Europa, bulan Jupiter, memiliki tanda kehidupan lain selain di Bumi. Tertarik dengan lautan asin Jupiter, NASA ingin mencari tahu lebih lanjut dengan wahana Europa Clippernya.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Hancur dan terbakar dalam kemenangan
Tak kalah dengan Jupiter, Saturnus memiliki 82 bulan. Wahana Cassini merupakan misi kolaborasi Amerika dan Eropa penjelajah Saturnus, menargetkan sekitar 162 target terbang melewati bulan Saturnus, termasuk Titan dan Enceladus. Setelah 13 tahun menjelajah tata surya, Cassini mengambil satu eksplorasi terakhir di Saturnus, mendata hasil observasinya hingga akhir.
Foto: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Hingga ke Pluto
Voyager 1 dan 2 memiliki rekan di ujung tata surya, yakni New Horizon. Setelah mampir ke Jupiter untuk mendapatkan dorongan, wahana itu terbang mengitari Pluto selama enam bulan untuk mempelajarinya lalu berkelana ke Sabuk Kuiper. Pioneer 10 dan 11 adalah wahana lain yang berhasil sampai ke Pluto. Misi ini membantu kita memahami geologi dan kehidupan di luar angkasa.
Foto: NASA/New Horizons
Luar angkasa tak berujung
Masih ada misi terbang lain yang penting, seperti Rosetta, yang melakukan misi terbang lintas Bumi dan Mars, sebelum pergi ke komet Chury, Giotto di komet Halley, Deep Space 1, Deep Impact, Stardust, dan di masa depan Hera, yang akan menjadi wahana pertama yang mencapai sistem asteroid biner, Dydimos. Mengapa? Karena manusia ingin tahu asal usul dan posisinya di alam semesta ini. (mn/hp)
Foto: ESA
8 foto1 | 8
Peluncuran tertunda karena Badai Milton
Peluncuran Europa Clipper sempat tertunda selama beberapa hari karenaBadai Milton yang menghantam Florida. Namun, setelah situasi sedikit membaik, peluncuran berhasil dilakukan pada hari Senin.
"Ini hari yang luar biasa. Kami sangat bersemangat," kata Laurie Leshin, Direktur Jet Propulsion Laboratory (JPL), setelah peluncuran.
Dengan sayap surya yang terbuka, ukuran Clipper kira-kira sebesar lapangan basket.
Wahana yang berbobot sekitar 5.700 kilogram ini diperkirakan akan sampai di Jupiter pada 2030 dan akan mengelilingi planet tersebut setiap 21 hari.
Tiga Bulan Jupiter Bisa Topang Kehidupan?
07:17
Paradigma baru dalam pencarian kehidupan
Jika kita menemukan tanda-tanda kehidupan di salah satu bulan Jupiter, "bayangkan dampaknya ketika kita memperluas temuan ini ke miliaran sistem tata surya lain di galaksi kita," kata Curt Niebur, ilmuwan program Europa Clipper.
"Bahkan tanpa menemukan kehidupan, hanya dengan menemukan apakah Europa bisa dihuni, sudah membuka jalan baru dalam pencarian kehidupan di galaksi ini," katanya.
Clipper akan bekerja bersamaan dengan wahana Juice milik Badan Antariksa Eropa (ESA), yang akan mempelajari dua bulan Jupiter lainnya, yaitu Ganymede dan Callisto.